PERKEM BANGAN ALIRAN UANG KARTAL PEM BERIAN TANDA TIDAK BERHARGA PTTB PENEM UAN UANG PALSU

53 Perkembangan Sistem Pembayaran

BAB V – PERKEMBANGAN SISTEM

PEMBAYARAN Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan perekonomian, aktivitas sistem pembayaran menunjukkan pergerakan kearah yang sama. Hal ini tampak dari aliran uang kartal yang mengalami net outflow , sistem pembayaran RTGS yang net incoming, serta transaksi kliring yang meningkat.

1. PERKEM BANGAN ALIRAN UANG KARTAL

Aliran uang kartal di Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung mengalami net outflow . Rata-rata bulanan inflow yang tercatat sebesar Rp683,196 miliar, dan outflow sebesar Rp1.137,6 miliar menghasilkan net outflow sebesar Rp454,36 miliar. Kondisi ini disinyalir akibat maraknya penggunaan uang kartal terkait Pemilukada di 10 kabupaten di Lampung, serta sudah meningkatnya realisasi APBD di tengah tahun 2010 ini, terutama untuk membiayai proyek pembangunan. Jika dibandingkan dengan triw ulan I-2010, rata-rata nilai inflow pada triw ulan laporan mengalami penurunan sebesar 43,3 qtq, sedangkan nilai outflow meningkat signifikan sebesar 178,8 . Sumber : Bank Indonesia

2. PEM BERIAN TANDA TIDAK BERHARGA PTTB

Kebijakan Bank Indonesia terkait dengan pengedaran uang adalah selalu senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan uang kartal untuk masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup dengan jenis pecahan dalam kondisi layak edar fit to circulation. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2009 2010 Grafik 5.1 Perkembangan Aliran Uang Kartal miliar Rp Outflow Inflow 54 Perkembangan Sistem Pembayaran Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia antara lain melakukan pemilahan untuk memisahkan uang layak edar dan tidak layak edar, serta melakukan pemusnahan uang yang tidak layak edar tersebut dengan cara diracik Pemberian Tanda Tidak BerhargaPTTB. Kegiatan PTTB pada triw ulan laporan menunjukkan penurunan jumlah uang yang diracik. Secara bulanan, rata-rata uang yang di PTTB tercatat sebesar Rp261,97 miliar, sedangkan pada triw ulan sebelumnya sebesar Rp275,98 miliar. Sumber : Bank Indonesia

3. PENEM UAN UANG PALSU

Rasio uang palsu terhadap aliran uang masuk nengalami peningkatan dibandingkan triw ulan I-2010. Pada triw ulan laporan, jumlah uang palsu UPAL yang dilaporkan ke Bank Indonesia Bandar Lampung sebesar Rp22,865 juta, dengan jumlah inflow yang terjadi sebesar Rp683,2 miliar. Sedangkan pada triw ulan sebelumnya jumlah UPAL tersebut Rp15,175 juta dengan inflow sebesar Rp1,2 triliun. Hal ini membuat rasio uang palsu terhadap aliran uang masuk meningkat dari 0,0013 menjadi 0,0033 . Peningkatan temuan tersebut diperkirakan sebagai dampak maraknya kegiatan perputaran uang untuk membiayai kegiatan Pemilukada. Dari total Rp22,865 juta, rincian jumlah temuan uang palsu terdiri atas : pecahan Rp100.000 sebanyak 56,86 dari total bilyet uang palsu, pecahan Rp50.000 sebanyak 38,71 dari total, pecahan Rp20.000 sebanyak 4,02 dari total, pecahan Rp10.000 sebanyak 0,26 , dan pecahan Rp5.000 sebanyak 0,15 dari total bilyet uang palsu. Uang pecahan Rp100.000 mengalami peningkatan sebesar 54,76 dibandingkan triw ulan lalu. Begitu pula dengan pecahan Rp50.000 43,9 , Rp20.000 70,37 , dan 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 2009 2010 Grafik 5.2 Perkembangan PTTB dan Inflow di KBI Bandar Lampung PTTB Inflow 55 Perkembangan Sistem Pembayaran Rp5.000 133,3 . Untuk meminimalisir bahkan mencegah peredaran uang palsu, sosialiasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah kerap dilakukan oleh Bank Indonesia, baik itu melalui leaflet, banner, tayangan video, maupun sosialisasi langsung ke masyarakat. Sumber : Bank Indonesia

4. PERKEM BANGAN RTGS DAN KLIRING LOKAL