Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran kainpita ukur, buku panduan identifikasi, gunting tanaman, sasak kayu alat press, label gantung,
alat ukur faktor fisik lapangan soil tester untuk mengukur pH air, soil pH untuk mengukur pH tanah, lux meter untuk mengukur intensitas cahaya, hygrometer untuk
mengukur kelembaban udara, termometer air raksa untuk mengukur suhu udara, soil termo untuk mengukur suhu tanah, kamera digital, Global Positioning System GPS
Garmin 12 XL, cutter dan label gantung, kantung plastik berukuran 40 x 60 cm. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70,
akuades dan bagian-bagian tumbuhan yang dikoleksi pada plot penelitian.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Di Lapangan
Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode Purposive Sampling yaitu metode penentuan lokasi penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Pengambilan
data pada lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuwadrat Kusmana, 1997 yaitu suatu teknik analisis vegetasi dengan menggunakan plot atau
petak contoh yang pada umumnya berbentuk segi empat atau persegi. Kemudian dibuat petak-petak contoh searah vertikal tegak lurus sebanyak 5 garis vertikal dari
garis pantai sebanyak 20 plot dengan plot pengamatan berukuran 10x10 m untuk pohon dengan diameter l0 cm, plot dengan ukuran 5x5 m untuk jenis anakan pohon
pancang dengan diameter 10 cm sketsa petak contoh dapat dilihat pada Gambar 1. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada dan pencatatan seluruh jenis pohon dan
anakan pohon, kemudian diukur diameter batang dan tinggi pohon. Sketsa pengambilan petak contoh dapat dilihat pada Gambar 1.
Setiap jenis mangrove yang ditemukan dikoleksi dan diberi label gantung setelah terlebih dulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian dilakukan pengawetan
spesimen, untuk spesimen kering yaitu spesimen dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan dalam kantung plastik dan diberi alkohol 70. Udara dalam kantong
plastik dikeluarkan kemudian ditutup dengan lakban, sedangkan untuk spesimen basah yaitu spesimen dimasukkan ke dalam toples kaca kemudian diberi alkohol 70 sampai
seluruh bagian spesimen terendam. Selanjutnya dibawa ke laboraturium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas
Sumatera Utara untuk dikeringkan dan diidentifikasi. Untuk mengetahui hubungan lingkungan dengan keanekaragaman vegetasi
mangrove maka dilakukan pengukuran faktor abiotik yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, pH tanah, suhu tanah, intensitas cahaya, pH air dan titik ordinat.
Gambar 1. Pengambilan Petak Contoh
3.4.2. Di Laboraturium
Spesimen yang didapat kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 50-80
C dan selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain:
a. Flora Malaisana, Volume V Steenis, 2006
b. Manual of Mangrove Silvikulture in Indonesia Kusmana et al., 2008
c. Panduan Pengenalan mangrove di Indonesia Noor et al., 2006.
3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Keanekaragaman Vegetasi