35
C. Lokasi, Jenis dan Volume
1. Lokasi a. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan
Tanaman Semusim dan Rempah, dan Tanaman Tahunan dan Penyegar
1 Pengendalian OPT Tebu Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman tebu seluas 2424 ha di 10 Provinsi 26 Kabupaten. Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 5, 6, 7, dan 8.
2 Pengendalian OPT Tembakau Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman tembakau seluas 300 ha di 4 Provinsi 4 kabupaten. Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 9 .
3 Pengendalian OPT Kakao Kegiatan pengendalian OPT pada
kakao seluas 4500 ha di 9 provinsi 20 kabupaten.
Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 10.
4 Pengendalian OPT Kelapa Kegiatan pengendalian OPT pada
tanaman kelapa seluas 3400 ha di 9 Provinsi 23 Kabupaten. Data rincian
lokasi disajikan pada
Lampiran 11.
36 5 Pengendalian OPT Karet
Kegiatan pengendalian OPT pada tanaman karet seluas 725 ha di 6
provinsi 7 kabupaten. Data rincian lokasi disajikan pada
Lampiran 12.
b. Demfarm Pengendalian OPT Perkebunan 1 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman
Kakao PBK Kegiatan demfarm pengendalian OPT
kakao seluas 10 ha di Provinsi Bali 1 kabupaten.
Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 13.
2 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman Tebu Uret
Kegiatan demfarm pengendalian OPT tebu seluas 5 ha di Provinsi DIY
Kabupaten Sleman. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran 14.
3 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman Tebu Penggerek Tanaman
Kegiatan demfarm pengendalian OPT tebu seluas 5 ha di Provinsi Jawa
Tengah Kabupaten Jepara. Data rincian lokasi disajikan pada Lampiran
15.
37 4 Demfarm Pengendalian OPT Tanaman
Karet JAP Kegiatan demfarm pengendalian OPT
karet seluas 50 ha di 4 Provinsi 5 kabupaten.
Data rincian
lokasi disajikan pada Lampiran 16.
c. Demplot Pengendalian OPT Perkebunan Kegiatan Demplot Pengendalian OPT
Nilam seluas 40 Ha di 4 Provinsi 5 kabupaten. Data rincian lokasi disajikan
pada Lampiran 17.
2. Jenis dan Volume Kegiatan a. Komponen biaya kegiatan pengendalian
OPT tanaman perkebunan meliputi : Upahhonor pengendalian, sosialisasi,
pengadaan bahan,
pengadaan alat,
pembinaan, monitoring dan evaluasi serta konsultasi.
b. Komponen biaya
kegiatan Demfarm
pengendalian OPT tanaman perkebunan meliputi :
Upahhonor pengendalian,
sosialisasi, pengadaan
bahan, pengadaan
alat, pembinaan, monitoring dan evaluasi serta
konsultasi.
38 c. Komponen
biaya kegiatan
Demplot pengendalian OPT tanaman perkebunan
meliputi : Upahhonor
pengendalian, sosialisasi,
pengadaan bahan,
pengadaan alat,
pembinaan, monitoring dan evaluasi serta konsultasi.
Rincian Jenis
dan Komponen
Pengendaliandemfarm dan demplot OPT tanaman
perkebunan disajikan
pada
Lampiran 18-26. D.
Simpul Kritis
1. Simpul Kritis Pengendalian OPT, Demfarm dan Demplot Pengendalian OPT Tanaman
Perkebunan sebagai berikut : a. Penetapan SK pelaksana kegiatan
terlambat, sehingga
pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu sesuai
target. SK
pelaksana kegiatan
ditetapkan paling lambat seminggu setelah diterimanya Pedoman Teknis.
b. Terlambatnya pengusulan
revisi, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak
tepat waktu sesuai target. Penelaahan dan usulan revisi agar dilakukan sejak
awal setelah diterimanya Pedoman Teknis, paling lambat bulan Februari
2016.
39 c. Terlambatnya penyusunan juklak dan
juknis, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan target yang telah
ditetapkan. Dinas
agar segera
menyusun juknisjuklak paling lambat dua minggu setelah diterimanya
Pedoman Teknis.
d. Penetapan CPCL
tidak akurat
sehingga terjadi revisi CPCL atau tetap dilaksanakan pada CPCL yang
tidak tepat
yang mengakibatkan
pelaksanaan pengendalian terlambat tidak
tepat sasaran.
Verifikasi penetapan CPCL dilakukan secara
bersama antara dinas provinsi dengan dinas kabupaten sebelum pengusulan
kegiatan.
e. Terlambatnya pengadaan bahan dan
alat pengendalian
akibat proses
lelangpengadaan sehingga aplikasi tidak tepat waktu. Lelangpengadaan
bahan pengendalian dilakukan paling lambat bulan Februari 2016 dan
penyediaan
bahan pengendalian
disesuaikan dengan spesifikasi teknis pelaksanaan aplikasi di lapangan.
40
IV. PENGADAAN BARANG