Proses belajar mengajar yang bermakna hendaknya memperhatikan penerapan variasi model dalam pelaksanaannya. Berkaitan dengan pemilihan
model pembelajaran, Rusman 2012: 1 berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Komponen-komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut
harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya untuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Pembelajaran juga dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman yang bermakna bagi siswa sehingga kualitas belajar siswa dapat meningkat.
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan pembentukan kegiatan belajar mengajar berupa kelompok-kelompok kecil dan didalamnya terdapat kegiatan
aktif melalui diskusi. Slavin 2014: 4 pembelajaran kooperatif merupakan pem- belajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Suprijono 2012: 54 pembelajaran
kooperatif adalah semua jenis kerja kelompok yang didalamnya berisi kegiatan yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Sedangkan menurut
Sanjaya 2011: 242 pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menempatkan siswa secara
berkelompok serta bekerjasama dalam bentuk diskusi untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai
fasilitator yang membimbing dan memimpin diskusi kelompok. 2.1.3
Model Numbered Heads Together
2.1.3.1.
Pengertian Model Numbered Heads Together
Gagasan dasar dari pembelajaran Numbered Heads Together adalah melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut Trianto, 2007: 62. Jadi model Numbered Heads Together metode belajar dengan
cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa Hamdani, 2011: 89.
2.1.3.2. Kelebihan model Numbered Heads Together
Beberapa kelebihan dari model Numbered Heads Together Hamdani, 2011: 90 antara lain:
1 Setiap siswa menjadi siap semua dalam mengikuti pembelajaran.
2 Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3 Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
2.1.3.3. Kelemahan model Numbered Heads Together
1 Kelas cenderung ramai dikarenakan banyak siswa yang ingin menyampaikan
pendapatnya. 2
Siswa dapat tertunjuk oleh guru berulang kali. 3
Terdapat siswa yang tidak tertunjuk oleh guru, sedangkan siswa tersebut kooperatif selama pembelajaran.
2.1.3.4. Solusi model Numbered Heads Together
1 Diperlukan pengelolaan kelas dan perencanaan pembelajaran yang baik oleh
guru. 2
Untuk menghindari tertunjuknya siswa yang sama, guru dapat mencatat nama siswa yang telah tertunjuk.
3 Siswa yang tidak tertunjuk saat pembelajaran, guru dapat menunjuk siswa
tersebut saat pembelajaran berikutnya atau memberi reward diakhir pembelajaran bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran yang dilakukan.
2.1.3.5. Langkah-langkah pembelajaran model Numbered Heads Together
Menurut Hamdani 2011: 90, langkah-langkah model Numbered Heads Together adalah sebagai berikut:
1 Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor. 2
Guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya.
3 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4 Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka. 5
Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain.
6 Kesimpulan.
Dari pengertian, kelebihan, kelemahan, solusi, dan langkah-langkah pembelajaran model Numbered Heads Together dapat kita simpulkan bahwa
pembelajaran dengan model ini menekankan pada siswa untuk bekerja sama dalam diskusi kelompok sehingga dalam pembelajaran ini siswa yang pandai
dapat mengajari siswa yang kurang pandai disetiap kelompok. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk berani mengungkapkan ide-ide atau gagasan
sehingga siswa akan lebih percaya diri dalam berbicara.
2.1.4. Media Visual