Penyimpangan Maksim Relevansi Penyimpangan Prinsip Kerjasama
Contoh: 17 A: “Aku ini pegawai negeri golongan 4, kau mintain kalung berlian,
edan” B: “Apa? Sedan? Boleh, nggak usah kalung, Sedan juga mau. Twin
Cam, Ya? Contoh: 18
A: “Marilah kita singsingkan lengan baju” B: “Wah, la baju saya tanpa lengan itu”
Contoh: 19 A: “Bersatu kita teguh. Bercerai minta izin kepala departemen.”
Bila diperhatikan, pada wacana 16, maka substitusi bunyi a menjadi u pada kata kembang menjadi kembung perut menjadi besar seperti balon agaknya,
hal itu dimaksudkan sebagai sumber kelucuannya. Dalam wacana 17, adanya penambahan bunyi s sehingga terjadi perubahan kata edan menjadi sedan.
Wacana 18 adanya idiom menyingsingkan lengan baju, maka orang yang mengucapkan atau menulis seruan itu mengajak pendengar atau pembaca untuk
bekerja keras. Akan tetapi, himbauan yang mengajak untuk bekerja keras sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan bentuk baju kaos dalam tak berlengan
yang dikenakannya. Kemudian wacana 19, dalam konteks tertentu bercerai bermakna „berpisah dari ikatan perkawinan‟. Sebagai peribahasa pernyataan A
harus dilengkapi dengan teguh karena makna pertama yang dimaksud, bukannya dengan minta izin kepala departemen yang berhubungan dengan makna kedua,
yakni pegawai negeri yang hendak bercerai diwajibkan mendapatkan izin dari atasannya.