Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079
esofagitis yang parah. Obat ini dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat mentoleransi alendronate.
Risedronate, merupakan agen bifosfonat terbaru yang lebih
poten dari alendronate dalam mencegah resopsi tulang. Obat ini juga telah disetujui FDA sebagai terapi pencegahan dan pengobatan
osteoporosis post menopause dan osteoporosis akibat terapi glukokortikoid. Agen ini tidak begitu mengiritasi esofagus. Makanan,
kalsium, zat besi, vitamin, mineral, antasida yang mengandung alumunium, magnesium, dan kalsium dapat menghambat absorpsi
risedronate. Oleh karena itu sebaiknya pemberian risedronate sebaiknya pagi hari sebelum makan bersama segelas air putih dan baru boleh makan
atau minum 30 menit sesudahnya.
Penggunaan bisfosfonat selain untuk osteoporosis Osteogenesis imperfekta Pamidronat
Kalsifikasi ekstraskeletal Etidronat Hiperkalsemia akibat keganasan Klodronat, Pamidronat, Zoledronat
2. Selective Estrogen Receptor Modulators SERMs
Akibat efek samping pendarahan vagina dan keganasan terutama kanker payudara, pada wanita yang mendapat terapi sulih hormon dengan
estrogen, maka saat ini dikembangkan senyawa yang aksi kerjanya seperti estrogen tapi hanya pada jaringan tertentu saja, dikenal sebagai
Selective Estrogen Receptor Modulators SERMs. SERMs pertama yang dikenal adalah tamoksifen. Merupakan agonis estrogen di hati, tulang,
dan uterus tapi bekerja sebagai antiestrogen di payudara dan hipotalamus.
Dan yang terbaru adalah raloxifene, agonis estrogen di hati dan
tulang tetapi tidak aktif di endometrium dan sebagai antagonis estrogen di payudara dan otak. Pada wanita post menopause, raloxifene
meningkatkan densitas mineral tulang dan dapat mengurangi resiko fraktur kompresi vertebrae. Pada penelitian terhadap 251 wanita pasca
menopause, ternyata raloksifen dapat menurunkan kadar kolesterol 5- 10 tanpa merangsang endometrium dan menurunkan petanda resorpsi
dan formasi tulang sama dengan estrogen.
Pemberian raloksifen peroral akan diabsorpsi dengan baik dan mengalami metabolisme di hati. Raloksifen akan menyebabkan kecacatan
janin, sehingga tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau berencana untuk hamil.
Dosis raloxifene yang disetujui FDA untuk pencegahan osteoporosis adalah 60 mg per hari. Efek samping yang sering terjadi
adalah hot flushes, peningkatan resiko terjadinya bekuan darah blood clot termasuk trombosis vena dalam dan embolisme paru. Sementara
mastalgia lebih banyak didapatkan pada wanita yang mendapat estrogen.
Efek samping ini biasanya terjadi dalam 4 bulan pertama pengobatan. Pasien dengan terapi ini sebaiknya menghindari imobilitas
lama seperti perjalanan jauh untuk menghindari terjadinya blood clot.
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 26 Januari 2009– 28 Februari 2009
117
Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079
3. Terapi sulih hormon