salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan proses pembelajaran selain membuat variasi aktivitas kelas. Menurut peta pikiran juga bermanfaat untuk
membuat literatur reviu yang dapat mengidentifikasi keseluruhan isi literatur, membaca keseluruhan materi yang ada, menuliskan semua ide-ide dan
menambahkan kalimat, menghubungkan antara berbagai ide dan mengorganisasikan konsep dari literatur. Dalam penelitian untuk membuat perencanaan penelitian,
penyusunan proposal, metodologi dan analisis hasil penelitian dapat menggunakan peta pikiran Reid, 2006; Heinrich, 2001, Crowe, 2011.
Peta pikiran dapat digunakan sebagai panduan mengajar, supervisi aktifitas pembelajaran, diagram untuk menganalisis data kualitatif. Peta pikiran mudah
digunakan, metode yang alami dan tidak membutuhkan waktu Kern et al., 2003. Penggunaan peta pikiran ini sudah diusulkan sebagai inovasi strategi belajar pada
kurikulum keperawatan dan sudah diterima secara positif oleh pengajar. Peta pikiran banyak digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan pendidikan, bisnis, akutansi,
penelitian, proyek, rapat, kedokteran, keperawatan. Pada pendidikan keperawatan dan kebidanan peta pikiran digunakan sebagai pengumpulan data, evaluasi data
pasien, data pemeriksaan fisik, diagnosis, hasil laboratorium, pengobatan dan interaksi dengan pasien. Pada sekolah kebidanan peta pikiran banyak digunakan
sebagai cara mencatat, ujian, penugasan, penelitian, praktek klinis dan rencana dan akan dipakai sebagai salah satu alat penilaian Kern et al., 2003;
Noonan, 2012; Bharathi Kumar, 2003
; Mueller et al., 2002; Crowe Sheppard, 2012 . Peta pikiran dalam kelompok juga dapat meningkatan pemahaman dan
integrasi pembelajaran, hasilnya akan sama jika mahasiswa melakukan diskusi dengan anggota kelompok serta dalam kelompok dapat membagi ide dan informasi,
memperbaiki peta pikiran yang sudah dibuat dan peta pikiran yang dihasilkan lebih banyak. Peta pikiran dibuat dengan kelompok efektifitasnya hampir sama dengan
peta pikiran yang dibuat sendiri Buzan Buzan, 1993. Peta pikiran dengan kelompok merupakan hal menyenangkan, anggota kelompok mampu memecahkan
masalah bersama-sama sehingga mampu membangun kerjasama antara anggota kelompok.
c. Peta pikiran sebagai alat pencatat note taking
16
Sebelum membahas peta pikiran sebagai alat pencatat sebaiknya kita
definisikan terlebih dahulu perbedaan istilah note making dan note taking. Note
making adalah menuliskan atau mencatat hasil dari pikiran atau ide kita sendiri. Note taking adalah mencatat atau menuliskan kembali ide dari orang lain misalnya
kuliah, video, media, drama dan presentasi sesorang. Note making mencatat pikiran sendiri merupakan brainstorming dari pikiran kita misalnya kita gunakan dalam
perencanaan. Note taking sebaiknya memasukan ide dari penulis sendiri Buzan Buzan, 1993.
Peta pikiran sebagai note taking diusulkan oleh Buzan, note taking dengan peta pikiran lebih efektif dari pada note taking secara tradisional. Waktu yang
dibutuhan lebih sedikit, menyimpulkan lebih banyak konsep dalam satu halaman, menurut Buzan 1993 kesimpulan yang bisa dibuat dengan peta pikiran bisa 10-
1000 halaman. Konsentrasi menjadi meningkat terhadap suatu kasus karena adanya konsep atau isu sentral. Adanya kata kunci dapat meningkatkan ingatan yang mudah
untuk diingat. Hubungan antara kata kunci satu dan lainnya terlihat jelas. Peta pikiran sesuai dengan girus-girus alami otak, non linear sehingga mudah untuk
diingat. Mencatat dengan peta pikiran, informasi dan pengetahuan dari yang dibaca akan meningkatkan pemahaman secara komprehensif teks yang dibaca.
Menurut Buzan fungsi peta pikiran sebagai note taking adalah a. Mnemonic berkenaan dengan ingatan mampu meningkatakan ingatan
b. Analisis dengan mencatat. Dengan analisis kita dapat menentukan hubungan antara informasi, pada saat ini otak kita melakukan analisis terhadap informasi
yang didapat baik melalui kuliah, presentasi atau informasi tertulis lainnya. c. Kreatif. Pada saat membuat peta pikiran otak kita sebenarnya membuat suatu
kreativitas membuat gambar, warna dan asosiasi. Warna berfungsi menstimulasi otak, meningkatkan memori visual dan membuat kita berpikir aktif dan kreatif
Buzan, 2007 d. Konversasional. Pada saat mencatat dari perkuliahan kita sebenarnya
mengadakan interaksi antar pikiran dan sumber informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Farrand et al. 2002, D’Anthoni et al.
2009, Aydin Balim
2009, Wickramasinghe et al. 2007 adalah penelitian untuk melihat efektifitas peta pikiran sebagai note taking. Semuanya menyarankan
peta pikiran dapat digunakan sebagai strategi belajar untuk mahasiswa walaupun hasil yang didapat tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikannya mungkin
17
disebabkan oleh belum terampilnya mahasiswa dalam membuat peta pikiran karena peta pikiran baru diajarkan 30 menit sebelum latihan mencatat. Seperti yang
diusulkan oleh Dreyfus tentang pencapaian atau kompetensi skills acquisition dari suatu keterampilan. Terdapat empat tahap seorang tersebut dinyatakan master
terhadap suatu keterampilan. Tingkatan pertama novice yaitu seseorang baru melakukan keterampilan tersebut. Kedua yaitu advance beginer yaitu sudah mulai
berkembang. Ketiga kompeten yaitu sudah menyadari dan mengikuti standar. Ketiga adalah ahli dan keempat adalah expert. Tetapi dalam peta pikiran Buzan hanya
membagi atas tiga tingkatan yaitu novice, intermediate dan advance.
d.Pembuatan peta pikiran