Pengajaran di kelompok dan majelis-majelis sastera Pendidikan Tingkat Tinggi

8. Pengajaran di Darul Hikmah dan Darul Ilmi Darul Hikmah dan Darul Ilmu itu merupakan Universitas dimana terdapat ruangan-ruangan untuk perpustakaan, di mana terdapat banyak ulama dan sarjana- sarjana berkumpul untuk membaca dan memberi petunjuk pula kepada para mahasiswa-mahasiswa yang berkunjung ke sana mengenai referensi mengenai bidang- bidang ilmu pengetahuan dan mata pelajaran ataupun karena mengadakan research untuk memperdalam ilmunya yaitu suatu system untuk belajar sendiri dan berfikir secara bebas. Kesimpulan sejarah Darul Hikmah di Baghdad itu adalah bahwa ia merupakan Universitas atau institute tinggi buat spesialisasi di mana terdapat pula perpustakaan untuk dibaca dan disalin. Gedung-gedung seperti ini tidak terdapat di semua Negara Islam, tapi yang ada hanya di Mesir, Irak dan Persia.

E. Pengajaran di kelompok dan majelis-majelis sastera

Sasterawan wanita Islam mengadakan pula pertemuan-pertemuan khusus guna mempelajari sastera dan syair atau sajak. Dan melakukan pula kritik-kritik sastera serta berbalasan pantun sesame mereka. Di antaranya terdapat nama Sayyidah Sakinah dan Walladah binti Khalifah Al Mustakfi. Penyair Al Muhanabbi, mendeklamasikan pula sajak-sajak hasil karyanya di istana. Saifuddaulah Al Hamdan, yaitu setelah arus kesusasteraan Arab ibukota kerajaan Hamdaniyah. Dalam kerajaannya yang tidak begitu luas itu, di berbagai bidang. Salah satu faktor yang menyebabkan para ahli sastera dan ulama-ulama berhubungan dengan beliau ialah karena kerendahan hati dan kebaikan budinya yang luar biasa. Khalifah kemudian bertanya kepada orang itu : Apakah tuan tahu tentang syair atau sajak? Ia menjawab : Tanyalah apa yang paduka kehendaki, maka dijawab oleh Khalifah Abdul Malik : Syair apa yang terkenal pada orang Arab tentang pujian? Dijawab olehnya. Syair Jarir yang berbunyi : , حار نوطب نيملاعلا ىدناو اياطملا بكر نم ريخ متسلا Engkau adalah pengendara kuda yang paling baik, engkau adalah yang paling pemurah di dunia ini. Di istana-istana Mesir, khususnya sejak timbulnya kerajaan Tolouniyah, muncullah balai-balai kebudayaan, sedang pelajaran-pelajaran juga diberikan di istana amir-amir, menteri-menteri dan di rumah-rumah para ulama dan sarjana. Di istana Al Akhshid, setiap sore diadakan pembahasan-pembahasan di bidang sejarah. Begitu pula Al Fatimiyah di Mesir, mereka mengadakan pula persidangan- persidangan ilmiah dari waktu ke waktu secara berkala. Tulang punggung dari persidangan-persidangan ini ialah mahaguru-mahaguru dari Baitul Hikmah Darul 9 Hikmah yang telah digolongkan dan dibagi-bagi menurut jurusan keahlian dan subyek-subyek pengetahuan mereka.

F. Pendidikan Tingkat Tinggi

Islam menganjurkan dengan sangat supaya belajar, dan umat Islam ternyata menerima baik anjuran ini sehingga pendidikan berkembang pesat di langgar-langgar di masjid-masjid di seantero dunia Islam, di samping sembahyang dan peribadatan. Menurut keterangan Al Maqrizi, di zaman sahabat dan tabiin, sekolahan-sekolahan itu tidak dikenal dan sekolahan mulai didirikan pada akhir abad ke 4 Hijriah. Di antara sekolah-sekolah tinggi yang terpenting kita sebutkan di sini adalah : 1 Madrasah Nizamiyah di Baghdad 2 Madrasah Al Muntasiriyah di Baghdad 3 Madrasah An Nasiriyah di Cairo dan 4 Madrasah Annuriah di Damaskus 1. Madrasah An Nizamiyah di Baghdad Sekolah ini sudah didirikan pada tahun 457 H. dan selesai pada tahun 459 H. letaknya ialah di pinggir sungai Dajlah. Di antara guru-guru yang telah mengajar di Madrasah Nizamiyah di Baghdad ini ialah Syekh Abdul Ishaq As Syirazi, pengarang kitaba At Tambib. 2. Madrasah Al Muntasiriyah di Baghdad Madrasah Al Muntasiriyah yang didirikan oleh khalifah Al Muntasir di Baghdad dalam abad ke 13 Masehi dianggap sebagai suatu madrasah atau sekolah Islam yang terbesar. Dalam madrasah Al Muntasiriyah ini terdapat sebuah auditorium tempat memberikan kuliah-kuliah bagi tokoh-tokoh dari keempat madzhab Islamiyah. 3. Madrasah An Nasiriyah di Cairo Menurut catatan Al Maqrizi, pembangunan Madrasah An Nasiriyah di Cairo itu dimulai oleh Sultan Al Adil Zeinuddin Katbaqa Al Mansuri dan diselesaikan oleh Sultan Muhammad bin Qalaum pada tahun 703 H. 4. Madrasah Annuriyah Al Kubra di Damaskus Madrasah-madrasah yang didirikan oleh raja Zahid Nuruddin Abul Qasim Mahmud bin Zauki ialah Madrasah Annuriyah Al Kubra di Damaskud. Ia mempunyai asrama dengan segala kelengkapannya dan terletak kira-kira setelah mil dari masjid Umayyah. Munculnya madrasah-madrasah ini dianggap sebagai daya upaya di dalam Islam untuk memberikan pelajaran dan pendidikan secara teratur di negara-negara Islam, menyediakan sarana-sarana yang cukup bagi pelajar untuk belajar semata-mata, 10 antara lain dengan memberikan bantuan-bantuan serta buku-buku yang jaran ada tandingannya.

G. Pengajaran di Darul Kutub Perpustakaan