Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079
saluran cerna untuk menyerap kalsium. Setiap peningkatan umur 1 dekade akan meningkatkan resiko osteoporosis 1,4-1,8 kali.
3. Ras
Perempuan kulit putih dan asia cenderung berpeluang mengalami osteoporosis.
4. Struktur tulang dan berat tubuh
Orang yang rangka tulangnya kecil cenderung lebih sering mengalami osteoporosis dibandingkan orang yang kerangka tulangnya besar. Bentuk
tulang dan tubuh yang kurus beresiko lebih besar untuk mengalami osteoporosis.
5. Sejarah keluarga dan pribadi
Secara genetik, bila dalam satu keluarga terdapat riwayat osteoporosis, kemungkinan anggota keluarga lain menderita osteoporosis sekitar 60-
80. Kerentanan terhadap patah tulang, mungkin sebagian disebabkan keturunan. Perempuan muda yang ibunya pernah mengalami patah tulang
belakang, peluangnya lebih besar mengalami pengurangan massa tulang. Pengalaman patah tulang pada usia dewasa juga menjadi indikasi
bertambahnya resiko mengalami osteoporosis.
6. Berat badan dan body mass index BMI rendah
Orang kurus lebih mudah terserang osteoporosis daripada orang gemuk.
7. Ruas tulang belakang membelok ke samping scoliosis
Orang yang pernah mengalami patah tulang osteoporosis, sehingga tulang membengkok ke samping atau belakang mempunyai resiko lebih
tinggi mengalami patah tulang lagi. Penyebabnya belum dipahami, namun bisa jadi ini tanda bahwa orang yang pernah mengalami patah
tulang memiliki tulang yang lebih rapuh. Kondisi ini nyata pada wanita yang pernah mengalami patah tulang belakang, resiko patah tulang
meningkat tujuh kali.
B. Faktor resiko lingkungan 1. Kekurangan hormon estrogen.
Estrogen sangat penting untuk menjaga kepadatan massa tulang. Turunnya kadar estrogen bisa terjadi akibat kedua indung telur telah
diangkat atau diradiasi karena kanker, telah menopause, menopause dini atau dalam keadaan hipogonadisme. Kekurangan hormon estrogen akan
mengakibatkan lebih banyak resorpsi tulang daripada pembentukan tulang. Akibatnya, massa tulang yang sudah berkurang karena
bertambahnya usia, akan diperberat lagi dengan berkurangnya hormon estrogen setelah menopause.
2. Kekurangan hormon testosteron.
Kadar testosteron pada laki-laki sangat penting guna mencapai dan menjaga massa tulang yang maksimal. Pubertas yang terlambat pada
laki-laki juga merupakan faktor resiko berkurangnya massa tulang yang cenderung mengakibatkan timbulnya osteoporosis. Biasanya osteoporosis
yang dialami pria terjadi pada usia 60 tahun dan berlangsung lebih lambat daripada perempuan.
Rendahnya kejadian osteoporosis pada pria diduga karena pria dapat mencapai massa tulang puncak yang lebih tinggi dan tingkat kehilangan
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 26 Januari 2009– 28 Februari 2009
106
Osteoporosis Yoko Irawan, S.Ked 406080079
massa tulang kortikal yang lebih rendah. Disamping itu, penurunan massa tulang trabekular pada pria lebih bersifat penipisan daripada
perforasi, sehingga arsitektur tulang masih bisa dipertahankan.
3. Diet ketat untuk menurunkan berat badan sampai menyebabkan terhentinya haid.
4. Menderita penyakit kronis.
Resiko terkena osteoporosis meningkat pada penderita diabetes, hipertiroidisme. Penggunaan obat-obatan tertentu berjangka panjang
seperti penggunaan steroid untuk menangani asma dan arthritis, obat anti kejang juga dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis
5. Makanan yang kurang kalsium dan vitamin D.
Selain dibutuhkan oleh sel tubuh, kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah rapuhnya tulang. Untuk menjaga keseimbangan kalsium darah,
dibutuhkan hormon paratiroid PTH, vitamin D, dan kalsitonin. Yang juga berperan pada metabolisme kalsium di tulang antara lain hormon
estrogen, hormon androgen, kadar kalsium, fosfat, usia. Vitamin D dibutuhkan dalam penyerapan kalsium di usus. Dengan
bertambahnya usia, penyerapan kalsium di usus akan terganggu karena berkurangnya vitamin D dan enzim pencernaan laktase, rendahnya
pengeluaran asam lambung, dan berkurangnya kemampuan usus mengangkut kalsium.
Berkurangnya kadar kalsium darah di usia lanjut akan mengakibatkan naiknya kadar hormon paratiroid sehingga tulang melepaskan kalsium
agar kadar kalsium darah tetap normal. Selanjutnya terjadi proses penipisan massa tulang dan terjadi osteoporosis.
6. Rokok, alkohol, kopi, garam dan minuman ringan.