berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat
berwarna kelabu, putih, bahkan berwarna merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya Anonim, 2009.
Menurut Hardjowigeno 1992 bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan di lapisan bawah, di mana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah
berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi Fe
2+
. Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe
terdapat dalam keadaan oksidasi Fe
3+
misalnya dalam senyawa Fe
2
O
3
hematit yang berwarna merah, atau Fe
2
O
3
.3H
2
O limonit yang berwarna kuning cokelat, sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering,
maka selain berwarna abu-abu daerah yang tereduksi didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk,
sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.
b. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah Badan Pertanahan Nasional dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05
mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran 0.002 mm penggolongan berdasarkan USDA. Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain Anonim, 2009.
Menurut Anonim 2009, tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dan dibagi menjadi beberpa kelompok antara lain; kasar pasir, pasir berlempung,
agak kasar lempung berpasir, lempung berpasir halus, sedang lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu, agak halus lempung liat,
lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, halus liat berpasir, liat berdebu. Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini
tergantung pada teksturnya. Tekstur tanah dapat dibahas dan dikemukakan tentang bahan mineral seperti pasir, debu dan liat dalam susunan tanah yang
penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi. Partikel-partikel tanah yang dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksipartikel tanah,
fraksi tanah ini dapat kasar ataupun halus.
c. Salinitas tanah
Menurut Hutabarat 1984, kadar garam yang terlalu tinggi dalam tanah akan sangat mengganggu penyerapan hara dan lengas tanah, karena menimbulkan
tegangan lengas tanah yang berlebihan. Tegangan lengas tanah sering dinyatakan dalam besaran pF, meningkat karena nilai osmosa larutan tanah yang bertambah
tinggi. Akibat dari peristiwa ini, pengaruh fisika, kadar garam mempunyai
pengaruh kimiawi, salah satunya adalah berhubungan dengan kadar bromium dan sulfat.
Estuarin atau eustaria atau air payau dapat digolongkan sebagai oligo-,meso- atau polyhalin, menurut salinitas rata-ratanya. Salinitas di tempat
tertentu berbeda-beda dalam waktu satu hari, satu minggu dan satu tahun. Kecuali pada eustaria daerah tropika tertentu, keragaman merupakan karakteristik pokok
dan organisme yang hidup pada habitat ini harus memiliki toleransi yang tinggi yaitu euryhalin dan eurythermal Hutabarat, 1984.
2.2.2. Parameter kimia a. Derajat keasaman pH
Derajat keasaman air sangat berperan penting dalam kehidupan ikan. Derajat keasaman yang cocok untuk semua jenis ikan berkisar antara 6,7 - 8,6.
Akan tetapi ada jenis ikan yang hidup pada daerah rawa yang mempunyai ketahanan untuk tetap bertahan hidup pada kisaran pH yang sangat rendah
maupun tinggi yaitu 4 – 9, misalnya ikan sepat siam Sutanto, 1994. Menurut Nuitja dan Syafei 1997, kisaran pH suatu perairan kadang
mengalami fluktuasi atau perubahan yang cukup drastis. Hal ini kurang menguntungkan, sebab akan mempengaruhi kehidupan ikan yang dipelihara.
Fluktuasi atau perubahan pH yang drastis di suatu perairan dapat dicegah apabila perairan tersebut mempunyai sistem buffer yang memadai. Suatu perairan apabila
mengandung mineral karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat, maka pada perairan tersebut akan memilki pH diatas netral bersifat basa dan dapat mencegah
terjadinya penurunan pH secara drastis.
Tanah yang produktif untuk dijadikan tambak adalah tanah yang mempunyai pH netral sampai basa. Tanah demikian kaya akan garam dan nutrien,
yang dapat merangsang pertumbuhan klekap menjadi lebih cepat. Klekap dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mempunyai kiasaran pH antara 6,5 – 7,5
karena pada kisaran demikian unsur hara dan kandungan phosfor mencapai tingkat terbaik untuk pertumbuhan klekap Afrianto dan Liviawati, 1991.
b. Bahan organik