Terapi sulih hormon PENGELOLAAN

Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079

3. Terapi sulih hormon

Preparat estrogen mempunyai peranan penting dalam mempertahankan integritas tulang dan telah mendapat pengakuan dari FDA untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis. Estrogen akan menekan resorpsi tulang dengan pematangan osteoclast. Sebagai terapi tunggal, dosis minimal estrogen diberikan sebanyak 0,625 mg per hari untuk mempertahankan densitas mineral tulang. Penggunaan estrogen oral dan transdermal akan menekan turnover tulang dan mempertahankan massa tulang. Penggunaan selama 5 tahun dibutuhkan untuk proteksi terhadap fraktur panggul. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi selama 5 tahun atau lebih akan mengurangi resiko semua jenis fraktur sebanyak 60. Penghentian estrogen akan membuat kehilangan massa tulang secara cepat. Sementara wanita yang menerima terapi sulih hormon selama 10 tahun atau lebih akan berkurang resiko fraktur sebanyak 75 dibanding dengan wanita tanpa sulih hormon. Untuk mengurangi resiko kanker endometrium akibat pengunaan estrogen, dianjurkan untuk menggunakan preparat progesteron pada wanita dengan uterus yang utuh. Pilihannya adalah pada progestin derivate 19-noretisteron cth: noretindron yang mempunyai kemampuan meningkatkan massa tulang jika diberikan bersama dengan estrogen. Waktu pemberian paling tepat untuk memulai terapi sulih hormon adalah pada saat menopause dini. Pemberian estrogen yang dimulai pada usia 70-80 tahun tetap memberikan manfaat terhadap tulang. Yang penting adalah sekali pemberian terapi estrogen telah dimulai, pemberian harus tetap untuk jangka panjang bahkan mungkin untuk seumur hidup. Tetap harus dipertimbangkan efek samping kanker payudara sebesar 30, begitu juga dengan efek samping lainnya seperti trombosis vena dalam dan gangguan batu empedu. Terapi pengganti hormonal a. Pada wanita pasca menopause Estrogen terkonyugasi 0,3125-1,25mghari, dikombinasi dengan medroksiprogesteron asetat 2,5-10mghari, setiap hari secara kontinu. Untuk mendeteksi kemungkinan kanker payudara, harus dilakukan mammografi sebelum pemberian terapi hormonal, kemudian diulang setiap tahun.

b. Pada wanita pra-menopause

Estrogen terkonyugasi diberikan pada hari 1 sd 25 siklus haid, sedangkan medroksiprogesteron diberikan pada hari 15 s 25 siklus haid. Kemudian kedua obat tersebut dihentikan pemberiannya pada hari 26 sd 28 siklus haid, sehingga penderita mengalami haid. Hari 29, dianggap sebagai hari 1 siklus berikutnya dan pemberian obat dapat diulang kembali seperti semula.

c. Pada laki-laki

Pada laki-laki yang jelas menderita defisiensi testosteron, dapat dipertimbangkan pemberian testosteron. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 26 Januari 2009– 28 Februari 2009 118 Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079 Terapi Estrogen Alami Cara yang lebih aman untuk mendapatkan tambahan estrogen dari luar adalah dengan mengkonsumsi bahan makanan alami yang mengandung fitoestrogen. Fitoestrogen merupakan senyawa kimia yang berasal dari hormon tumbuhan – fito artinya tumbuhan – yang memiliki struktur kimia menyerupai hormon estrogen pada tubuh manusia. Fitoestrogen berfungsi meningkatkan aktivitas estrogen dalam tubuh. Pada masa perimenopause atau masa menopause di mana kadar estrogen sangat rendah, asupan fitoestrogen mampu berfungsi sebagai estrogen yang melindungi tubuh dari sindrom menopause dan osteoporosis. Berlawanan dengan terapi estrogen, fitoestrogen aman digunakan oleh penderita tumor payudara. Fitoestrogen bahkan diduga keras dapat digunakan untuk terapi kanker. Bentuk utama fitoestrogen adalah lignan dan isoflavonoid. Lignan diubah menjadi komponen yang strukturnya sama dengan estrogen oleh aktivitas bakteri dalam pencernaan. Sedangkan isoflavonoid berperan sebagai estrogen lemah yang berfungsi sebagai antiestrogen yang menghambat estrogen sintetis. Bukti tidak langsung dari keuntungan penggunaan fitoestrogen yang berkaitan dengan metabolisme tulang ditemukan dari penelitian tentang ipriflavone 7-isopro-poxyisoflavone, yang merupakan isoflavone sintetik yang telah terbukti efektif dalam mempertahankan dan mencegah kehilangan massa tulang dengan pemberian dosis 200-600 mghari. Lebih jauh lagi, konsumsi isoflavone dalam dosis tinggi menunjukkan peningkatan yang signifikan pada hasil BMD dan kepadatan vertebrae lumbal, tapi tidak pada tulang-tulang rangka lainnya. Dalam penelitian ini, dosis yang dibutuhkan adalah konsumsi kacang kedelai 40 ghari yang mengandung 225 isoflavonhari. Bagaimanapun juga, hal ini masih sulit untuk diterapkan pada pasien untuk mengkonsumsi 225 mg isoflavonhari dalam bentuk kacang kedelai maupun olahannya. Zat gizi lain yang dapat meningkatkan kadar estrogen pada wanita menopause adalah boron. Menurut studi Human Nutritional Laboratorium USDA, boron dalam dosis 3mghari diyakini dapat menggandakan kadar estrogen dalam tubuh wanita menopause. Selain itu boron juga dapat menurunkan kehilangan kalsium sampai 40 dan meningkatkan kemampuan tubuh memanfaatkan estrogen. Biasanya, makan yang tinggi kandungan boron-nya juga mengandung fitoestrogen. Bahan makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, polong-polongan, kandungan boron-nya lebih tinggi dibandingkan gandum, padi-padian dan produk hewani. Urutan bahan makanan yang mengandung: Lignan Isoflavonoid Boron Kacang kedelai, gandum, bawang putih, biji bunga matahari,asparagus, wortel, beras, ubi jalar, jagung, brokoli, kembang kol, Apel, anggur, bawang putih, brokoli, cabe, kol, kacang kedelai, stroberi, ketimun, tomat, wortel. Stroberi, kol, apel, asparagus, seledri, brokoli, tomat, pir, anggur, ketimun, bawang merah, bayam, wortel, ubi jalar, kacang Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 26 Januari 2009– 28 Februari 2009 119 Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079 bawang merah, pir. kedelai, pisang, mangga, gandum, papaya, jagung, jeruk mandarin, alpukat Sumber: Elaine Magee, 1996 Phytoestrogens main class Phytoestrogens form Phytoestrogens form, found in Isoflavones Genistin glycosides of genistein Daidzin glycosides of daidzein Glycitin glycosides of glycetein Genistein Daidzein Glycetein Equol daidzein metabolit Plants soybean Plants soybean Plants soybean Humans derives from plant phytoestrogens Humans derives from plant phytoestrogens Humans derives from plant phytoestrogens Humans derives from plant phytoestrogens Lignans Matieresinol Secoisolariciresinol Enterodiol Enterolactone Plants Plants Humans derived from plant phytoestrogens Humans derived from plant phytoestrogens Sumber: Wang H, Murphy PA. Isoflavone composition of American and Japanese soybeans in Iowa: effect of variety, crop year, and location. J Agric Food Chem 1994; 42: 1674-7.

4. Kalsitonin