4.2. Kerapatan Vegetasi Mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah
Kabupaten Batu Bara
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam luasan tertentu Kusmana, 1997, sedangkan untuk mengetahui tingkat kerusakan mangrove dihitung
dengan menggunakan rumus yang mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang kriteria baku dan pedoman
penentuan kerusakan mangrove Tabel 1. Data kerapatan individuha vegetasi mangrove yang ditemui pada lokasi plot penelitian di Hutan Mangrove Kuala Indah,
Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kerapatan Individu Ha Vegetasi Mangrove yang ditemui pada lokasi plot penelitian di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu
Bara
Kerapatan IndividuHa No
Jenis Pohon
Pancang
1 Heritiera littolaris Dryand.
65 540
2 Excoecaria agallocha L
75 940
3 Calophyllum sp.
115 2040
4 Xylocarpus granatum Koning
45 320
5 Scyphipora hydrophyllaceae Gaertn.
- 200
6 Avicennia alba Blume.
45 200
Jumlah 345
4240
Kerapatan tertinggi pada tingkat pohon adalah jenis Callophyllum sp 115 individuHa sedangkan kerapatan terenah adalah jenis Xylocarpus granatum dan
Avicenia alba 45 individuHa Tabel 3. Pada tingkatan pancang anakan pohon kerapatan tertinggi adalah jenis Calophyllum sp 2040 individuHa sedangkan
kerapatan terendah adalah jenis Scyphipora hydrophyllaceae dan Avicennia alba 200 individuHa. Menurut Wetlands International Indonesia 2006 Calophyllum sp
secara ekologi sangat menyukai habitat bukan rawa yaitu pantai berpasir dengan ketinggian 200 mdpl. Terkadang hidup pada hutan mangrove dan sangat menyukai
habitat transisi, hal ini menyebabkan Calopyllum sp memiliki penyebaran yang sangat luas.
Karakteristik ekologi Calophyllum sp sangat sesuai dengan Topografi Hutan Mangrove Kuala Indah Kabupaten Batu Bara yaitu hutan mangrove dengan tanah
berpasir dengan ketinggian 0 – 100 m dpl. Hal ini menjadikan Callophyllum sp sangat mendominasi di hutan Mangrove Kuala Indah, buah yang berbentuk bulat dan manis
serta beraroma tajam menjadikan Calophyllum sp menjadi makanan yang sangat disukai burung, hal ini berpengaruh pada tingkat penyebaran dan keberhasilan tumbuh
yang tinggi selain itu Calophyllum sp juga disebarkan melalui arus laut. Haryanto 1989 menambahkan Calophyllum sp tidak menyukai substrat gambut atau substrat
berlumpur. Jenis Calophyllum sp adalah jenis yang sering mendominasi di dalam komunitas hutan.
Excoecaria agallocha adalah jenis tertinggi kedua yang mendominasi di Hutan Mangrove Kuala Indah, menurut Wetland International Indonesia 2006 secara
ekologi Excoecaria agallocha sangat membutuhkan masukan air tawar dalam jumlah besar. Umumnya jenis ini ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian daratan
tidak berlumpur terkadang juga tumbuh pada batas tertinggi air pasang. Jenis ini memiliki penyebaran yang luas di wilayah Asia termasuk Indonesia. Kondisi Hutan
Mangrove Kuala Indah yang berpasir mendukung perkembangan jenis ini, selain keadaan lingkungan jenis ini juga memiliki kelenjar nektar yang banyak pada ujung
pinak daun di bawah bunga, kelenjar nektar ini menarik serangga terutama lebah sehingga penyerbukan kerap sekali terjadi sehingga jenis ini hampir mendominasi
pada suatu daerah. Haryanto 1989 menambahkan, bahwa Excoecaria agallocha juga dapat tumbuh pada daerah yang langsung berbatasan dengan laut yang terpengaruh
oleh pasang surut air laut. Namun jenis ini juga ditemui pada daerah yang tidak tergenang air laut, jenis ini memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap pasang surut
air laut. Menurut Wetlands International Indonesia 2006 Xylocarpus granatum sangat
suka hidup pada tanah berlumpur halus dan selalu tergenang pada saat air pasang normal, Scyphipora hydrophyllaceae juga sangat menyukai substrat berlumpur tetapi
tidak menyukai genangan air tawar yang permanent dan menyukai daerah yang kerap tergenang air laut saat pasang sedangkan Avicennia alba menyukai habitat rawa
mangrove, terkadang hidup sebagai pioner pada lokasi pantai yang terlindung. Kebutuhan hidup yang berbeda-beda pada ketiga jenis tersebut mengakibatkan
penyebaran tempat tumbuhnya tidak merata, ketiga jenis tersebut kerap hidup pada masing-masing tipe substratnya hal ini mengakibatkan tingkat kerapatannya rendah
karena tidak dapat tumbuh dengan baik pada substrat bepasir sedangkan daerah Hutan Mangrove Kuala Indah adalah hutan mangrove berpasir walaupun pada beberapa titik
kerap dijumpai daerah berlumpur yang digenangi air secara permanent seperti rawa hutan mangrove.
4.3. Dominansi Vegetasi Mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah,