Etika Profesi Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Dalam kode etik pustakawan Indonesia Pasal 1, kode etik pustakawan Indonesia merupakan: 1. Aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap pustakawan dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pustakawan; 2. Etika profesi pustakawan yang menjadi landasan moral yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap pustakawan; 3. Ketentuan mengatur pustakawan dalam melaksanakan tugas kepada diri sendiri, sesama pustakawan, pengguna, masyarakat dan negara. Sehingga dapat dikemukakan bahwa pengertian dari kode etik adalah seperangkat standar aturan tingkah laku yang dibuat oleh organisasi profesi yang menjadi landasan perilaku anggotanya dalam menjalankan tugas dan profesinya.

2.4.1 Etika Profesi

Salah satu produk dari suatu organisas profesi adalah etika profesi yang dituangkan pada kode etik profesi, keberadaan etika profesi menjadi barometer anggota profesi dalam rangka menjalin hubungan dengan kliennya atau dengan profesi lain. Menurut Ernawan 2007:123 etika profesi adalah, “Norma-norma, syarat- syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut kalangan profesional”. Sedangkan menurut Notoatmodjo 2010:30 etika profesi, “Merupakan norma-norma, nilai-nilai, atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan atau jasa kepada masyarakat”. Tujuan dari etika profesi menurut Notoatmodjo 2010:34 adalah, “Untuk mengatur hubungan timbal balik antara kedua belah pihak, yakni antara anggota kelompok atau anggota masyarakat yang melayani dan dilayani”. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa etika profesi merupakan norma- norma dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh kelompok profesi tertentu.

2.4.2 Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Seorang profesional dalam melakukan tugas dan kewajibannya selalu berhubungan erat dengan kode etik profesi yang dijadikan sebagai standar moral, tolak ukur, atau pedoman dalam melaksanakan pekerjaan, kode etik berkaitan Universitas Sumatera Utara dengan prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi, prinsip-prinsip etika profesi yang dikemukakan oleh Salam 1997:142 yaitu: 1. Tanggung Jawab Setiap orang yang mempunyai profesi tertentu diharapkan selalu bersikap bertanggung jawab dalam dua arah yaitu terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya, dan terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan Prinsip ini menuntut para profesional untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Dalam rangka pelaksanaan sebuah profesi, tuntutan itu berarti di dalam menjalankan profesinya setiap orang profesional tidak boleh melanggar hak orang lain, atau pihak lain, lembaga atau negara sebaliknya, kaum profesional perlu menghargai hak pihak-pihak lain itu, sebagaimana ia sendiri mengharapkan agar pihak lain menghargai haknya serta hak kelompok atau perusahaan yang diwakilinya. Karena itu, jika dia tahu bahwa pelaksanaan profesinya akan melanggar hak orang atau pihak lain, maka ia harus menghentikan tindakan itu. 3. Otonomi Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya, otonomi menuntut agar organisasi profesi secara keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan dari pihak pemerintah atau pihak-pihak lain. Pendapat lain prinsip-prinsip etika profesi, menurut Ernawan 2007:126 adalah: 1. Sikap Baik Merupakan prinsip dasar etika. Prinsip etika baik mendasari semua norma moral. Hendaknya kita bernada positif dengan berbuat baik dengan memulai dengan kegiatan-kegiatan yang merupakan awal kesejahteraan terutama pada masyarakat. 2. Tanggung Jawab Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan standar profesi agar hasil yang dicapai efektif dan efisien serta dampaknya terhadap kehidupan orang lain. 3. Kejujuran Kejujuran merupakan suatu jaminan dan dasar kepercayaan masyarakat terhadap para profesional. 4. Keadian Adil pada hakikatnya kita memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Prinsip ini mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang sama terhadap semua orang yang berada dalam situasi yang sama dan untuk menghormati hak semua pihak yang bersangkutan, serta menghargai martabat dan milik orang lain. Universitas Sumatera Utara 5. Hormat Pada Diri Sendiri Manusia pada dasarnya wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip ini mempunyai dua arah, yaitu kita tidak membiarkan diri diperas, diperalat, atau diperbudak dan jangan sampai kita membiarkan diri kita tidak memanfaatkan potensi yang ada karena berarti kita telah menyia- nyiakan bakat dan kemampuan yang telah dianugerahka kepada kita. 6. Kesetiaan Setia pada tujuan dan nilai-nilai luhur profesinya. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip dari etika profesi yaitu tanggung jawab, keadilan, kesetiaan dan otonomi.

2.4.3 Tujuan Kode Etik