Metode yang digunakan dalam pengukuran oksigen terlarut adalah
mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 250 ml. Menambahkan 1
ml MnSO
4
dan 1 ml NaOH dalam KI alkali yodida, kemudian menutup botol
dan kocok hingga larutan mengendap. Tambahkan 1 ml H
2
SO
4
pekat kemudian
menutup botol BOD, mengocok sampai larutan berwarna kuning. Memasukkan 25 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml. Melakukan titrasi dengan 0,025 N
Na
2
S
2
O
3
hingga larutan berwarna kuning muda. Menambahkan 2 tetes indikator
amilum, apabilaberubah menjadi biru, titrasi melanjutkan dengan 0,025 N Na
2
S
2
O
3
hingga larutan menjadi bening warna biru hilang. membaca skala penurunan titrasi pada spuit suntik kemudian masukkan banyaknya ml titrasi ke
dalam rumus: DO mgl =
c. karbondioksida CO
2
Metode yang digunakan dalam pengukuran CO
2
bebas adalah mengambil sampel air 25 ml dan memasukkan ke tabung Erlenmeyer. Menambahkan 2 tetes
indikator PP, apabila setelah menambahkan indikator PP warna larutan sampel menjadi merah muda, maka karbondioksida adalah 0. Apabila tidak merah muda,
mentitrasi lagi larutan sampel dengan 0,045 N natrium karbonat Na
2
CO
3
hingga berwarna merah muda. Membaca skala banyaknya penurunan titran pada spuit
suntik. Banyaknya ml titran memasukan ke dalam rumus: CO
2
mgl =
d. alkalinitas
Metode yang digunakan dalam pengukuran alkalinitas adalah mengambil
sampel air 50 ml dan memasukkan ke tabung Erlenmeyer. Menambahkan 2 tetes
ml titran x N titran x 8 x 1000 ml sampel
ml titran x N titran x 22 x 1000 ml sampel
indikator PP bila terjadi warna merah muda melanjutkan titrasi dengan 0,025 N HCl hingga warna merah muda hilang, mencatat jumlah HCl yang digunakan A
dan memasukkan ke dalam rumus. Kemudian menambahkan 1-2 tetes indikator
MO, kemudian mentitrasi dengan larutan HCl 0,025 N hingga berwarna merah seulas. Membaca skala penurunan titran pada spuit suntik, banyaknya HCL yang
menggunakan menghitung sebagai nilai B, memasukkan banyaknya ml titran pada rumus:
P parsial =
P total =
e. kesadahan
Metode yang digunakan dalam pengukuran kesadahan adalah mengambil air sampel 10 ml dan mengencerkan sampai 50 ml dengan aquadest. Mambahkan 1-2
ml larutan buffer hingga pH 10 biasanya cukup 1 ml. Tambahkan indikator Chrom black T, hingga warna berubah menjadi ungu violet. Titrasi mempercepat
dengan menggunakan Na-EDTA sampai warna berubah menjadi biru. Apabila warna tidak berubah menjadi biru sebelum 5 menit ada kemungkinan indikator
sudah rusak atau air contoh perlu menambah indikator yaitu 5 g Na
2
S
9
H2O atau 3,7 g Na
2
S
5
HO dalam 100 ml aquadest. Perlu diketahui larutan ini mudah rusak oleh udara sehingga harus menutup rapat-rapat, pemakaian indikator cukup 1 ml
per 25 ml air sampel. Setelah mengetahui jumlah Na-EDTA yang digunakan, lalu memasukkan ke dalam rumus :
Kesadahan = A x 150 mgl Dimana: A = ml Na-EDTA
A+B x N HCl x 50 x 1000
ppm ml sampel
A +
N HCl x 50 x 1000 ppm
ml sampel
3.2.4. Pengukuran parameter biologi air a. produktivitas primer
Metode yang digunakan dalam pengukuran produktivitas primer adalah mengambil air sampel dengan menggunakan 2 botol BOD gelap dan terang.
memasukkan botol tersebut dan merendam selama 4 jam. Mengambil botol setelah 4 jam lalu mengukur oksigen terlarutnya. melakukan penghitungan PP
berdasarkan perbedaan kelarutan oksigen di botol gelap dan botol terang dengan rumus:
PP gCm³jam=
1000 32
12 I
mg Pq
x x
X BG
BT
Keterangan: BT : botol terang
BG : botol gelap X : waktu inkubasi
pq : 1,2
3.2.5. Pengukuran parameter fisika tanah a. warna tanah
Menentukan warna tanah dengan mencatat warna yang ada secara organoleptik.
b. tekstur tanah