29
Tabel 2.7 Terapi Antiretroviral Tipe Obat
Contoh Reverse transcriptase inhibitors
aNucleoside analogues NRTI
b Nucleotide analog NtRTI c Nonnucleotide reverse
transcriptase inhibitors NNRTI Zidovudine, stavudine, didanosine,
emtricitabine, lamivudine, abacavir, zalcitabine. Kombinasi: Zidovudine + lamivudine,
zidovudine +lamivudine +abacavir. Tenofovir.
Nevirapine, efavirenz, delavirdine.
Protease inhibitors Saquinavir, indinavir, ritonavir, atazanavir,
saquinavir, nelfinavir, amprenavir, fosamprenavir.
Kombinasi: Lopinavir+ ritonavir. Fusion inhibitor
T20. P. Kumar, 2009
Pengobatan dimulai dengan 2NRTI dikombinasi dengan NNRTI atau PI. Respon efektif ditandai dengan berkurangnya 10 - 100 kali jumlah virus dalam 2 - 4
minggu pertama. Infeksi opportunistik dirawat berdasarkan indikasi P. Kumar, 2009.
2.2.4.7. Gonorrhea GO
Infeksi GO memberikan gambaran asimtomatik sekitar 50 pada perempuan dan 10 pada lelaki. Periode inkubasi adalah selama 2 - 14 hari dengan kebanyakan
gejala timbul di antara hari ke-3 dan ke-4.
Universitas Sumatera Utara
30
Pada pasien laki-laki, sindrom yang tersering ialah urethritis anterior yang menyebabkan disuria danatau sekret pada uretra. Komplikasi bisa menyebabkan
infeksi ascending yang melibatkan epididimis atau prostat yang akan menyebabkan infeksi akut atau kronik.
Pada pasien perempuan, kawasan utama yang terinfeksi ialah kanal endoservik. Gejala yang timbul berupa sekret vagina yang abnormal, nyeri pelvis,
disuria, dan perdarahan intermenstrual. Komplikasi yang dapat terjadi adalah abses kalenjar Bartholin, infertilitas, dan penyebaran infeksi ke daerah anal.
Antibiotik yang diberikan untuk pengobatan ialah pemberian cefixime 400mg per oral dosis tunggal, ceftriaxone 250mg secara intramuskular atau spectinomisin 2g
secara intramuskular. Selain itu bisa juga diberikan amoxisillin 3g secara oral dosis tunggal ditambah dengan probenesid 1g, ciprofloxacin 500mg atau ofloxacin 400mg
pada kawasan yang tingkat resistensinya rendah. Pasangan seksual pasien harus juga diperiksa dan diobati jika perlu P. Kumar, 2009.
2.2.4.8. Human papillomavirus Genital warts
Human papillomavirus HPV dapat menyebabkan kutil di dalam atau di
sekitar vagina, penis atau dubur. Pada pasien perempuan, kutil bisa berada pada tubuh serviks atau vagina sehingga pasien tidak dapat melihatnya atau bisa juga kutil itu
berada di luar tubuh, tetapi mungkin terlalu kecil untuk dilihat. Kutil biasanya tidak
sakit.
Kegagalan pengobatan dan kekambuhan sering terjadi dalam penatalaksanaan kasus HPV ini. Agen lokal, termasuklah ekstrak podohyllin 15-25 solution, 1 – 2
kali per minggu, podopyllotoxin 0,5 solution atau 1,5 krim dan asam trikloroasetat, dikatakan sangat efektif untuk lesi non-keratin. Lesi yang berkeratin
memberikan respon yang baik jika menggunakan terapi fisik seperti cryotherapy, electrocautery, atau ablasi laser. Pasangan seksual juga harus menjalani pemeriksaan
dan terapi jika turut mempunyai gejala. Virus ini bisa menyebabkan karsinoma serviks, oleh karena itu pasangan yang mengalami kutil kelamin harus melakukan
Universitas Sumatera Utara
31
pemeriksaan saringan setiap 3 tahun. Namun wanita usia lanjut disarankan melakukan tes saringan 2 kali setahun.
Beberapa jenis HPV dapat dicegah. Ada vaksin yang dapat mencegah 4 jenis HPV pada wanita muda. Target vaksin ini adalah untuk tipe HPV yang menyebabkan
hingga 70 dari semua kasus kanker serviks dan sekitar 90 dari semua kasus kutil kelamin. Centers for Disease Control and Preventions CDC Advisory Committee
on Immunization Practices ACIP menyarankan anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun untuk menerima vaksin. Vaksin ini juga telah dipersetujui cocok untuk laki-laki
dan perempuan antara usia 9 tahun dan 26 tahun P. Kumar, 2009. 2.2.5. Rekomendasi untuk Tes Saringan IMS
Tabel 2.8 Tes Saringan untuk Pasien Asimptomatik
Pria heteroseksual
Gonorrhoea GC
Klamidia Tes serologi
Kultur uretra atau urin NAATjika
positif, harus diulang jika tidak
ada swab uretra Uretra NAAT
danatau urin NAAT
Sifilis: EIA atau TPPA atau tes kardiolipin dan
TPHA HIV: EIA untuk
antibodivirus hepatitis jika terdapat indikasi
Pria yang melakukan
seks bersama pria
Kultur uretra, rektum dan
orofaring, urin NAAT jika
spesimen uretra tidak diperolehi
Uretra dan urin NAAT
Sifilis: EIA atau TPPA atau tes kardiolipin dan
TPHA Hepatitis B: EIA untuk
HBsAg, HBcAb dan HBsAb
HIV: EIA untuk antibodi HAV, HCV
Universitas Sumatera Utara
32
jika diindikasikan
Perempuan Serviks: dikultur,
urin NAAT Serviks: NAAT
Vagina: tampon yang dilakukan
sendiri atau swab, vulva-introital-
posterior forniks NAAT
Urin: NAAT jika uretra spesimen
tidak diperolehi Sifilis: EIA atau TPPA
atau tes kardiolipin dan TPHA
HIV: EIA untuk antibodi virus Hepatitis
jika diindikasikan
P. Kumar, 2009 Tabel 2.9 Tes Saringan untuk Pasien Simptomatik
Pria sekret genital
Swab uretra: Mikroskopi,
kultur GC, Klamidia
NAAT Urin: Untuk
NAAT bagi Klamidia dan
GC jika swab uretra tidak
diperolehi Swab rektum
dan orofaring untuk GC dan
kultur Klamidia harus
dilakukan jika terdapat
indikasi berdasarkan
riwayat atau gejala klinis
Serologi untuk
Sifilis. HIV: EIA
virus Hepatiits
jika terdapat
indikasi
Perempuan sekret genital
Swab servikal: mikroskopi dan
Urin untuk Klamidia.
Swab vagina: mikroskopi
Serologi untuk
Universitas Sumatera Utara
33
kultur untuk GC dan
Klamidia NAAT
NAAT jika spesimen
servikalvagina tidak diperolehi
dan kultur untuk Candida,
Trikomonas dan bakterial
vaginosis. NAAT untuk
Klamidia dan GC jika tidak
memperolehi apa-apa bahan
spesimen. Swab rektum
dan orofaring untuk kultur
GC dan Klamidia harus
dilakukan jika terdapat
indikasi Sifilis.
HIV: EIA virus
Hepatitis jika tedapat
indikasi
Pemeriksaan tambahan pada
pria dan perempuan
dengan ulkus genital
Bahan dari ulkus:
mikroskopi untuk diagnosis
Sifilis peringkat awal
dark ground microscopy,
Donovanosis, Tes darah
Sifilis: EIA IgM IgG dan TPPA dan tes kardiolipin untuk Sifilis
Herpes simplex virus: IgG dengan tipe-spesifik EIA, Immunoblot atau Western blot.
Tes komplemen fiksasi untuk LGV
Universitas Sumatera Utara
34
chancroid atau teknik PCR
yang ada. Kultur untuk
Herpes simplex virus,
Haemophilus ducreyi
Pemeriksaan lain tergantung pada kondisi klinis. Ini termasuklah: Sitologi serviks
Tes pregnansi Pemeriksaan tinja untuk Giardia, Shigella atau Salmonella bagi mereka yang
mempraktikkan seks oralanal. Swab dan smear dari area subreputial pada pria yang mengalami balanoosthitis
inflamasi pada glans penis dan preputium untuk candidiasis. Urin porsi tengah untuk mikroskopi, kultur dan sensitiviti.
EIA: enzyme immunoassay; LGV: lymphogranuloma venereum, NAAT: nuclei acid amplification test, TPHA: Treponema pallidum haemagglution, TPPA: Treponema
pallidum particle agglutination assay P. Kumar, 2009.
2.2.6. Langkah-langkah Pencegahan IMS