Gaya hidup inaktif. FAKTOR RESIKO A. Faktor resiko turunan

Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079 steroid selama 2 bulan atau lebih perlu dilakukan pemeriksaan densitas mineral tulang karena resikonya tinggi terhadap terjadinya fraktur osteoporotik. Beberapa obat yang dapat menyebabkan rapuhnya tulang adalah hormon kelenjar gondok, obat antikonvulsan, heparin, antasida yang mengandung alumunium, obat kanker, obat TBC, diuretik dan tetrasiklin.

9. Gaya hidup inaktif.

Ada hubungan langsung antara massa otot dan massa tulang. Olahraga seperti lari, naik gunung, beladiri, serta pekerjaan berat yang membangun massa otot dan telah dilakukan sejak muda akan meningkatkan massa tulang menjadi padat. Sebaliknya, tidak pernah berolahraga, sakit berat yang menyebabkan penderitanya harus berbaring di tempat tidur imobilisasi, dan pekerjaan dengan banyak duduk akan menyebabkan otot mengecil dan berkurangnya massa tulang. Pada usia lanjut, imobilisasi yang lama akan menyebabkan timbulnya osteoporosis

V. DIAGNOSIS

Evaluasi klinis terhadap penderita osteoporosis diarahkan pada identifikasi faktor resiko, termasuk gaya hidup, pemeriksaan klinis dan penapisan screening untuk mencari kemungkinan penyebab sekunder kehilangan massa tulang. Anamnesis Beberapa hal yang harus diperhatikan pada anamnesis penderita osteoporosis :

1. Riwayat fraktur akibat trauma minimal, penurunan tinggi badan atau peningkatan

kifosis torakal.

2. Penyakit-penyakit yang dapat menjadi faktor predisposisi osteoporosis :

- Penyakit endokrin, misalnya diabetes mellitus, penyakit tiroid, hiperparatoroidisme, hipogonadisme, menopause dini atau operasi ovarium yang menyebabkan menopause dini. - Penyakit ginjal, misalnya gagal ginjal, riwayat transplantasi ginjal - Penyakit hati, misalnya sirosis bilier primer, transplantasi hati. - Kemungkinan defisiensi vitamin D, terutama pada orang-orang yang jarang terpajan sinar matahari. - Penyakit hematologik, misalnya anemia sideroblastik, thalasemia. - Penyakit saraf, dalam hal ini berbagai obat anti epilepsi, seperti dilantin dan fenobarbital ternyata dapat menurunkan densitas massa tulang. - Penyakit gastrointestinal, misalnya sindroma malabsorpsi, reseksi usus - Penyakit sendi, misalnya arthritis rheumatoid, spondilitis ankilosa

3. Riwayat penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan osteoporosis, seperti

kortikosteroid, obat anti epilepsi, siklosporin, dan lain-lain.

4. Riwayat haid, termasuk umur menarche dan menopause, keteraturan haid,

riwayat kehamilan. 5. Anamnesis gizi, terutama untuk menilai asupan kalsium. 6. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menjadi faktor resiko osteoporosis, seperti merokok, minum alkohol, kurang berolah raga.

7. Riwayat terjatuh dan bagaimana penderita berusaha mengurangi faktor resiko ini.

Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 26 Januari 2009– 28 Februari 2009 108