QS. an-Na ḥl [16]: 97 bw QURAN HADIS XI GURU MA

Buku Guru Kelas XI 102 2. Membaca QS. F āṭir [35]: 32 ٌ د ق قتْ ُم ْمُهْنقمقغ قهقسْفق قل ٌمقلا قظ ْمُهْنقمقف اقنقلاقبقع ْنقم اقنْيقف قط ْصا قنيق َ لا قجاقتقك ْ لا اقنْٮقرْغ ق ث َمُٮ ٢ ُيقب قكْلا ُلْضقفْلا قوُه قكقلقم ق ٰلا قنْمقإقب قتاق ْيقْ اقب ٌ قباقس ْمُهْنقمقغ

a. Terjemah Ayat

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar QS. Fāṭir [ ] : .

b. Penjelasan Ayat

Secara global ayat ini menerangkan bahwa Allah subḥānahū wa taʻālā telah menurunkan al-Qur an kepada Ras”lullāh untuk digunakan sebagai pedoman hid- up bagi umatnya. Namun, dalam realita kehidupan di antara umat slam ada berb- agai macam sikap dalam mengambil al-Qur an sebagai pedoman hidup. Sikap-sikap mereka ini di antaranya disebutkan dalam al-Qur an Surah Fāṭir ayat berikut ini. . Kelompok pertama adalah قهقسْفق قل ٌمقلا قظ mereka yang menzalimi dirinya sendiri , yaitu orang yang meninggalkan perintah-perintah Allah dan mengerjakan berbagai perkara yang diharamkan. . Kelompok kedua ٌ د ق قتْ ُم mereka bersikap pertengahan , yaitu mereka di samping melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjahui larangan-larangan. Namun, terkadang mereka ini meninggalkan perkara-perkara yang disunahkan dan melakukan perkara-perkara yang dimakruhkan. . Kelompok ketiga قتاق ْيق ْ اقب ٌ قباقس yaitu mereka yang bersikap segera melakukan kebaikan-kebaikan dengan izin Allah. Golongan ini senantiasa mengerjakan perbuatan yang diwajibkan dan disunahkan serta menjahui perkara yang diharamkan dan dimakruhkan. Ar-Razı̄ menafsirkan bahwa ẓālimun linafsih adalah orang yang lebih banyak kesalahannya, sedangkan muqtaṣid tengah adalah orang yang seimbang antara kesalahan dan kebaikannya. Adapun sābiqun bil-khairāt adalah orang yang lebih ba- nyak kebaikannya. 3. QS. an-Na ḥl [16]: 97 ْ مُهقرْج ق ث ْمُهَنقيق ْ ق قلقغ ًةقبكقيقط ًحاقيقح ُهَنقيقيْحُنقلقف ٌنقمْؤُم قوُهقغ ق ْنُأ ْغقث فرقكقم ْنقم اًقلاقص قلقمقع ْنقم ٧ قنوُلقمْعقي اوُن قك اقم قن قسْح ق قب 103 Al-Quran Hadis Kurikulum 2013

a. Terjemah Ayat

Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam ke- adaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan QS. an-Naḥl [ ]: .

b. Penjelasan Ayat

Pada ayat di atas Allah menjelaskan akan memberikan kehidupan yang sejahtera kepada siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, apabila mereka mau beriman dan beramal saleh. Dan balasan Allah bernilai lebih tinggi daripada yang dikerjakan. Ada beberapa pendapat ahli tafsir dalam memahami ungkapan ًةقبقكيقط ًحاقيقح di antaranya adalah : . Menurut bnu Kaṡı̄r bahwa yang disebut dengan ḥayātan toyyiban adalah ketentraman jiwa. . bnu Abbas seorang sahabat yang terkenal sebagai ahli tafsir dan bahkan pernah didoakan nabi sebagai seorang ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ḥayātan toyyiban adalah hidup sejahtera dan bahagia dengan rezeki yang halal dan baik bermutu gizinya . . Adapun menurut Alı̄ bin Abı̄ Ṭālib yang dinamakan ḥayātan toyyiban adalah kehidupan yang disertai qanā ah menerima dengan suka hati terhadap pemberian Allah. Dalam ayat lain Allah ber irman: ٢ ٌميقلقع قهقب ق ٰلا َنقإقف فءْ ق ْ نقم اوُ قفْنُت اقمقغ قنوُبق ُ ت اَمقم اوُ قفْنُت َتقح َ قب ْ لا اوُلاقنقت ْنقل Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu mena kahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu na kah- kan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” QS. Αli mrān [ ]: . Ayat di atas secara ringkas dapat dijelaskan bahwa perbuatan seseorang dapat dikatakan baik dengan diukur bagaimana tatkala ia mena kahkan hartanya terse- but. Apabila ia telah mampu mendermakan sebagian harta yang dicintainya atau ba- rang yang ia sendiri masih menyukainya berarti ia akan memperoleh kebaikan yang sempurna dihadapan Allah. al ini tentunya disertai niat semata-mata karena Allah. Buku Guru Kelas XI 104

4. Hadis