I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia diperkirakan luas hutan mangrove sangat beragam. Luas mangrove di Indonesia 4,25 juta hektar. Umumnya mangrove dapat ditemukan di
seluruh kepulauan Indonesia. Mangrove tersebar luas, di Irian Jaya sekitar 2,94 juta hektar 38, Kalimantan 978 hektar 28 dan Sumatera 673.300 hektar
Noor et al., 2006. Hutan mangrove dapat diartikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di
daerah pasang surut yang tergenang pada saat air pasang dan tidak tergenang pada saat air surut seperti laguna dan muara sungai dimana tumbuhannya memiliki toleransi
yang tinggi terhadap kadar garam Kusmana et al., 2003. Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera
Utara yang terletak di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Kabupaten Batu Bara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Asahan yang memiliki luas 722,52
km, dengan garis pantai sepanjang 58 km dan berada di atas ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut dpl sangat rentan terkikis hempasan ombak Selat Malaka.
Menurut informasi Dinas Kehutanan setempat, wilayah Pantai Timur secara rata- rata saat ini tidak terjadi abrasi, namun kondisi kasus per kasus di berbagai wilayah
berbeda. Untuk garis Pantai Batu Bara sedikitnya dua titik pantai telah berada pada kondisi kritis, seperti di Pantai Kuala Sipare.
1
Garis pantai kabupaten Batu Bara menurut data adalah 58 km. Dari panjang garis pantai tersebut 420 ha masih merupakan luas hutan mangrove. Menurut data
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Bapedalda Sumut, hutan mangrove di Kabupaten Batu Bara yang tersisa 252 ha.
Hingga kini mangrove di Kabupaten Batu Bara belum diperoleh data tentang keanekaragaman vegetasi maupun potensi karbonnya. Penelitian tentang masalah
tersebut dinilai penting dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini dan upaya pelestarian ke depan.
1.2. Perumusan Masalah
Tekanan terhadap hutan mangrove yang ada di Kabupaten Batu Bara kini sangat meningkat. Hal ini disebabkan Kabupaten Batu Bara menjadi kabupaten baru
sehingga meningkatkan gairah bagi masyarakat lokal maupun penduduk setempat untuk mengalihfungsikan wilayah hutan mangrove menjadi lahan pertanian,
perumahan, pabrik dan tempat wisata. Oleh sebab itu masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut: l. Bagaimana keanekaragaman dan dominansi mangrove di Hutan Mangrove
Kuala Indah Kabupaten Batu Bara? 2. Seberapa besar potensi karbon tersimpan di Hutan Mangrove Kuala Indah
Kabupaten Batu Bara? 3. Bagaimana tingkat kerusakan Hutan Mangrove Kuala Indah Kabupaten Batu
Bara pada saat ini?
1.3. Tujuan Penelitian