mungkin memiliki koloni S.mutans yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada anak-anak koloni S.mutans akan lebih rendah, namun anak-anak lebih rentan terjadi karies
karena srtuktur gigi, kebiasaan anak yang lebih sering makan makanan yang manis serta cara menyikat gigi yang belum efektif. Usia pada awal ditemukannya koloni
S.mutans di rongga mulut berkaitan dengan resiko terjadinya karies. S.mutans juga
memiliki beberapa manfaat sebagai flora normal. Asam yang dihasilkan oleh S.mutans
dapat mencegah mikroorganisme yang tidak tahan asam untuk tumbuh di rongga mulut dan merangsang aktivitas imun SIgA yang banyak ditemui pada
penderita karies, tetapi S.mutans juga dapat membahayakan host misalnya pada saat berkompetisi dengan bakteri lain, sebagai bentuk pertahanannya S.mutans
memproduksi toxin, menyebabkan infeksi endogenus yang salah satunya adalah karies gigi.
25
S.mutans adalah bakteri yang paling penting dalam terjadinya karies.
25,26
Karies gigi lebih banyak ditemukan pada perempuan, karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. S.mutans memiliki peranan yang
kuat terhadap terjadinya karies. Menurut penelitian Anindita, koloni S.mutans pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Sebagai flora normal
S.mutans ditemukan di dalam saliva oleh karena itu jumlah koloni S.mutans dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk menentukan resiko karies pada seseorang. Bakteri S.mutans yang terdapat dalam saliva dalam jumlah yang banyak
mengindikasikan bahwa bakteri tersebut juga banyak pada plak dan permukaan gigi. Pemeriksaan bakteri S.mutans pada saliva dianggap mewakili jumlah koloni S.mutans
yang ada di rongga mulut.
27
2.3.1 Morfologi
S.mutans adalah bakteri gram positif +, berdiameter 1-2 m, dan tidak
bergerak non motil. S.mutans termasuk dalam kelompok Streptococcus viridians yang memiliki sifat alfa-hemolitik dan komensal oportunistik. S.mutans tumbuh
dalam suasana fakultatif anaerob. Memiliki bentuk bulat atau bulat telur, tersusun
seperti rantai dan tidak membentuk spora Gambar 2. Bakteri ini tumbuh pada suhu
Universitas Sumatera Utara
sekitar 18
o
C-40
o
C. Pada media TYC Trypticase Yeast Extract Cystine S.mutans memiliki karakteristik, yaitu ukuran koloni 0,5-1 mm, berwarna putih, permukaan
koloni kasar dan disekitar koloni dibasahi polimer glukan. S.mutans biasanya ditemukan pada gigi yang mengalami karies dan merupakan bakteri paling kondusif
merusak enamel gigi.
26
Gambar 2. Streptococcus mutans
28
2.3.2 Perananan Streptococcus mutans dalam Saliva Terhadap
Terjadinya Karies
Anak-anak yang memiliki kolonisasi S.mutans yang lebih banyak beresiko lebih besar terkena karies
17,29
S.mutans merupakan bakteri kariogenik. Peranan S.mutans
dalam saliva terhadap karies sangat terkait dengan karakteristik saliva itu sendiri. Sistem buffer pada saliva mempengaruhi keadaan S.mutans untuk hidup.
Penurunan pH saliva yang bertahap menguntungkan untuk S.mutans. Bakteri ini tumbuh subur pada suasana asam yaitu dibawah 6,8 dan dapat menempel pada
permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakarida ini yang terutama terdiri dari polimer
glukosa menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi seperti gelatin, akibatnya bakteri-bakteri yang ada di rongga mulut terbantu untuk melekat pada gigi
serta saling melekat satu sama lain. Plak yang makin tebal akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak.
29
Aliran saliva juga berpengaruh terhadap tumbuhnya S.mutans di rongga mulut. Kecepatan aliran saliva tergantung pada kelenjar saliva. Aliran saliva yang
Universitas Sumatera Utara
menurun akan mengakibatkan protektif dari saliva akan menurun. Keadaan ini dimanfaatkan oleh S.mutans untuk memperbanyak koloni ditambah dengan sisa-sisa
makanan di rongga mulut yang menyebabkan S.mutans terus berkembang.
18
Beberapa penelitian mengatakan adanya hubungan antara peningkatan insiden karies dengan peningkatan jumlah S.mutans dalam saliva. S.mutans plak ditemukan
30 lebih banyak pada anak dengan S-ECC dan biasanya 0,1 ditemukan pada anak dengan karies minimal dan bebas karies sedangkan apabila didapati jumlah
S.mutans dalam saliva lebih besar dari satu juta per millimeter, maka individu
tersebut diduga memiliki resiko tinggi terkena karies namun, anak yang bebas karies namun memiliki S.mutans yang tinggi pada saliva akan lebih berisiko untuk terjadi
karies dibandingkan dengan anak bebas karies yang memiliki S.mutans yang rendah pada saliva.
30
Menurut Javeria pada tahun 2005, pada aktifitas karies yang tinggi ditemukan jumlah koloni S.mutans 10
6
CFU ml, tingkat medium 10
5
CFUml dan tinggkat rendah 10
5
CFUml. Hasil penelitian Pradopo, mengatakan nilai rerata koloni S.mutans
pada saliva lebih tinggi pada kelompok anak dengan nilai dmftDMFT 3-5 dibandingkan dengan anak bebas karies yaitu masing-masing 575,8 CFUml dan 246
CFUml. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa anak-anak dengan koloni S.mutans
dan Lactobacillus sp yang tinngi juga memiliki karies yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, anak dengan jumlah bakteri yang rendah, didapati nilai karies yang
rendah pula.
31,32
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori