Maksim Relevansi The Maxim of Relevance

tersebut sifatnya berlebihan dan menyesatkan mitra bicaranya. Dikatakan berlebihan karena bila hanya demikian jawabannya, maka tokoh A tentu tidak akan bertanya. Setiap orang tentu mengetahui bahwa mengetok mobil selama 16 tahun berarti sama saja bahwa mobil itu tidak dapat diperbaiki lagi.

b. Penyimpangan Maksim Kualitas

Wijana 2004: 82-84 menyatakan bahwa dalam berbicara secara kooperatif, penutur dan mitra tutur harus berusaha sedemikan rupa agar mengatakan sesuatu yang sebenarnya dan berdasarkan atas bukti-bukti yang memadai. Dalam wacana humor, terjadi penyimpangan maksim kualitas dengan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal tidak logis dan sulit dibuktikan kebenarannya. Untuk itu dapat diperhatikan contoh wacana di bawah ini: Contoh: 10 A: “Tentu saja dia menangan, kartunya balak enam semua” B: “Mungkin ini dia detektif Six Balax.” Dalam contoh 10 pernyataan A pada wacana tersebut tidak logis karena jumlah kartu balak enam hanyalah satu buah dalam setiap satu set kartu domino. Tambahan pula pemegang kartu balak enam semua tidak mungkin dapat menjalankan apalagi memenangkan kartunya. Selain itu lihat juga pada contoh dialog di bawah ini. Contoh: 11 A: “Minyak tanahnya kok item?” B: “Nggalinya terlalu dalam, jadi kecampuran tanah.” Pernyataan B pada wacana tersebut sulit dibuktikan kebenarannya karena ia adalah seorang pedagang minyak keliling bukan seorang ahli tambang atau insinyur perminyakan.

c. Penyimpangan Maksim Relevansi

Wijana 2004: 84-87 menyatakan bahwa untuk mewujudkan komunikasi yang lancar, penutur dan mitra tutur dituntut selalu relevan mengemukakan maksud dan ide-idenya. Kontribusi-kontribusi yang diberikan harus berkaitan atau sesuai dengan topik-topik yang sedang diperbincangkan. Dalam berbicara, penutur mengutarakan tuturannya sedemikian rupa sehingga tuturan itu hanya memiliki satu tafsiran yang relevan dengan konteks pembicaraan. Agar pembicaraan selalu relevan, maka penutur harus membangun konteks yang kurang lebih sama dengan konteks yang dibangun oleh mitra tuturnya. Jika tidak, penutur dan mitra tutur akan terperangkap dalam kesalahpahaman. Bila kesalahpahaman harus dihindari dalam komunikasi yang wajar, dalam wacana humor kesalahpahaman menjadi fenomena yang penting untuk menciptakan humor. Kesalahpahaman diciptakan penutur dengan salah menafsirkan konteks pembicaraan yang dibangun atau ditawarkan oleh mitra tuturnya. Untuk lebih jelasnya dapat disimak contoh wacana berikut ini. Contoh: 12 A: “Akulah manusia enam juta dollar.” B: “Biyuh-biyuh, kalau begitu kenalpotnya aja harga berapa?” Dalam wacana tersebut, tokoh B memberikan tanggapan yang menyimpang dari konteks yang diajukan oleh mitra tuturnya A yakni

Dokumen yang terkait

SLAPSTICK DALAM KOMEDI DI TELEVISIAnalisis Isi Program Acara “Opera Van Java” di TRANS 7

0 9 2

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN DAN IMPLIKATUR DALAM ACARA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK

3 35 97

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 3 26

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 13

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 2 17

PENDAHULUAN Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Desember 2012).

0 4 35

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 7 14

KESANTUNAN KELAKAR DALAM ACARA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 Kesantunan Kelakar Dalam Acara Opera Van Java Di Trans 7.

0 2 12

PENDAHULUAN Kesantunan Kelakar Dalam Acara Opera Van Java Di Trans 7.

0 2 4

KESANTUNAN KELAKAR DALAM ACARA OPERA VAN JAVA “PECAHKAN SAJA CERMINNYA Kesantunan Kelakar Dalam Acara Opera Van Java Di Trans 7.

1 9 15