Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan, dan
padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah
Jeffries dan Mills, 1996. Menurut Hutabarat dan Evans 2000, kedalaman perairan merupakan
petunjuk keberadaan parameter limnologi pada suatu habitat akuatik tertentu. Organisme membutuhkan cahaya sinar matahari dalam melakukan fotosintesis.
Penyinaran cahaya matahari akan berkurang dengan semakin tingginya kedalaman, itulah sebabnya organisme yang berperan sebagai produsen makanan
utama hanya mampu melakukan fotosistesis pada kedalaman tertentu dimana masih mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang cukup.
Kedalaman yang ideal untuk pemeliharaan atau budidaya ikan adalah 60 – 150 cm. Dasar kolam dan permukaan air yang dalam di suatu kolam, akan
menambah luas ruang gerak ikan. Salah satu pertimbangan dalam menentukan kedalaman suatu kolam, yaitu kemampuan sinar matahari untuk menembus ke
dasar kolam Susanto, 1986.
C. Warna air
Menurut Peavy 1985, warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan bahan anorganik, karena keberadaan plankton, humus, dan ion-ion
logam misalnya besi dan mangan, serta bahan-bahan lain. Keberadaan oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan
menyebabkan air berwarna kecokelatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mgL dan kadar mangan sebanyak 0,05 mgL sudah cukup dapat menimbulkan
warna pada perairan. Warna dapat diamati secara langsung atau diukur berdasarkan skala
platinum kobalt dinyatakan dengan satuan PtCo, dengan membandingkan warna air sampel dan warna standar. Air yang memiliki nilai kekeruhan rendah biasanya
memiliki nilai warna tampak dan warna sesungguhnya yang sama dengan standar. Intesitas warna cenderung meningkatdengan meningkatnya nilai pH
Sawyer dan Mc Carty, 1978. Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna
sesunguhnya true color dan warna tampak apparent color. Warna sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia
terlarut. Penentuan warna dilakukan dengan memisahkan bahan-bahan tersuspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan terlebih dahulu. Warna tampak adalah warna
yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi Effendi, 2003.
D. Bau
Bau air biasanya terdapat pada air normal dan air yang telah diolah. Bau tersebut dapat berupa bau tanah liat, amis, jamuran, klorin atau bau-bauan yang
menyerupai iodoform Winarno, 1986. H
2
S biasa dideteksi dari lumpur dasar yang berwarna hitam dan berbau belerang. Pergantian air dan pengerukan tanah dasar waktu persiapan adalah cara
terbaik untuk menghilangkan H
2
S. Pada konsentrasi oksigen terlarut tinggi H
2
S dioksidasi menjadi H
2
SO
4.
Aerasi sangat membantu terciptanya suasana aerob
didasar perairan. Gas hidrogen sulfida H
2
S dapat cepat larut dalam air. Gas ini menyebabkan bau busuk yang cukup tajam dan sangat beracun bagi ikan. H
2
S merupakan hasil penguraian bahan organik, terutama protein dalam keadaan
anaerob tidak ada oksigen. Gas ini jarang terdapat dalam akuarium atau bak yang teraerasi penuh Hawks, 1978.
Menurut Wardoyo 1983 banyak dari bau yang tidak sedap itu disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor dan juga berasal dari
pembusukan protein serta bahan organik yang terdapat di dalam air. Bau yang paling menyengat adalah bau yang berasal dari hidrogen sulfida. Bau merupakan
faktor yang penting dalam penentuan kondisi air diperkuat pula oleh kenyataan bahwa konsentrasi yang sangat kecil daripada sesuatu zat tertentu dapat ditelusuri
dari baunya
E. Salinitas