Sasaran Nasional Tujuan PENDAHULUAN

3 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887Kpts07.210997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, bahwa Perlindungan Tanaman dilaksanakan dengan pemantauan, pengamatan, dan pengendalian OPT. Penanganan OPT masih belum optimal karena peran, kesadaran dan kemampuan masyarakat masih relatif rendah. Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian, diperlukan bantuan pengendalian oleh pemerintah sebagai stimulan untuk mendorong peran serta dan kesadaran masyarakat dalam mengendalikan OPT tersebut. Karena terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh pemerintah, kegiatan pengendalian OPT dilaksanakan pada pusat-pusat serangan atau areal yang memiliki potensi untuk menjadi sumber serangan. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pada tahun anggaran 2016 Direktorat Jenderal Perkebunan mengalokasikan dana APBN Tugas Pembantuan TP untuk kegiatan pengendalian OPT tanaman tahunan di 15 provinsi; pengendalian OPT tanaman semusim di 12 provinsi; serta pengendalian OPT tanaman rempah dan penyegar di 9 provinsi.

B. Sasaran Nasional

Sasaran kegiatan penanganan OPT tanaman perkebunan pada tahun 2016 berdasarkan 4 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah terkendalinya serangan OPT sehingga dapat mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan.

C. Tujuan

Tujuan kegiatan penanganan OPT tanaman perkebunan adalah memberikan bantuan pengendalian OPT pada pusat-pusat serangan dan mendorong petani untuk melakukan pengendalian secara mandiri agar serangan OPT terkendali dan tidak meluas pada areal tanaman lainnya. D. Pengertian Umum Dalam rangka menyamakan persepsi untuk kegiatan Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tanaman Perkebunan, maka perlu disampaikan beberapa pengertian sebagai berikut : 1. Kelompok Tani adalah kumpulan petanipekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi, lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota yang terdaftar di Badan Koordinasi Penyuluhan. 2. Calon PetaniCalon Lokasi CPCL adalah kelompok tanilokasi yang akan diusulkan 5 menjadi peserta kegiatan yang akan dilaksanakan. 3. Hamparan tanaman adalah luas pertanaman dengan tingkat homogenitas tanaman yang relatif homogen. 4. Sosialisasi adalah penyampaianpenjelasan lebih rinci tentang kegiatan penanganan OPT perkebunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah setempat dan petani. 5. Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT tanaman adalah jenis serangga, tumbuhan gulma, jamurcendawan, bakteri, nematoda, virus, vertebrata dan jasad renik lainnya yang dapat merusak, mengganggu kehidupan tanaman budidaya sehingga menyebabkan berkuranghilangnya produksi dan kualitas hasil tanaman perkebunan. 6. Agens Pengendali Hayati APH adalah setiap organisme yang meliputi spesies, sub spesies, varietas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan fungi, bakteri, virus, mikroplasma serta organisme lainnya dalam semua tahap perkem- bangannya yang dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu, proses produksi, pengolahan hasil pertanian dan berbagai keperluan lainnya. 7. Feromon serangga adalah senyawa yang dihasilkan dari tubuhbadan serangga hama 6 betina atau sintentis yang digunakan untuk menarikmenangkap serangga hama jantan, sehingga perkawinan gagal terjadi. 8. Predator adalah suatu organisme yang makan organisme lain sebagai mangsa, baik tubuhnya lebih kecil maupun lebih besar dari dirinya. 9. Parasitoid adalah suatu serangga parasitik yang hidup di dalam atau pada serangga inang yang tubuhnya lebih besar dan akhirnya membunuh inangnya. 10. Patogen adalah suatu mikroorganisme yang hidup dan makan memarasit pada atau di dalam suatu organisme inang yang lebih besar dan menyebabkan inangnya sakit atau mati. 11. Pestisida Nabati Pesnab adalah pestisida yang dibuat dari bagian tumbuhan yang bersifat racun toxic untuk menghambat membunuh OPT sasaran namun tidak membahayakan lingkungan. 12. Demonstrasi plot Demplot pengendalian OPT, yaitu model percontohan pengendalian OPT perkebunan dengan luas areal 1-5 hektar. 13. Demonstrasi farm Demfarm yaitu model percontohan pengendalian OPT pada lahan usahatani perkebunan dengan luas areal 7 lebih dari 5 hektar sampai dengan 25 hektar. 14. Tanaman perangkap adalah jenis tanaman yang digunakan untuk mengalihkan seranganmemerangkap OPT dari tanaman inangnya. 15. Lapon adalah sejenis perangkap babi hutan dalam bentuk jaring jerat yang dipasang pada tempat-tempat yang berpotensi dilewati babi hutan. 16. Pengamatan adalah kegiatan perhitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi dan tingkat serangan OPT dan faktor-faktor iklim yang mempengaruhinya pada waktu dan tempat tertentu. 17. Pemantauan adalah kegiatan mengamati dan mengawasi populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor-faktor yang mempe- ngaruhinya secara berkala pada tempat tertentu. 18. Pengendalian Hama Terpadu PHT adalah pengendalian OPT dengan cara menggabungkan berbagai tindakan pengendalian yang kompatibel untuk menjaga agar populasi OPT tetap berada dibawah ambang kerusakan ekonomi dengan memperhatikan hubungan antara dinamika populasi OPT dan lingkungannya. 8 19. Luas serangan adalah luas tanaman yang mengalami kerusakan akibat gangguan serangan OPT yang dinyatakan dalam hektar. 20. Luas pengendalian adalah luas tanaman terserang yang dapat dikendalikan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian. 21. Sanitasi adalah tindakan membersihkan tanaman atau bagian tanaman terserang OPT, sehingga tidak menjadi sumber serangan. 22. Eradikasi adalah tindakan memusnahkan tanaman atau bagian tanaman terserang OPT, sehingga tidak menjadi sumber serangan. 23. Eksplosi adalah tingkat populasi hama sangat tinggi yang terjadi secara mendadak dan singkat akibat hampir tidak adanya faktor penghambat. 24. Insentif adalah honor yang diberikan kepada petugas pelaksana kegiatan pengendalian OPT dalam melaksanakan pengamatan dan pengendalian OPT serta pembinaan kepada petani di lapangan. 9

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN