3.  Peralatan dan material 4.  Area pekerjaan
2.3.1 Faktor Manusia
1.  Skill dan pengalaman Skil menurut defenisinya adalah faktor kompetensi dari pekerja secara umum,
berkaitan  dengan  pengetahuan  tentang  cara  kerja  metode  dan  pelaksanaannya serta pengenalan aspek
– aspek pekerjaan secara terperinci sampai hal – hal kecil termasuk  aspek  keselamatan  kerja.  Skill  atau  keahlian  seorang  pekerja,
merupakan  salah  satu  hal  diperlukan  didalam  pelaksanaan  pekerjaan  kontruksi. Skill  seseorang  akan  menentukan  tingkat  pekerjaan  yang  dilakukan  seseorang
pekerja didalam pekerjaan kontruksi. Pengalaman  pekerja  dalam  melakukan  suatu  kegiatan  pekerjaan  kontruksi
pada  prinsipnya,  berkaitan  dengan  pengambilan  keputusan  dalam  melakukan sesuatu  pekerjaan.  Semakin  banyak  pengalaman  seseorang  dalam  bekerja  pada
pekerjaan  kontruksi,  maka  akan  semakin  efektif  hasil  pekerjaan  yang  akan dicapai.  Begitu  pula  dalam  hal  menjaga  keselamatan  jiwanya  didalam  bekerja.
Seorang pekerja yang berpengalaman akan selalu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan  standar  prosedur  pekerjaan  yang  aman,  dikarenakan  oleh  banyaknya
pengetahuan yang telah dimiliki semenjak bekerja dalam pekerjaan kontruksi. Dalam  pelaksanaan  pekerjaan  kontruksi,  diperlukan  sertifikat  kahlian  yang
berkaitan  dengan  suatu  pekerjaan  khususnya  contohnya  seperti  operator  crane yang  memerlukan  keahlian  tertentu  didalam  mengoperasikan  crane.  Selain
pekerjaan yang dilaksanakan berjalan dengan baik, sesuai dengan prosedur, maka
Universitas Sumatera Utara
hal tersebut sudah merupakan langkah – langkah didalam pencegahan kecelakaan
kerja.
Adapun defenisi dari sertifikasi dan sertifikat adalah yaitu : a.  Sertifikasi adalah
1  Proses  penilaian  untuk  mendapatkan  pengakuan  terhadap  klasifikasi  dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha di  bidang  jasa konstruksi
yang berbentuk usaha orang perseorangan atau badan usaha atau 2  Proses penilaian kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan
keahlian  kerja  seseorang  dibidang  jasa  kontruksi  menurut  disiplin  keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau kehalian tertentu.
b.  Sertifikat adalah 1  Tanda  bukti  pengakuan  dalam  penetapan  klasifikasi  dan  kualifikasi  atas
kompetensi  dan  kemampuan  usaha  dibidang  jasa  kontruksi  baik  yang berbentuk orang perseorangan atau badan usah
2  Tanda  bukti  pengakuan  atas  kompetensi  dan  kemampuan  profesi keterampilan  kerja  dan  keahlian  kerja  orang  perseorangan  di  bidang  jasa
kontruksi  menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu.
Dari  hasil  penelitian,  menempatkan  orang  yang  memiliki  keahlian  tertentu  pada pekerjaan  yang  tepat  right  person  on  the  right  job  berarti  seseorang  yang
mempunyai  kemampuan  untuk  melaksanakan  pekerjaan  dengan  pengetahuan, pengalaman, serta skill yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
2.  Human Error Secara  umum  human  error  berkaitan  dengan  kepatuhan  seseorang  dalam
melakukan  pekerjaan  sesuai  dengan  prosedur  yang  berlaku.  Human  error  pada umumnya  terjadi  akibat  kelalaian  dari  pekerja  dalam  melakukan  pekerjaan.    Factor
human error didalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi, dan  membawa dampak  yang fatal terhadap keselamatan kerja. Untuk  itu, dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi
sebaiknya  dilakukan  tingkat  pengawasan  yang  ketat  terhadap  para  pekerja  agar resiko terjadinya kecelakaan bisa diminimalisasi.
Human  error  adalah  tindakan  seseorang  didalam  bekerja  yang  tidak  aman sehingga tidak dapat mengetahui akar permasalahan dari penyebab kecelakaan kerja.
Perilaku tidak aman pekerja dibagi tiga tingkatan : a.  Skill-based-error            : kesalahan yang berhubungan dengan keahlian dan
kebiasaan kerja. b.  Rule-based-error            : kesalahan dalam memenuhi standart dan prosedur
yang berlaku. c.  Knowledge-based-error : kesalahan dalam mengambil keputusan karena
kurangnya pengetahuan
3.  Komunikasi Keampuhan suatu system sampai tingkat tertentu tergantung kepada kualitas
komunikasi yang terjadi diantara pihak – pihak yang terlibat, dalam hal ini hubungan
pekerja  dan  pihak  manajemen  dalam  perhatian  mereka  untuk  mengetahui  kondisi yang  tidak  aman  unsafe  condition  maupun  lingkungan  yang  berbahaya.  Program
Universitas Sumatera Utara
keselamatan  kerja  hendaknya  didukung  oleh  sitem  manajemen  informasi  yang  baik dalam  hal  pengumpulan  atau  penyampaian  informasi,  yang  meliputi  adanya  jalur
komunikasi yang baik dari pihak manajemen kepada para pekerja maupun sebaliknya dari  pekerja  tentang  kondisi  yang  tidak  aman  kepada  pihak  manajemen.  Informasi
terbaru  sangatlah  penting,  terutama  yang  berhubungan  dengan  peraturan  dan prosedur keselamatan kerja yang terbaru, dan keadaan bahaya di lingkungan proyek.
4.  Faktor Usia Menurut  Suma’mur  1981  kewaspadaan  kecelakaan  bertambah  baik  sesuai
dengan  usia,  masa  kerja  di  perusahaan  dan  lamanya  bekerja  ditempat  yang bersangkutan. Tenaga kerja yang baru biasanya belum mengetahui secara mendalam
seluk  beluk  pekerjaan  dan  keselamatanya.  Selain  itu  mereka  sering  mementingkan dahulu selesainya jumlah pekerjaan tertentu yang diberikan kepada mereka, sehingga
keselamatan tidak cukup mendapatkana perhatian. Pada  umumnya  tenaga  kerja  yang  berusia  muda  memiliki  kelebihan  akan
memiliki  otot  tubuh,  penglihatan  dan  pendengaran  yang  berkembang  dengan  baik. Akan tetapi belum memiliki pengendalian emosi dan kemampuan berpikir yang baik.
Akan tetapi belum memiliki pengendalian emosi dan kemampuan berpikir yang baik. Tenaga  kerja  muda  memiliki  pikiran  dengan  tingkat  ego  yang  masih  tinggi  dan
emosional yang masih labil. 5.  Perilaku Buruk bad behaviour
Perilaku  buruk  pada  dasarnya  adalah  perilaku  dasar  dari  perilaku  yang  tidak peduli terhadap keselamatan dirinya. Dalam hal ini berkaitan dengan perilaku buruk
pekerja dalam  menyelesaikan suatu pekerjaan. Contoh dari perilaku  buruk  misalnya
Universitas Sumatera Utara
pekerja  merokok  pada  saat  melakukan  pekerjaan  atas,  sehingga  berisiko  terhadap keselamatan  diri  dari  pekerja  tersebut.  Untuk  mendidik  para  perilaku  buruk  dari
pekerja  sebaiknya  diberikan  arahan  pada  saat  sebelum  memulai  satu  pekerjaan  dan pemberiaan efek jera yaitu sanksi terhadap perilaku pekerja yang dilakukan pada saat
bekerja.
Tabel 2.1 Sub Faktor untuk Skill dan pengalaman No
Deskripsi  Sub Faktor Mean
Impact Weight
1.1
1.1.1 1.1.2
1.1.3
Skill Dan Pengalaman
Tingkat keahliankemampuan dari pekerja Kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh pekerja
Sertifikasi keahlian yang dimiliki oleh pekerja
3.23
3.6 3.5
2.6 0.37
0.36 0.27
1.2
1.2.1
1.2.2
Human Error
Pekerjaan  yang  dilakukan  tidak  sesuai  dengan standarprosedur pekerjaan yang diterapkan
Pekerja yang tidak menggunakanmelengkapi alat –
alat  keselamatan  kerja  dengan  sempurna  Helm Safety dll
3.55
3.6
3.5 0.51
0.49
1.3
1.3.1
1.3.2
Komunikasi
Pekerja  belum  mampu  menerima  perintah  kerja dengan baik.
Koordinasi pelaksanaan pekerjaan dengan berbagai pihak.
3.80
3.7
3.9 0.49
0.51
Universitas Sumatera Utara
1.4
1.4.1 1.4.2
Aspek Usia
Pekerja yang mengalami kecelakaan berusia kurang dari 30 tahun
Pekerja  yang  lebih  muda  kurang  teliti  dalam bekerja
2.85
2.8
2.9 0.49
0.51
1.5
1.5.1
1.5.2
Perilaku Buruk
Pekerja  menyalakan  api  pada  tempat  berbahaya merokok
Pekerja  melakukan  pekerjaan  secara  tidak  serius bermain, bercanda, mengobrol dll
3.85
3.7
4.0 0.48
0.52
2.3.2  Sistem Manejemen