Tujuan Belajar Unsur Belajar

sejumlah informasi. Selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Akan lebih baik jika pembelajaran lebih menekankan pada proses membelajarkan bagaimana belajar learning how to learn, dan mengutamakan strategi mendorong serta melancarkan proses belajar siswa. Kecenderungan lainnya adalah membantu siswa agar berkecakapan mencari jawaban atas pertanyaannya. Bukan lagi menyampaikan informasi langsung pada diri siswa. Pembelajaran yang baik juga harus memiliki kondisi iklim belajar yang baik, agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai. Berdasarkan uraian mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu rangkaian proses komunikasi dua arah yang terjadi antar pendidik dan peserta didik, antar peserta didik, bahkan dengan pendidik itu sendiri serta lingkungan belajar agar tercapainya tujuan pembelajaran kearah positif. Belajar dan pembelajaran dilakukan agar dapat mencapai tujuan belajar.

2.1.2. Tujuan Belajar

Tujuan belajar merupakan diskripsi tentang perubahan perilaku yang dinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan belajar telah terjadi, Gerlach dan Ely dalam Anni, 2010:85. Menurut Anni 2010:85 tujuan belajar merupakan harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan menggambarkan perubahan yang dinginkan pada pengajar yakni pernyataan tentang apa yang dinginkan pada siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Benyamin S. Bloom dalam Anni , 2010:86 menyampaikan tujuan belajar mencakup tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu : ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan knowledge, pemahaman komprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, menurut peneliti tujuan belajar dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatan prestasi belajar pada siswa dalam pembelajaran PKn yaitu mengacu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga

2.1.3. Unsur Belajar

Gagne dalam Anni, 2010:84 mengemukakan bahwa belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Peserta didik. Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang kompleks; dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Dalam proses belajar, rangsangan stimulus yang diterima oleh peserta didik diorganisir di dalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus. b. Rangsangan stimulus. Peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungan seseorang. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar peserta didik mampu belajar lebih optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati. c. Memori. Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. d. Respon. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didikan diamati pada akhir proses belajar yang disebut sengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance. Keempat unsur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku tersebut, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.

2.1.4. Kualitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 7 335

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 8 436

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VA SDN SAMPANGAN 02 SEMARANG

0 10 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 4 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Think Pair Share PADA SISWA KELAS VB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

1 8 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 27 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF BERBASIS CD PEMBELAJARAN SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 KOTA SEMARANG

0 11 475

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SUKOREJO 02 SEMARANG

0 14 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 3 269

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN SAMPANGAN 02 KOTA SEMARANG

0 3 276