Hubungan antara faktor – faktor penyebab tersebut selanjutnya dapat di analisis
dengan suatu metode root cause seperti ARCTM untuk dapat memahami dan mengetahui factor dominant penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
2.5 Metode Root Cause ARCTM
Kecelakaan kerja yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi, secara umum disebabkan oleh beberapa faktor yang terlibat didalamnya. Untuk mengetahui
faktor – faktor utama penyebab kecelakaan tersebut, maka diperlukan langkah –
langkah untuk mengidentifikasi kejadian kecelakaan secara detil dengan menggunakan suaut metode yang tepat. Salah satunya adalah dengan penggunaan
metode root cause analisis. Analisis root cause adalah suatu tools sederhana yang di desain untuk menolong
investigator kecelakaan untuk menggambarkan apa yang terjadi dalam suatu kecelakaan tertentu, untuk menentukan bagaimana kecelakaan terjadi dan untuk
memahami sebab mengapa kecelakaan tersebut timbul. Analisis root cause memiliki tipe pemodelan yang beragam. Khusus untuk penelitian dalam tugas akhir ini adalah
dengan menggunakan pemodelan ARCTM analisis root cause tracing model. Metode ARCTM analisis root cause tracing model merupakan salah satu
metoda yang tepat untuk membantu untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Pengembangan konsep dari metode ARCTM bertujuan
untuk membentuk
suatu model
yang memudahkan
investigator dalam
mengidentifikasi sebab utama dari kecelakaan. Didalam mengembangkan suatu model prinsip utamanya didasari oleh ide
– ide abstrak, kompleksitas aspek
Universitas Sumatera Utara
keselamatan dan akibat – akibat yang terlihat jelas seperti kelakaan dan luka – luka.
ARCTM mencoba untuk mengarahkan atensi investigator pada hal – hal yang
berhubungan dengan pekerjaan kontruksi pada saat terjadinya peristiwa kecelakaan kerja dan perilaku manusia pelaksana pekerjaan kontruksi
Konsep utama dari ARCTM yaitu bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada umum disebabkan oleh tiga sebab utama :
1. Kegagalan untuk mengindentifikasi kondisi yang tidak aman yang tercipta sebelum aktivitas pekerjaan dimulai atau berkembang setelah aktivitas pekerjaan
dimulai. 2. Memutuskan untuk meneruskan satu aktivitas pekerjaan setelah pekerja
mengidentifikasi satu kondisi tidak aman sudah tercipta. 3. Memutuskan untuk bertindak tidak aman yaitu dengan tanpa menghiraukan
syarat standar lingkungan pekerja. ARCTM dirancang untuk memandu investigator melalui satu rangkaian
pertanyaan yang dapat dijawab untuk dapat mengidentifikasi satu sebab utama mengapa kecelakaan terjadi. Kemudian konsep ini bias dikembangkan didalam
menyelediki bagaimana penyebab utama berkembang. Solusi yang diharapkan dari penyelidikan tersebut, bertujuan agar penyebab utama dari terjadinya kecelakaan
kerja tersebut bias dieliminisir pada pelaksanaan pekerjaan kontruksi yang lain.
Adapun langkah – langkah penggunaan model ARCTM dalam mengidentifikasi
kecelakaan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Menentukan keberadaan satu atau lebih kondisi tidak aman yang mengakibatkan pekerja mengalami kecelakaan kerja sebelum dan sesudah dimulainya
pekerjaan. Jika kecelakaan kerja yang dialami pekerja diakibatkan oleh kondisi yang tidak aman, maka diperlukan penelusuran sebab dari muncul dan
berkembangnya kondisi yang tidak aman didalam area pekerjaan. Sejalan dengan kasus terciptanya kondisi yang tidak aman di dalam pekerjaan kontruksi,
ARCTM mempunyai konsep yang tidak aman tersebut diakibatkan oleh tindakan dari manajemen, tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja, kejadian yang
tidak melibatkan tenaga manusia non-human-related ataupun kondisi tidak aman tersebut terwujud secara alami pada saat pekerjaan kontruksi belum
dilaksanakan misalnya syarat – syarat pre-existing taka man terhadap lokasi
kontruksi.
a. Kebijakan Manajemen menghasilkan kondisi tidak aman: - Investigator harus menentukan mengapa kondisi tak aman tidak dapat
diindentifikasi dan dihilangkan oleh manajemen, dan siapa yang bertanggungjawab untuk beberapa tugas pekerjaan tersebut.
b. Tindakan pekerja atau teman sekerja tidak aman menghasilkan kondisi tidak aman :
- Investigator harus
mampu untuk
menentukan apakah
pekerja mengenalmengetahui prosedur yang benar dalam pelaksanaan pekerjaan.
Jika pekerja tidak mengetahui, maka hal ini bias menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja yang dialami pekerja.
Universitas Sumatera Utara
- Investigator mampu dalam menentukan jika tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja, disebabkan oleh factor social, factor pimpinan
atau tekanan dari manajemen. Jika factor social atau tekanan pimpinan mendorong kearah tindakan tidak aman, maka hal ini bisa menjadi salah
satu penyebab kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Namun jika tekanan manajemen yang mendorong kea rah tindakan tidak aman, makan
yang menjadi masalah adalah mengenai prosedur – prosedur dari
manajemen. - Investigator harus mampu untuk menentukan jika pekerja selalu atau
kadangkala melakukan tindakan tidak aman didalam melakukan pekerjaan. Jika pekerja melakukan hal tersebut, maka diperlukan
penelusuran lebih lanjut mengenai alas an pekerja tersebut melakukan tindakan yang tidak aman.
c. Peristiwa non-human-related atau kondisi tidak aman tersebut sudah terbentuk sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kontruksi dilokasi
area proyek : - Investigator mampu untuk mengetahui kemampuan dari manajemen atau
pekerja untuk mengidentifikasikan suatu peristiwa atau kondisi.
2. Jika pekerja mengalami kecelakaan akibat dari kondisi tidak aman sebelum dan sesudah memulai dimulainya pekerjaan, maka harus ditentukan apakah pekerja
tersebut, telah mengidentifikasi kondisi yang tidak aman tersebut:
Universitas Sumatera Utara
a. Jika pekerja tidak mengidentifikasikan kondisi tidak aman, investigator harus dapat menentukan alas an dibalik kegagalan ini dengan cara menghadapi
kondisi berikut ini : - Investigator harus dapat menentukan jika pekerja membuat asumsi salah
tentang kondisi, maka alasan yang bisa dijadikan parameter adalah ketidakmampuan pekerja untuk mengkaji kindisi akibat dari adanya tugas
yang dianggap baru menurut pekerja, ataupun pengetahuan yang tidak cukup dalam mengidentifikasi kondisi tidak aman terhadap tugas yang
dilaksanakan - Investigator harus mempertimbangkan jika pekerja telah diberitahukan
bahwa kondis pekerjaan adalah aman. Dalam beberapa kasus, investigator harus menentukan yang memberitahukan bahwa kondisi pekerjaan aman
teman kerja atau manajemen, dan mengapa pemberi informasi yakin bahwa kondisi pekerjaan tersebut aman. Jika teman kerja memberi tahu
pekerja dan bergantung pada alas an teman sekerja meyakini bahwa kondisi pekerjaan yang dilakukan adalam aman. Hal tersebut, bisa
menjadi satu masalah, baik dari pelatihan kerja maupun sikap dari pekerja tersebut.
- Investigator pun harus mengetahui jika pekerja tidak mengikuti prosedur – prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan misalnya jika
terdapat tahap pekerjaan yang akan dikerjakan maka pekerja harus memeriksa keselamatan kondisi pekerja tersebut pada saat sedang bekerja
dalam tahapan pekerjaan yang dikerjakan, jika pekerja gagal untuk mengikuti prosedur
– prosedur, investigator harus mengetahui apakah
Universitas Sumatera Utara
pekerja mengetahui prosedur – prosedur tersebut. Jika pekerja tidak
mengetahui, maka hal ini lah yang menjadi permasalahan. - Investigator pun harus juga mengetahui jika pekerja selalu ataupun
kadangkala menggunakan prosedur yang salah dalam melakukan pekerjaan. Jika pekerja melakukan hal tersebut, maka hal ini
menunjukkan adanya masalah dengan prosedur – prosedur manajemen
karena manajemen harus mempunyai standar yang tepat untuk mengoreksi prosedur
– prosedur salah. b. Jika pekerja mengidentifikasikan kondisi tidak aman dan memutuskan untuk
meneruskan aktivitas, maka investigator harus menentukan alas an di balik keputusan salah tersebut dengan cara berikut ini :
- Investigator harus mengetahui alas an pekerja mengambil resiko terhadap pekerjaan yang dikerjakan. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh tekanan
dari factor social, factor pimpinan maupun tekanan dari manajemen. - Investigator harus dapat mengetahui sebab pekerja gagal untuk
mengidentifikasi faktor – faktor pendukung terhadap kondisi area
pekerjaan. - Investigator harus menentukan jika pekerja berpikir dia bisa melakukan
pekerjaan dengan aman. - Investigator juga harus menentukan apakah pekerja mengenal atau
mengetahui prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan. - Investigator harus menentukan asumsi jika pekerja selalu atau adakalanya
meneruskan pekerjaan meskipun telah mengidentifikasi bahwa kondisi tidak aman.
Universitas Sumatera Utara
3. Jika tak ada kondisi tidak aman yang mengakibatkan pekerja mengalami kecelakaan sebelum atau setelah memulai aktivitas, investigator harus
menentukan apakah pekerja bertindak aman atau tidak. a. Jika
tidak ada
tindakan tidak
aman, maka
investigator harus
mempertimbangkan kembali kondisi taka man di sekitar terjadinya kecelakaan.
b. Jika seseorang pekerja bertindak tidak aman, maka investigator harus menentukan alasan di balik tindkan tersebut seperti :
- Investigator harus dapat menentukan jika tindakan tak aman disebabkan oleh tekanan dari faktor social, pimpinan atau tekanan manajemen.
- Investigator harus menentukan apakah pekerja mengetahui prosedur yang benar dalam melakukan pekerjaan.
- Investigator harus menentukan apakah pekerja selalu atau adakalanya bertindak tidak aman dalam melakukan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pikir Penelitian
Metodologi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah dengan cara studi kasus yaitu dengan cara menginvestigasi terhadap kasus terjadinya kecelakaan kerja, bisa
dilakukan dengan cara wawancara dengan pihak – pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan proyek kontruksi. Untuk mendapatkan hasil investigasi yang baik, investigator diharapkan untuk bersikap netral didalam menilai penyebab dari
terjadinya kecelakaan. Selain itu, data yang didapatkan harus mampu menggambarkan kenyataan yang sebenarnya dari kejadian kecelakaan tersebut.
Untuk memudahkan di dalam pekerjaan kontruksi, digunakanlah metode root cause dan influence diagram untuk mengetahui sejauh mau pengaruh kecelakaan
– kecelakaan yang terjadi dengan kerugian
– kerugian yang akan ditanggung oleh kontrator.
Pada bab ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian antara lain :
- Penetapan lokasi penelitian. - Metode penelitian.
- Identifikasi permasalahan dan penetapan tujuan. - Kajian pustaka.
- Pengumpulan data . - Pengolahan data
- Kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara