bahaya, kurang perhatian, emosi yang tidak stabil, mudah gugup dan sebagainya.
2. Fisik pekerja, yang disebabkan : Kelelahan karena harus bekerja lembur, pendengaran yang kurang baik,
pandangan mata yang buruk, kesehatan jantung, mempunyai tekanan darah tingi, tidak memenuhi kualifikasi untuk melakukan pekerjaan kontruksi.
Berdasarkan keterangan dari Suraji 2001, dengan memperhatikan faktor –
faktor penyebab kecelakaan seperti yang disebutkan diatas, kemudian mengeliminasi unsafe act dan unsafe conditions serta mengontrol contributing causes, diharapkan
resiko kecelakaan yang terjadi di proyek kontruksi dapat diminimilisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan dukungan tim manajemen yang kuat serta partisipasi dari
mandor dan pekerja untuk menyukseskan program keselamatan kerja yang telah dibuat.
2.2.2 Jenis – Jenis Kecelakaan
Jenis kecelakaan yang terjadi pada proyek kontruksi bermacam – macam dan
hal tersebut, merupakan dasar dari penggolongan dan pengklasifikasian jenis – jenis
kecelakaan yang terjadi pada pekerjaan kontruksi. Jenis – jenis kecelakaan kerja
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Terbentur struck by
Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga, ditrabrak atau terkena sesuatu yang bergerak atau terkena bahan kimia. Contohnya : terkena
pukulan paku, ditabrak kendaraan, benda asing misalnya material.
Universitas Sumatera Utara
2. Membentur struck against Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak, seara tidak sengaja
terkena ataupun besentuhan dengan beberapa objek atau bahan – bahan kimia.
Contohnya : terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa – pipa.
3. Terperangkap caught in, on, between Contohnya dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki pekerja
tersangkut diantara papan – papan yang patah dilantai. Contoh dari caught on
adalah kecelakaan yang timbul bila laju dari pekerja terkena pagar kawat, caught between seperti kecelakaan bila lengan atau kaki pekerja tersangkut dalam bagian
mesin yang bergerak. 4. Jatuh dari ketinggian fram fall above
Kecelakaan ini terjadi yaitu pada saat pekerja jatuh dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Contohnya jatuh dari tangga atau atap.
5. Jatuh pada ketinggian yang sama fall at ground level Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa tergelincir,
tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya. 6. Pekerjaan yang terlalu berat over-exertion or strain
Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang teralalu berat yang dilakukan pekerja seperti mengangkat, menaikkan, menarik benda dan material yang
dilakukan diluar batas kemampuan. 7. Terkena aliran listrik electrical contact
Contoh dari kecelakaan ini seperti sentuhan anggota badan pekerja dengan alat atau perlengkapan yang mengandung listrik.
Universitas Sumatera Utara
8. Terbakar burn Contoh dari kecelakaan ini seperti bagian dari tubuh pekerja mengalami kontak
dengan percikan, bunga api atau dengan zat kimia yang panas.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional ILO tahun 1962, klasifikasi kecelakaan kerja digolongkan menjadi beberapa klasifikasi, antara lain :
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh c. Tertumbuk atau terkena benda
– benda, terkecuali benda jatuh d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan – gerakan melebihi kemampuan
f. Pengaruh suhu tinggi g. Terkena arus listrik
h. Kontak dengan bahan – bahan berbahaya atau radiasi
i. Jenis – jenis lain, termasuk kecelakaan – kecelakaan yang data – datanya
tidak cukup atau kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut. 2. Klasifikasi menurut penyebab
1. Mesin - Pembangkit tenaga, terkecuali motor
– motor listrik - Mesin penyalur
- Mesin – mesin untuk mengerjakan logam
- Mesin – mesin pengolah kayu
- Mesin – mesin pertanian
- Mesin – mesin pertambangan
- Mesin – mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Alat Angkut dan alat angkat - Mesin angkat dan peralatannya
- Alat angkutan diatas rel - Alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kreta api
- Alat angkutan udara - Alat angkutan air
- Alat angkutan lain 3. Peralatan Lain
- Bejana bertekanan - Dapur pembakar dan pemanas
- Instlasi pendingin - Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat
– alat listrik tangan
- Alat – Alat Listrik
- Alat – alat kerja dan perlengkapannya kecuali alat – alat listrik
- Tangga - Perancah stegger
- Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut 4. Bahan
– Bahan, zat dan radiasi - Bahan
– bahan peledak - Debu, gas, cairan dan zat
– zat kimia terkecuali bahan peledak - Benda
– benda melayang - Radiasi
- Bahan – bahan dan zat – zat lain yang belum termasuk golongan tersebut
5. Lingkungan kerja - Diluar bangunan
- Didalam bangunan - Dibawah tanah
6. Penyebab – penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut atau data
belum memadai.
Universitas Sumatera Utara
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a. Patah tulang
b. Dislokasikeseleo c. Regang ototurat
d. Memar dan luka dalam yang lain e. Amputasi
f. Luka – luka lain
g. Luka dipermukaan h. Gegar atau remuk
i. Lukar bakar j. Keracunan
– keracunan mendadak k. Akibat cuaca dan lain
– lain l. Mati lemas
m. Pengaruh arus listrik n. Pengaruh radiasi
o. Luka – luka yang banyak dan berlainan sifatnya.
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh a. Kepala
b. Leher c. Badan
d. Anggota atas e. Anggota bawah
f. Banyak tempat g. Kelainan umum
h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.
Klasifikasi tersebut yang bersifat jamak adalah pencerminan kenyataan, bahwa kecelakaan akibat jarang sekali disebabkan oleh satu factor, melainkan oleh berbagai
factor. Penggolongan menurut jenis menunjukkan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat sebagai
Universitas Sumatera Utara
penyebab kecelakaan menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga sering dipandang sebagai kunci penyelidikan sebab lebih lanjut. Klasifikasi menurut
penyebab dapat dipakai untuk menggolong – golongkan penyebab menurut kelainan
atau luka – luka akibat kecelakaan atau menurut jenis kecelakaan terjadi yang
diakibatkannya. Keduanya membantu dalam usaha pencegahan kecelakaan, tetapi klasifikasi yang disebut terakhir terutama sangat penting. Penggolongan menurut
jenis dan letak atau kelainan ditubuh berguna bagi penelahaan tentang kecelakaan lebih lanjut dan terperinci.
2.2.2.1 Kecelakaan – kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
1. Peraturan Perundangan, yaitu ketentuan – ketentuan yang diwajibakan mengenai
kondisi – kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan
pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industry, tugas –
tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervise medis, P3K, dan pemeriksaan kesehatan.
2. Standarisasi yaitu penetapan standar – standar resmi, setengah resmi atau tak
resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat – syarat
keselamatan, jenis – jenis peralatan industry tertentu, praktek – praktek
keselamatan, dan hygiene umum atau alat – alat perlindungan diri.
3. Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan – ketentuan
perundang – undangan yang diwajibkan.
4. Penelitian yang bersifat teknik, yang meliputi sifat dan cirri – cirri bahan – bahan
yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengamanan, pengujian alat – alat
perlindungan diri.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Faktor – Faktor Penyebab Kecelakaan