23
12 Penyakit Jamur Akar Putih JAP pada Karet Eradikasi
tanaman terserang
membongkar dan memusnahkan tanaman yang terserang.
Mengumpulkan dan memusnahkan sisa- sisa
tanaman serta
melakukan pengendalian gulma.
Aplikasi fungisida dengan bahan aktif antara lain triadimefon, triadimenol,
hexaconazol, atau siproconazol dengan dosis 1 lthektar.
Aplikasi APH atau pupuk hayati berbahan aktif Trichoderma sp. pada tanaman
terserang ringan dan sehat pencegahan dan
pada bekas
tanaman yang
dieradikasi. Aplikasi APH atau pupuk hayati berbahan
aktif Trichoderma sp. dilakukan setelah aplikasi fungisida kimia, dengan jarak
waktu sekitar 2 bulan. Aplikasi jamur Trichoderma sp. dilakukan bersamaan
dengan pemupukan pupuk organik.
Rincian spesifikasi teknis, cara dan waktu penggunaan APH, dan sex feromon disajikan
pada lampiran 1, 2 dan 3.
b. Demfarm Pengendalian OPT
1 Demfarm Pengendalian Hama PBK pada Tanaman Kakao
24
a Pemangkasan dan sanitasi. b Pemupukan dengan menggunakan pupuk
organik setara pupuk kandang. c Pemasangan sex feromon.
2 Demfarm Pengendalian Hama Uret Pada Tebu
a Pengambilan, pengumpulan
dan pemusnahan uret bersamaan dengan
pengolahan tanah. b Aplikasi pupuk organik dicampur dengan
APH jamur Metarhizium sp. nematoda enthomopatogen NEP sebelum tanam,
atau pada saat pembuatan juringan.
c Pemasangan perangkap
lampu perangkaptrap
barrierjaring pe-
rangkap untuk imago. 3 Demfarm
Pengendalian Penggerek
BatangPucuk Tebu
Chilo sacchariphagusSchirpophaga sp.
a Pemasangan sex feromon berbahan aktif octadekenil
asetat :
100 untuk
penggerek batang dan Hexsadsenal 100 untuk penggerek pucuk.
b Pemasangan feromon
sebanyak 10
sethaaplikasi. Penggantian feromon dilakukan setiap 3 bulan sekali.
25
4 Demfarm JAP Karet a Eradikasi
tanaman terserang
mem- bongkar dan memusnahkan tanaman yang
terserang. b Mengumpulkan dan memusnahkan sisa-
sisa tanaman serta melakukan pengen- dalian gulma.
c Aplikasi fungisida berbahan aktif antara lain triadimefontriadimenol dengan
dosis 1 lthektar. d Aplikasi APH jamur Trichoderma sp. pada
tanaman terserang ringan dan sehat pencegahan dan pada bekas tanaman
yang dieradikasi dengan dosis 15 kgha.
e Aplikasi jamur Trichoderma sp. dilakukan setelah aplikasi fungisida kimia, dengan
jarak waktu sekitar 2 bulan. Aplikasi jamur
Trichoderma sp.
dilakukan bersamaan dengan pemupukan pupuk
organik. Rincian spesifikasi teknis, cara dan waktu
penggunaan APH golongan jamur dan golongan nematoda, parasitoid dan sex feromon
disajikan pada lampiran 1,2 dan 3.
c. Demplot Pengendalian OPT
Demplot Pengendalian OPT Nilam Budok, Nematoda, UlatKutu Daun dll.
26
a Penggunaan pestisida nabati bubuk biji nimba, dosis 5 kghaaplikasi. Aplikasi
dilakukan 3 kali dengan interval 2 minggu, di mulai dari tanaman umur 2 minggu.
b Penggunaan APH Beauveria bassiana dengan dosis 0.5 kghaaplikasi. Aplikasi dilakukan
4 kali dengan interval 2 minggu sekali. c Penggunaan bubur bordo dengan dosis 1
kgha, diaplikasikan
seminggu setelah
tanam. d Aplikasi pupuk kandang 1500kgha aplikasi
atau bahan organik yang setara. Rincian
cara pembuatan
bubur bordo
disajikan pada Lampiran 4.
27
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A.
Ruang Lingkup
1. Pengendalian OPT a. Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan