bawah usus besar. Gejala klinis yang paling sering adalah diare yang bersifat ringan dan self-limited 1-2 minggu pada individu normal tetapi menjadi berat
dan berpanjangan pada individu yang immunocompromised. Diagnosis bergantung pada deteksi oocyst dalam sampel feses. Teknik
konsentrasi feses menggunakan acid-fast stain perlu dilakukan. Antibodi monoclonal akan dapat mendeteksi infeksi ringan dan mikrskop fluorescent
dengan menggunakan stain auramine adalah berguna. Tes ELISA Enzyme-linked immunosorbent assay
kini dapat mendeteksi antigen fecal Brooks, 2004.
2.3.6.2. Cyclospora cayetanesis
Cyclospora cayetanesis merupakan coccidian intraseluler usus yang kecil dan memproduksi dua sporocysts dalam epithelium usus. Infeksi adalah oleh
oocyst, 8-10 µm dalam makanan maupun air. Infeksi campuran dengan cryptosporidium adalah sering.
Patogenesis dan gejala klinis akibat infeksi protozoa ini adalah sama dengan Isospora belli karena digolongkan di bawah family yang sama Brooks,
2004.
2.3.6.3. Isospora belli
Isospora belli merupakan sporozoan usus manusia yang menyebabkan coccidiosis. Banyak spesis sporozoa atau coccidian usus didapati pada hewan dan
menyebabkan penyakit yang penting secara ekonomis pada hewan domestik. Isospora belli merupakan antara beberapa coccidian yang membahagi secara
seksual dalam usus manusia, di mana manusia merupakan host definitif. Biopsi usus pasien dengan isosporosis kronik menunjukkan schizogonik
aseksual dan fase produksi oocyst seksual. Oocyst I. belli berukuran 12-16 µ m dan mempunyai dinding cyst yang asimetris.
I. belli berhabitasi dalam usus kecil. Gejala coccidiosis disebabkan oleh invasi dan multiplikasi parasit di mukosa usus. Oocyst akan dilepaskan ke lumen
traktus intestinal dan dikeluarkan melalui feces. Dalam seminggu setelah tertelan cyst, low grade fever, lassitude, dan malaise diikuti dengan diare ringan dan nyeri
Universitas Sumatera Utara
ringan abdomen. Infeksi ini biasanya bersifat self-limited setelah 1-2 minggu, tetapi diare, penurunan berat badan dan demam akan berlangsung selama 6
minggu sehingga 6 bulan Brooks, 2004.
2.3.6.4. Microsporidia Sp.
Microsporida, yang biasanya disebut Microsporidia, yang berada dalam Filum Microspora, merupakan spora parasit intrasellular dan mempunyai filamen
yang berbentuk spiral serta berpolar supaya sporoplasm tersebut dapat masuk ke sel host. Parasit yand sudah menginvasi ke dalam badan host akan berkembang
menjadi schizont yang berbentuk bulat atau oblong, dengan dua hingga empat atau lebih nuclei yang seterusnya akan menjadi merozoites yang berpisah serta
diikuti dengan proses pembagian kompleks seksual dan aseksual untuk memproduksi lebih spora. Identifikasi sepsis dan genera adalah berdasarkan
morfologi spora, nuclei dan filament yang berbentuk spiral. Trichome-blue stain dapat mendeteksi microsporidia dalam urin, feces, dan specimen nasofaringeal.
Semua kelas vertebra, terutamanya ikan dan banyak invertebra, terutamanya serangga diinfeksi di semua tisu.
Transmisi dilakukan dengan inges spora ke dalam makanan atau air. Transmisi transplasenta adalah biasa. Ada beberapa kasus yang terdapat di
kalangan manusia yang menginfeksi bagian intestinal, optalmik, dan juga pasien AIDS. Microsporidia kini dikenali sebagai satu kumpulan parasit oportunistik,
yang berkemungkinan telah menyebar dengan luas, banyak, dan bersifat nonpatogenik pada pasien yang system imunologi masih utuh tetapi tetap
mengancam pasien yang immunocompromised. Parasit ini selalu didapati bersama dengan infeksi cryptosporidium dalam pasien AIDS Brooks, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Penderita AIDS rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Infeksi oportunistik oleh protozoa
23.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi
Definisi penderita AIDS, harus memenuhi kriteria mengikut definisi yang diberikan oleh CDC, 1993 yaitu penderita HIV dengan limfosit T CD4+ count
200 selµL atau persentase limfosit T CD4+ dari jumlah limfosit 14. Pasien yang dipilih juga haruslah berada pada lingkungan umur 18 hingga 65 tahun.
Definisi oportunistik oleh protozoa adalah pasien yang mengalami infeksi protozoa seperti Cryptosporidium sp., Cyclospora cayetanesis, Isopora belli,
Microsporadia sp., dan lain-lain setelah mengidap penyakit AIDS. Kehadiran protozoa usu perlu dikonfirmasi dengan melakukan uji laboratorium setelah
mendapat sampelfeses dari pasien.
3.2.2. Cara Ukur
Mengambil sampel feces dari pasien AIDS di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
dan dikirim ke laboratorium departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran USU untuk uji laboratorium.
Universitas Sumatera Utara