Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079
massa tulang ini ternyata tidak sama diseluruh tulang rangka. Penurunan yang paling cepat terjadi di tulang-tulang metacarpal, collum femoris, dan corpus vertebrae.
Tulang kerangka lainnya juga mengalami proses tersebut, tetapi berlangsung lebih lambat.
Pada osteoporosis, resorpsi tulang meningkat sehingga kepadatan massa tulang menurun. Bila massa tulang yang hilang sedemikian besarnya maka benturan
ringan pun dapat menyebabkan fraktur. Pada osteoporosis, tulang-tulang yang sering mengalami fraktur yaitu ruas vertebrae, proksimal femur dan distal radius.
III. KLASIFIKASI
Menurut pembagiannya, osteoporosis dapat dibedakan atas :
1. osteoporosis primer → etiologi tidak diketahui dan tidak berhubungan
dengan penyakit lain. Dibagi lagi atas : osteoporosis tipe I pasca menopause
osteoporosis tipe II senilis osteoporosis idiopatik, terjadi pada usia muda dengan penyebab yang
tidak diketahui
2. osteoporosis sekunder → bersifat herediter, didapat atau karena gangguan
fisiologis atau penyakit lain antara lain hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, malabsorpsi, keadaan yang berhubungan dengan imobilitas dan lain-lain.
Perbedaan osteoporosis tipe pasca menopause dengan tipe senilis dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tipe Pasca Menopause Tipe Senilis
1. Usia terjadinya tahun 51-75
70 2.Rasio jenis kelamin
W:P 6:1
2:1 3. Hilangnya tulang
Terutama trabekuler Trabekuler dan kortikal
4. Derajat hilang tulang Dengan percepatan
Tanpa percepatan 5. Letak fraktur
Vertebrae dan radius distal Vertebrae dan pinggul
collum femur 6. Penyebab utama
Faktor yang berhubungan dengan menopause
Faktor yang berhubungan dengan proses menua
IV. FAKTOR RESIKO A. Faktor resiko turunan
1. Jenis kelamin perempuan
Perempuan mempunyai resiko 6 kali lebih besar daripada laki-laki untuk terkena osteoporosis primer. Hal ini disebabkan massa tulang puncaknya
yang lebih rendah dan kehilangan massa tulangnya yang lebih cepat setelah menopause.
2. Usia
Semakin lanjut usia seseorang, semakin besar kehilangan massa tulangnya dan semakin besar pula kemungkinan timbulnya osteoporosis.
Di samping itu, semakin tua akan semakin berkurang pula kemampuan
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 26 Januari 2009– 28 Februari 2009
105
Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079
saluran cerna untuk menyerap kalsium. Setiap peningkatan umur 1 dekade akan meningkatkan resiko osteoporosis 1,4-1,8 kali.
3. Ras
Perempuan kulit putih dan asia cenderung berpeluang mengalami osteoporosis.
4. Struktur tulang dan berat tubuh
Orang yang rangka tulangnya kecil cenderung lebih sering mengalami osteoporosis dibandingkan orang yang kerangka tulangnya besar. Bentuk
tulang dan tubuh yang kurus beresiko lebih besar untuk mengalami osteoporosis.
5. Sejarah keluarga dan pribadi
Secara genetik, bila dalam satu keluarga terdapat riwayat osteoporosis, kemungkinan anggota keluarga lain menderita osteoporosis sekitar 60-
80. Kerentanan terhadap patah tulang, mungkin sebagian disebabkan keturunan. Perempuan muda yang ibunya pernah mengalami patah tulang
belakang, peluangnya lebih besar mengalami pengurangan massa tulang. Pengalaman patah tulang pada usia dewasa juga menjadi indikasi
bertambahnya resiko mengalami osteoporosis.
6. Berat badan dan body mass index BMI rendah