B. Pada perairan tropis suhu permukaan air laut umumnya berkisar antara 28 - 32
C. Pada perairan dangkal dapat mencapai 32
C dan pada dataran rendah berlumpur lebih dari 32
C. Kisaran salinitas di Kawasan Hutan Mangrove Kuala Indah, kabupaten Sei Suka berkisar antara 10-25
00.
Vegetasi mangrove yang biasanya dijumpai adalah Avicennia marina, Rhizopora apiculata, Bruguera sexangula, Sonneratia alba, Acanthus ilicifolius,
Exoceria agalloca dan Heritiera littolaris. Fauna yang terdapat di ekosistem mangrove merupakan perpaduan antara fauna ekosistem terestrial, peralihan dan
perairan. Fauna terestrial kebanyakan hidup di pohon mangrove sedangkan fauna peralihan dan perairan hidup di batang, akar mangrove dan kolam air. Beberapa fauna
yang umum dijumpai di ekosistem mangrove adalah: 1.
Kuntul Besar Egretta alba, Cangak Laut Ardea sumaterana, Kokokan Laut Butorides sriatus, Kuntul Kecil Egretta garzetta.
2. Ikan Lundu Arius sp, Mujahir Creochomi sp, Ikan Sapu Kaca
Hyposarrcus sp, Sriding Parambassis sp. 3.
Kepiting Schylla serrata, Schylla oceanica. 4.
Kerang Alasmidonta sp, Sphaerium sp, Sinsonichonca sp, Hemistena lata. 5.
Siput Murex sp, Telescopium sp. 6.
Biawak Varanus salvator.
3.3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran kainpita ukur, buku panduan identifikasi, gunting tanaman, sasak kayu alat press, label gantung,
alat ukur faktor fisik lapangan soil tester untuk mengukur pH air, soil pH untuk mengukur pH tanah, lux meter untuk mengukur intensitas cahaya, hygrometer untuk
mengukur kelembaban udara, termometer air raksa untuk mengukur suhu udara, soil termo untuk mengukur suhu tanah, kamera digital, Global Positioning System GPS
Garmin 12 XL, cutter dan label gantung, kantung plastik berukuran 40 x 60 cm. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70,
akuades dan bagian-bagian tumbuhan yang dikoleksi pada plot penelitian.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Di Lapangan
Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode Purposive Sampling yaitu metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Pengambilan
data pada lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuwadrat Kusmana, 1997 yaitu suatu teknik analisis vegetasi dengan menggunakan plot atau
petak contoh yang pada umumnya berbentuk segi empat atau persegi. Kemudian dibuat petak-petak contoh searah vertikal tegak lurus sebanyak 5 garis vertikal dari
garis pantai sebanyak 20 plot dengan plot pengamatan berukuran 10x10 m untuk pohon dengan diameter l0 cm, plot dengan ukuran 5x5 m untuk jenis anakan pohon
pancang dengan diameter 10 cm sketsa petak contoh dapat dilihat pada Gambar 1. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada dan pencatatan seluruh jenis pohon dan
anakan pohon, kemudian diukur diameter batang dan tinggi pohon. Sketsa pengambilan petak contoh dapat dilihat pada Gambar 1.
Setiap jenis mangrove yang ditemukan dikoleksi dan diberi label gantung setelah terlebih dulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian dilakukan pengawetan
spesimen, untuk spesimen kering yaitu spesimen dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan dalam kantung plastik dan diberi alkohol 70. Udara dalam kantong
plastik dikeluarkan kemudian ditutup dengan lakban, sedangkan untuk spesimen basah yaitu spesimen dimasukkan ke dalam toples kaca kemudian diberi alkohol 70 sampai
seluruh bagian spesimen terendam. Selanjutnya dibawa ke laboraturium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas
Sumatera Utara untuk dikeringkan dan diidentifikasi. Untuk mengetahui hubungan lingkungan dengan keanekaragaman vegetasi
mangrove maka dilakukan pengukuran faktor abiotik yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, pH tanah, suhu tanah, intensitas cahaya, pH air dan titik ordinat.
Gambar 1. Pengambilan Petak Contoh
3.4.2. Di Laboraturium
Spesimen yang didapat kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 50-80
C dan selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain:
a. Flora Malaisana, Volume V Steenis, 2006
b. Manual of Mangrove Silvikulture in Indonesia Kusmana et al., 2008
c. Panduan Pengenalan mangrove di Indonesia Noor et al., 2006.
3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Keanekaragaman Vegetasi
Keanekaragaman hayati akan dianalisis secara taksonomi dan ekologi. Analisis Taksonomi dilakukan dengan mendeskripsi dan mentabulasikan setiap jenis vegetasi
yang dijumpai sesuai dengan takson dari tingkatan taksonomi. Analisis Ekologi yang Keterangan :
- Petak contoh 5 m x 5 m untuk anakan
pohon pancang dengan tinggi diatas 1,5 m dengan diameter 10 cm
- Petak contoh 10 m x 10 m untuk
pohon berdiameter 10 cm
Garis Pantai
dilakukan adalah komposisi jenis dan struktur vegetasi. Komposisi jenis dan struktur vegetasi dilakukan dengan menganalisis parameter yang mengacu pada Kusmana
1997 yaitu:
a. Kerapatan
Kerapatan Mutlak KM =
Kerapatan Relatif
KR =
x100 b.
Frekuensi
Frekuensi Mutlak FM =
Frekuensi Relatif FR =
x 100
c. Dominansi
Dominansi Mutlak DM =
Dominansi Relatif DR =
x 100
d. Indeks Nilai Penting
a Untuk tingkat pohon adalah INP = KR + FR + DR
b Untuk tingkat pancang adalah INP = KR + FR
Kerapatan mutlak suatu jenis Jumlah total kerapatan mutlak
Seluruh jenis
Frekuensi suatu jenis Frekuensi total seluruh jenis
Jumlah dominansi suatu jenis Jumlah dominansi seluruh jenis
Jumlah individu suatu jenis Luas Plot contoh Plot pengamatan
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis Jumlah seluruh plot pengamatan
Luas basal area suatu jenis Luas area penelitian
e. Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener