50 ia mengalami kesulitan untuk menyerap pelajaran tersebut, baik kesulitan itu dari dirinya
sendiri, dari sekitarnya ataupun karena faktor-faktor lain yang menjadi pemicunya. Dalam hal ini, kesulitan belajar ini akan membawa pengaruh negative terhadap hasil
belajarnya. Jika kadang kita beranggapan bahwa hasil belajar yang baik itu diperoleh oleh peserta didik yang memiliki inteligensi di atas rata-rata, namun sebenarnya
terkadang bukan inteligensi yang menjadi satu-satunya satunya tolak ukur prestasi belajar. Justru terkadang kesulitan belajar ini juga turut berperan dalam mempengaruhi
hasil belajar peserta didik.
Gambar 4.1. Kesulitan Belajar
2. Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik Berdasarkan Faktor Internal
Psikologis Fisiologis 2.1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik ini berkaitan dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagiantubuh lain.
Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun
memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada bagian tertentu dari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya si
siswa akan mengalami kesulitan belajar. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna.
Ancaman apa yang mengganggu belajar
Mengapa prestasi rendah
Mengapa belajar sulit
Bagaimana menghilangkan
gangguan
51
2.2. Faktor Psikologis
Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi , minat, sikap dan bakat.
a Kecerdasan Intelegensia Peserta Didik
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara
yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan
kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi executive
control dari hampir seluruh aktivitas manusia. Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah
penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut Fudyartanto 2002.
Tabel 4.1.
Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision Tingkat kecerdasan IQ
Klasifikasi
140 – 169 Amat superior
120 – 139 Superior
110 – 119 Rata-rata tinggi
90 – 109 Rata-rata
80 – 89 Rata-rata rendah
70 – 79 Batas lemah mental
20 — 69 Lemah mental
Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
A. Kelompok kecerdasan amat superior very superior merentang antara
IQ140—IQ 169; B.
Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—IQ 139; C.
Kelompok rata-rata tinggi high average menrentang anatara IQ 110— IQ 119;