39 Perkembangan Perbankan
Posisi miliar Rp
Pangsa qtq
A Jenis Usaha Bank
15,122.96 13,558.79 17,548.31 100.0
29.42
1 Konvensional
14,657.09 15,900.75 16,823.27 95.9
5.80 2
Syariah 465.87 570.00 725.04
4.1 27.20
B Jenis Penggunaan
15,122.96 13,558.79 17,548.31 100.0
29.42
1 M odal Kerja
7,890.53 8,156.41
8,810.52 50.2
8.02 2
Investasi 2,511.35
2,997.42 3,829.92
21.8 27.77
3 Konsumsi
4,721.08 5,316.91
4,907.87 28.0
-7.69
C Sektor Ekonomi
15,122.96 13,558.79 17,548.31 100.0
29.42
1 Pertanian
2,163.49 2,225.10 2,222.01
12.7 -0.14
2 Pertambangan
18.69 40.51 38.53
0.2 -4.90
3 Industri
1,610.33 1,747.28 1,873.85
10.7 7.24
4 Listrik
7.82 12.35 13.07
0.1 5.84
5 Konstruksi
359.96 382.90 375.20
2.1 -2.01
6 Perdagangan
5,318.96 4,745.26 5,242.45
29.9 10.48
7 Angkutan
289.95 354.75 394.44
2.2 11.19
8 Jasa Umum
474.06 520.50 540.28
3.1 3.80
9 Jasa Sosial
126.45 196.51 890.41
5.1 353.12
10 Lain-lain
4,753.26 6,245.58 5,958.07
34.0 -4.60
Kredit Bank Umum Tabel 3.7
No Uraian
Trw II 2009 miliar Rp
Trw II-2010 Trw I 2010
miliar Rp
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
2.5. Kualitas Kredit Kualitas kredit bank umum mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari
rasio NPL yang turun dari 3,81 pada triw ulan I-2010menjadi 3,77 di triw ulan laporan. M eningkatnya kualitas kredit terjadi pada Bank Umum Konvensional BUK dan
Bank Umum Syariah BUS. Pada BUK, rasio NPL turun dari 3,88 menjadi 3,87 . Sedangkan pada BUS, rasio NPL turun dari 1,85 menjadi 1,44 . Dibandingkan
triw ulan II-2009, kualitas kredit bank umum triw ulan II-2010 mengalami peningkatan secara signifikan.
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
5.41 5.36
3.60 3.14
3.81 3.77
2 4
6 8
Jan -0
9 F
e b
-0 9
M ar
-0 9
A p
r- 9
Me i-
9 Ju
n -0
9 Ju
l- 9
A g
s- 9
S e
p -0
9 O
ct -0
9 N
o v-
9 D
e c-
9 Jan
-1 F
e b
-1 M
ar -1
A p
r- 1
Me i-
1 Ju
n -1
Grafik 3.3 Perkembangan NPL Bank Umum
40 Perkembangan Perbankan
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
2.6 Intermediasi Perbankan Bank Umum: LDR, Kredit Baru dan Suku Bunga Kegiatan intermediasi Bank Umum sedikit melemah dibanding triw ulan
I-2010 Salah satu indikatornya adalah nilai Loan To Deposit Ratio LDR bank umum
yang turun dari 111,8 pada triw ulan I-2010 menjadi 111,62 . M eski begitu, dibanding triw ulan II-2010 rasio ini mengalami peningkatan
Indikator intermediasi lainnya adalah rata-rata suku bunga kredit, dimana pada BUK maupun BUS terjadi peningkatan suku bunga kredit. Hal ini membuat realisasi
kredit baru Bank Umum turun dari Rp814,71 miliar menjadi Rp781,14 miliar qtq. M eski begitu, secara tahunan, suku bunga kredit mengalami penurunan, yang diiringi
dengan meningkatnya realisasi kredit baru Bank Umum.
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
5.42 3.88
3.87 3.28
1.85 1.44
- 2.0
4.0 6.0
8.0
Jan -0
9 F
e b
-0 9
M ar
-… A
p r-
9 Me
i- 9
Ju n
-0 9
Ju l-
9 A
g s-
9 S
e p
-0 9
O ct
-0 9
N o
v- 9
D e
c- 9
Jan -1
F e
b -1
M ar
-… A
p r-
1 Me
i- 1
Ju n
-1
Grafik 3.4 Perkembangan NPL Bank Umum Konvensional
dan Bank Umum Syariah
BUK BUS
95 100
105 110
115 120
- 200
400 600
800 1,000
1,200
Grafik 3.5 Perkembangan Intermediasi Bank Umum
Realisasi Kredit baru LDR-axis kanan
Miliar Rp
41 Perkembangan Perbankan
2.7. Kredit M ikro, Kecil dan M enengah M KM Sejalan dengan penyaluran kredit umum, alokasi kredit M ikro Kecil
M enengah turut mengalami peningkatan, sebesar 14,05 qtq dan 18,12 yoy. Dari total kredit tersebut, sebanyak 47,13 Rp6,03 triliun digunakan untuk
modal kerja, 37,1 Rp4,75 triliun untuk konsumsi, dan sebanyak 15.77 Rp2,02 triliun digunakan untuk investasi. Signifikannya peningkatan kredit investasi sebesar
63,69 qtq menandakan bahw a bank umum sangat peduli terhadap sektor Usaha M KM
serta pentingnya
pembiayaan kegiatan
investasi dalam
mendukung perkembangan ekonomi Lampung.
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
Selain kredit M KM reguler bank umum, terdapat jenis kredit M KM yang disalurkan oleh 6 enam bank umum berdasarkan amanat dari Pemerintah, yaitu Kredit
Usaha Rakyat. Baki debet kredit ini mengalami peningkatan sebesar 32,67 qtq, dari Rp297,6 miliar menjadi Rp394,87 miliar. Pertumbuhan tersebut terjadi pada sektor
pertanian 29,28 , sektor perdagangan, hotel, dan restoran 43,58 , sektor jasa sosial 156,03 , dan sektor jasa dunia usaha 170,42 . M enurut penggunaannya,
KUR jenis kredit investasi mengalami lonjakan yang signifikan, yaitu 71,67 qtq dan 108,18 yoy, diikuti kemudian oleh kredit modal kerja sebesar 29,19 qtq dan
62,71 yoy. Alokasi kredit investasi KUR pada triw ulan laporan lebih banyak ditujukan untuk
sektor pertanian, dengan pangsa sebesar 89,1 dan pertumbuhan triw ulanan sebesar 85,88 qtq. Begitu pula dengan alokasi kredit modal kerja dimana sektor pertanian
Mar 08 Jun-08
Sep-08 Dec-08 Mar-09
Jun-09 Sep-09
Dec-09 Mar-10 Jun-10
Konsumsi 3,430.2 3,801.8 4,130.1 4,029.0 4,299.8 4663.2
4856 5034.19 4700.41 4749.58
Investasi 928.3
918.7 935.6
818.3 897.2
1012.0 1087
1216.49 1233.53 2019.15 Modal kerja 3,307.3 3,871.1 4,052.4 4,331.0 4,791.4 5,143.5
5323 5655.30 5292.02 6034.33
2,000 4,000
6,000 8,000
10,000 12,000
14,000
M il
ia r
R p
Grafik 3.6 Pertumbuhan Kredit M ikro Kecil M enengah
42 Perkembangan Perbankan
masih menjadi sasaran utama alokasi KUR dengan pangsa sebesar 69,65 dan pertumbuhan sebesar 23,56 qtq. M eningkatnya aktivitas di sektor ini disertai musim
tanam gaduh yang sedang terjadi membuat permintaan KUR pertanian di kedua jenis penggunaan meningkat.
Sumber : Bank Indonesia diolah
Untuk mendukung kegiatan UM KM di Provinsi Lampung, Bank Indonesia melakukan berbagai upaya riil guna mengembangkan kinerja UM KM
di w ilayah kerjanya. Selama triw ulan II-2010 Bank Indonesia Bandar Lampung
melakukan beberapa kegiatan berikut : 1.
M elakukan sosialisasi penggunaan kompor batubara untuk pengolahan ikan kering di Pulau Pasaran.
2. M erealisasikan kegiatan SIM PATIK Sistem Integrasi, Pertanaman Padi Azolla, dan
Itik. 3.
M elaksanakan panen jagung di lahan demplot yang disediakan oleh Bank Indonesia di Desa Bandar Agung, Lampung Timur.
- 100,000
200,000 300,000
400,000 500,000
Jan F
e b
M ar
A p
r M
ay Ju
n i
Ju li
A g
u st
S e
p t
O kt
N o
v D
e s
Jan F
e b
M ar
A p
r M
ay Ju
n i
2009 2010
Grafik 3.7 Baki Debet KUR
juta Rp
43 Perkembangan Perbankan
3. BANK PERKREDITAN RAKYAT
Perkembangan kinerja BPR membaik. Hal ini tampak dari indikator
penunjang berupa DPK maupun penyaluran kredit dimana masing-masing tumbuh sebesar 1,71 qtq dan 6,28 qtq. Begitu pula dengan kualitas kredit yang
menunjukkan peningkatan.
Posisi BPR di Provinsi Lampung dibanding Nasional Hingga bulan M ei 2010, aset BPR secara nasional tercatat sebesar Rp40,1
triliun. Dari nilai tersebut, BPR di provinsi Lampung memiliki total aktiva sebesar Rp3,36
triliun, terbesar ke-4 setelah Jaw a Tengah Rp9,58 triliun, Jaw a Barat Rp7,6 triliun, dan Jaw a Timur Rp5,03 triliun.
Perkembangan Kelembagaan BPR Jumlah BPR yang beroperasi di Provinsi Lampung sebanyak 29 buah.
Lokasi penyebarannya yaitu sebanyak sebanyak 12 BPR berkantor pusat di Bandar
Lampung, 3 BPR di M etro, 4 BPR di Lampung Tengah, 3 BPR di Lampung Selatan, 2 BPR di Lampung Utara, 3 BPR di Lampung Timur, dan 2 BPR di Tanggamus. Dari seluruh BPR
tersebut, mesin ATM yang dimiliki berjumlah 5 buah yang tersebar di Bandar Lampung, M etro, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Lampung Timur.
Perkembangan Aset dan DPK BPR
Pada triw ulan laporan terjadi penurunan aset sebesar 1,07 qtq. M eski begitu, secara tahunan pertumbuhan aset mengalami peningkatan sebesar 25,25 yoy.
Indikator berupa DPK menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan triw ulan II-2009 yaitu sebesar 42,92 yoy. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK
dalam bentuk deposito berjangka mengalami pertumbuhan tahunan yang signifikan, yaitu sebesar 50,01 yoy. Hal ini diprediksi akibat pengalihan dana nasabah dari bank
umum ke BPR.
44 Perkembangan Perbankan
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
Perkembangan Kredit BPR dan Kualitas Kredit BPR Outstanding kredit BPR hingga akhir triw ulan laporan sebesar Rp2,78
triliun. Nilai ini meningkat baik secara triw ulanan maupun tahunan, masing-masing
sebesar 6,28 qtq dan 23,77 yoy. M enurut penggunaannya, sebanyak 68,48 kredit BPR atau sebesar Rp1,9 triliun masih ditujukan untuk konsumsi; 29,36 atau
sejumlah Rp816,4 miliar untuk modal kerja; dan 2,16 atau Rp59,96 miliar untuk investasi. Tingginya porsi kredit konsumsi bermakna bahw a BPR masih sangat berhati-
hati dalam menyalurkan kredit untuk kebutuhan non konsumsi, selain karena alasan tingginya peminat kredit konsumsi BPR.
Secara sektoral, kredit untuk sektor lain-lain memegang 73,09 pangsa kredit BPR, dengan nilai mencapai Rp2,03 triliun. Tingginya pangsa sektor ini mengkonfirmasi
dominasi pangsa kredit konsumsi. Alokasi kredit terbesar selanjutnya adalah sektor perdagangan dengan pangsa 17,66 atau berjumlah Rp491,01 miliar.
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah 1000
2000 3000
4000
Ja n
-0 8
Fe b
-0 8
M a
r- 8
A p
r- 8
M a
y- 8
Ju n
-0 8
Ju l-
8 A
u g
-0 8
Se p
-0 8
O ct
-0 8
N o
v- 8
D e
c- 8
Ja n
-0 9
Fe b
-0 9
M a
r- 9
A p
r- 9
M a
y- 9
Ju n
-0 9
Ju l-
9 A
u g
-0 9
Se p
-0 9
O ct
-0 9
N o
v- 9
D e
c- 9
Ja n
-1 Fe
b -1
M a
r- 1
A p
r- 1
M a
y- 1
Ju n
-1
Grafik 3.8 Perkembangan Kredit BPR
miliar Rp
Posisi miliar Rp
qtq yoy
A Asset
2,683.91 3,398.10 3,361.57 -1.07
25.25
B DPK
1,560.00 2,192.07 2,229.58 1.71
42.92 1
Konvensional 1,536.77 2,163.03
2,199.36 1.68
43.12 2
Syariah 23.23
29.04 30.21 4.05
30.06
B Jenis DPK
1,560.00 2,192.07 2,229.58 1.71
42.92 1
Tabungan 307.29 347.53 350.34
0.81 14.01
2 Simpanan Berjangka
1,252.71 1,844.54 1,879.24 1.88
50.01
Asset DPK BPR Tabel 3.8
No Uraian
Trw II 2009 miliar Rp
Trw II-2010 Trw I 2010
miliar Rp
45 Perkembangan Perbankan
Sekalipun penyaluran kredit BPR mengalami peningkatan, namu n kualitas kredit yang diberikan tetap terjaga. Hal ini tampak dari rasio NPL BPR yang
turun dari 3,92 pada triw ulan I-2010 menjadi 2,72 . Aspek prudential banking dijalankan oleh BPR konvensional maupun BPR Syariah. Pada BPR Konvensional, rasio
NPL turun dari 3,83 menjadi 2,63 qtq. Begitu pula pada BPR Syariah yang mengalami penurunan rasio NPF dari 8,87 menjadi 7,37 qtq.
Perkembangan LDR dan L R Tahun Berjalan
Tingkat intermediasi BPR yang terindikasi melalui Loan to Deposit Ratio LDR mengalami peningkatan, dari 119,36 pada triw ulan I-2010 menjadi 124,72 pada
triw ulan II-2010. Pertumbuhan kredit yang jauh melesat dibanding pertumbuhan DPK membuat hal tersebut terjadi.
Pada indikator labarugi, terjadi kenaikan laba dari Rp42,29 miliar menjadi Rp114,24 miliar qtq, atau sebesar 170,12 qtq. Pada BPR konvensional, laba yang
dibukukan berjumlah Rp113,01 miliar atau naik sebesar 171 dibanding triw ulan sebelumnya. Begitu pula dengan BPR Syariah yang mengalami kenaikan laba sebesar
107,54 , dari Rp0,59 miliar menjadi Rp1,23 miliar.
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
122.2 137.6
143.2 158.4
157.0 144.0
131.7 118.1
115.8 124.7
20 40
60 80
100 120
140 160
180
Jan -0
8 F
e b
-0 8
M ar
-0 8
A p
r- 8
M ay
-0 8
Ju n
-0 8
Ju l-
8 A
u g
-0 8
S e
p -0
8 O
ct -0
8 N
o v-
8 D
e c-
8 Jan
-0 9
F e
b -0
9 M
ar -0
9 A
p r-
9 M
ay -0
9 Ju
n -0
9 Ju
l- 9
A u
g -0
9 S
e p
-0 9
O ct
-0 9
N o
v- 9
D e
c- 9
Jan -1
F e
b -1
M ar
-1 A
p r-
1 M
ay -1
Ju n
-1
Grafik 3.9 Perkembangan LDR BPR
46 Perkembangan Perbankan
4. PERKEM BANGAN BANK SYARIAH
Bank Syariah mengalami pertumbuhan kinerja yang baik. Indikator berupa
aset, DPK, kredit, NPF, maupun FDR mengkonfirmasi hal tersebut. Dari sisi aset, terjadi kenaikan sebesar 43,47 qtq dan 77,28 yoy. Bank Umum Syariah BUS maupun
BPR Syariah BPRS menyumbang kenaikan aset tersebut . Untuk komponen DPK Bank Syariah, terjadi peningkatan jumlah nominal
simpanan dana ini. BUS yang berpangsa 94,3 memiliki DPK sebesar Rp496,3 miliar di akhir triw ulan laporan.
Sedangkan untuk pembiayaan Bank Syariah, pertumbuhan yang terjadi sebesar 25,4 qtq dan 53,52 yoy. Adapun mayoritas pembiayaan diberikan untuk tujuan
modal kerja dengan pangsa 68,6 . Sedangkan berdasarkan sektor ekonomi, pembiayaan terbesar diperuntukkan bagi sektor jasa umum sebesar Rp343,21 miliar
dengan share sebesar 44,17 diikuti kemudian oleh lain-lain sebesar Rp149,22 miliar atau berpangsa 24,08 , dan sektor perdagangan perdagangan sebesar Rp157,8 miliar
dengan pangsa 20,31 , Tingkat intermediasi bank syariah menunjukkan peningkatan dibanding triw ulan
sebelumnya. Hal ini terjadi pada BUS dimana FDR nya naik dari 130,36 menjadi 146,08 qtq. Pertumbuhan positif dari indikator intermediasi ini dibarengi dengan
meningkatnya kualitas kredit, sehingga indikator NPF Bank Syariah turun dari 2,41 pada triw ulan I-2010 menjadi 1,84 di triw ulan laporan. Peningkatan kualitas kredit ini
terjadi pada BUS maupun BPRS.
Sumber
:
LBU dan LBUS diolah
Posisi miliar Rp
Pangsa yoy
qtq A
Asset - Jenis Bank 547.44 676.50 970.57
100.0 77.3
43.47
1 BUS
495.34 607.78 896.85
92.4 81.1
47.56 2
BPRS 52.10 68.73
73.72
7.6 41.5
7.27
B DPK - Jenis Bank
369.49 466.28 526.54 100.0
42.5 12.92