Pendidikan dan Moral dalam Islam

Billah dan perpustakaan Fatimiyyah yang didirikan di Cairo yang terletak di dalam istana Al Fatimy sebagai menyaingi khalifah-khalifah di Baghdad. 3. Perpustakaan khusus Perpustakaan khusus ini yaitu yang didirikan oleh ulama sarjana dan sastrawan untuk referensi mereka masing-masing, yaitu perpustakaan Al Fatah bin Khakam, perpustakaan Jamaluddin Al Qafathi dan perpustakaan Amaduddin As fahani.

H. Pendidikan di Kampung-kampung

Dengan tersebar luasnya Islam, kaum muslim Arab terpaksa bercampur gaul dengan orang-orang Persia dan bangsa-bangsa lain di Madinah, Damaskus, Baghdad, Kufah dan Basrah sehingga akibatnya mulai rusaklah bahasa Arab di kota-kota dan di rumah-rumah. Orang-orang Arab umumnya sangat tidak senang mendengar bahasa yang tidak sesuai dengan gramatika bahasa. Di desa-desa padang pasir tetap terpelihara karena tidak bercampur dengan lidah asing. Bahasa Arab yang baik itu diterima dari orang-orang Baduwi dengan jalan meniru membacakan dan mendengar.

I. Pendidikan dan Moral dalam Islam

Tujuan utama ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar dan akhlah yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak manusia, tahu membedakan buruk dengan baik, memilih suatu fadhilah karena cinta pada fadhilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela karena ia tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. Tujuan dari pendidikan moral dan akhlak dalam Islam ialah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dalam berada, ikhlas, jujur dan suci. Jiwa dari pendidikan Islam ialah pendidikan moral dan akhlak. 1. Pendidikan budi pekerti di masa anak-anak Pelajaran di waktu kecil ibarat lukisan di atas batu, pendidikan di waktu besar ibarat lukisan di atas air. Dan itu tidak mengherankan bila ahli-ahli pendidikan modern abad ke 20 berkata bahtwa anak-anak meniru tabiat orang yang mendampinginya dalam 5 tahun pertama dari umurnya. Artinya bahwwa pendidikan budi pekerti yang tinggi, wajib dimulai di rumah, dalam keluarga, sejak waktu kecil, dan jagan sampai dibiarkan anak-anak tanpa pendidikan, bimbingan dan petunjuk-petunjuk, bahkan sejak waktu kecilnya harus telah dididik sehingga ia tidak terbiasa kepada adat dan kebiasan yang tidak baik. 12 2. Metode pendidikan moral dalam Islam a. Pendidikan secara langsung yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahaya-bahayanya sesuatu, di mana pada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak, menuntun kepada amal-amal baik, mendorong mereka berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari menghindari hal-hal yang tercela. Wasiat-wasiat yang baik dalam bidang pendidikan moral anak-anak kita sebutkan sebagai berikut : - Sopan santun adalah warisan yang berbaik - Budi pekerti yang baik adalah teman yang sejati - Mencapai kata mufakat adalah pimpinan yang terbaik - Ijtihad adalah perdagangan yang menguntungkan - Akal adalah harta yang paling bermanfaat - Tidak ada bencana yang lebih besar dari kejahilan - Tak ada kawan yang lebih buruh dari mengagungkan diri sendiri b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmat kepada anak-anak, memberikan nasehat-nasehat dan berita-berita berharga, mencegah mereka membaca sajak-sajak yang kosong termasuk yang menggugah soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya. c. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka pendidikan akhlak. 3. Pembentukan tingkah laku yang baik pada anak-anak sejak waktu kecilnya a. Filosof-filosof pendidikan Islam telah menyuarakan apa yang disesuaikan oleh ahli- ahli ilmu pendidikan dan ahli-ahli moral di waktu ini yaitu supaya pembentukan tingkah laku yang baik pada anak-anak dilakukan sejak waktu kecilnya, seperti membiasakan ia tidur lebih cepat, membiasakan ia berjalan dan melakukan gerakan-gerakan olah raga, membiasakan supaya jangan meludah di tempat-tempat umum, jangan mengeluarkan ingus atau berdiri membelakang di mana orang lain, jangan ongkang kaki, jangan suka berdusta dan jangan suka bersumpah baik benar ataupun salah, dan membiasakan anak-anak itu mentaati ibu-bapak dan gurunya. Dikatakan bahwa : هيلع باش ئش ىلع بش نم Siapa yang membiasakan sesuatu di waktu mudanya, waktu tua akan menjadi kebiasaannya juga. b. Tidak mungkin kita katakan bahwa madrasah Islam kita saja yang sanggup mendidik anak-anak dengan pendidikan moral yang sempurna, tetapi ada pihak- pihak lain bersama-sama madrasah yang berpengaruh dalam pendidikan anak-anak itu seperti rumah tangga dan masyarakat. 13 4. Pendidikan anak-anak menurut teori Al Ghazali Al Ghazali sependapat dengan Ibnu Sina bahwa pemeliharaan kesehatan baik dari perawatan, dan anak-anak haruslah dibiasakan sejak kecilnya kepada adat kebiasaan yang terpuji sehingga menjadi kebiasaan pula bila ia sudah besar. Al Ghazali menulis dalam bukunya Ihya Ulumuddin jilid II halaman 63 antara lain sebagai berikut : Ketahuilah bahwa melatih pemuda-pemuda adalah suatu hal yang terpenting dan perlu sekali, anak-anak adalah amanah ditangan ibu bapaknya, hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya, maka apabila ia dibiasakan pada permata yang mahal harganya, maka apabila ia dibiasakan pada suatu yang baik berbahagia dunia akhirat. Sebaliknya jika terbiasa dengan adat-adat buruk, tidak dipedulikan seperti halnya hewan, ia akan hancur dan binasa. Nabi SAW berkata : هناسجمي وا هنارصني وا هنادوهي هاوبا امناو ةرطفلا ىلع دلوي دولوم لك Semua anak-anak dilahirkan suci, tetapi ibu bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi. Suatu kewajiban memelihara amanah ini, hatinya yang suci, rohaninya yang bersih, dapat dimasuki yang baik dan yang buruk, maka apabila ia dibiasaka dengan yang baik dan diajar sejak waktu kecilnya, maka ia akan menjadi besar dengan sifat-sifat yang baik dan bila dewasa ia akan berbuat demikian pula, dengan arti berbahagialah ia dunia dan akhirat.

J. Islam dan Pendidikan Wanita