56 Oleh karena itu ada beberapa negative penyebab kesulitan belajar yang berkait
dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh hati.
Intinya, lingkungan di sekitar peserta didik harus dapat membantu mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini,
lingkungan dan sekolah akan membantu para peserta didik,harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi lebih cerdas. Peserta didik dengan kemampuan
cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi peserta didik berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup.
Sekali lagi, orang tua, guru,dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkan kesulitan bagi peserta didik. Karenanya, peran orang tua dan guru
dalam membentengi para peserta didik dari pengaruh negative masyarakat sekitar, disamping perannya dalam memotivasi para peserta didik untuk tetap belajar menjadi
sangat menentukan.
3.2. Berdasar Aspek Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah; a.
Lingkungan alamiah adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup,
dan berusaha didalamnya. Dalam hal ini keadaan suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam belajar anak didik. Anak didik akan belajar
lebih baik dalam keadaan udara yang segar. Dari kenyataan tersebut, orang cenderung akan lebih nyaman belajar ketika pagi hari, selain karena daya
serap ketika itu tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas. Suhu dan udara harus diperhatikan. Agar hasil belajar memuaskan. Karena belajar dalam
keadaan suhu panas, tidak akan maksimal. b.
Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama,
hardware, seperti
gedung sekolah,
alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua,
software, seperti
kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah,
bukupanduan, silabi dan lain sebagainya. c.
Faktor materi pelajaran factor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan peserta didik begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan peserta didik. Karena itu, agar
57 guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajr
peserta didik, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi peserta
didik.
4. Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik Berdasarkan Pencapaian
Kompetensi Mata Pelajaran Yang Diampu 4.1. Pengertian Belajar
Sebelum membahas mengenai penyebab kesulitan kesulitan belajar, akan lebih jelas jika kita memahami terlebih dahulu pengertian belajar dan kesulitan belajar beserta
penyebabnya. Belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Menurut C.T. Morgan dalam Introduction to Psycology 1961
merumuskan belajar sebagai “suatu perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu” Sobur, 2003: 219. Jadi bisa
disimpulkan bahwa belajar sangat erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku seseorang. Akan tetapi perubahan yang bukan terjadi karena adanya proses-proses
belajar tidak dapat dikatakan sebagai belajar. Perubahan selain belajar antara lain karena adanya proses fisiologis misal: sakit dan perubahan terjadi karena adanya
proses-proses pematangan misal : bayi yang mulai dapat berjalan. Ada dua pandangan mengenai perubahan yang terjadi dalam proses-proses
belajar, antara lain
:
a. Pandangan Behavioristik
Menurut pandangan ini seperti J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner Belajar adalah perubahan tingkah laku, dengan cara seseorang berbuat
pada situasi tertentu. Yang dimaksud tingkah laku disini ialah tingkah laku yang dapat diamati berfikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam pandangan ini,
karena tidak dapat diamati secara langsung. Diantara keyakinan prinsipil yang terdapat dalam pandangan ini ialah anak lahir tanpa warisan kecerdasan, bakat,
persaan, dan warisan abstrak lainnya. Semua kecakapan timbul setelah manusia melakukan kontak dengan lingkungan.
58
b. Pandangan Kognitif
Menurut Pandangan ini seperti Jean Piaget, Robert Glaser, John Anderson, Jerome Bruner, dan David Ausubel Belajar adalah proses internal mental
manusia yang tidak dapat diamati secara langasung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu,
perubahan dalam tingkah lauku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal dan tak dapat diukur tanpa dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental.
aspek-aspek yang tidak dapat diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreatifitas, harapan dan pikiran.
Menurut Crow crow dalam buku Educational Psycology 1958 menyatakan ”Learnig is acquisition of habits, knowledge, nad attitude”, belajar
adalah memeproleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Belajar dalam pandangan mereka menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah laku
Sobur, 2003. Pengertian ini menyangkut pada proses yang mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan.
Any change in any object or organism, particularly a behavioral or psychological change proses adalah suatu perubahan yang progresif menyangkut tingkah laku
atau kejiwaan Syah, 2006. Dari berbagai pendapat dan pandangan mengenai definisi belajar terlepas
dari berbagai macam kelemahan-kelemahan dari masing pandangan dapat disimpulkan bahwa belajar suatu porses yang terjadi dalam diri seseorang
pandangan kognitif, tetapi juga menekankan pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati sebagai pertanda bahwa belajar telah
berlangsung pandangan behavioristik dengan menunjukkan perubahan yang progresif pada tingkah laku sehinga hasil yang dicapai maksimal.
4.2. Pengertian Kesulitan Belajar
Untuk memperjelas tentang kesulitan belajar , penulis akan memaparkan beberapa pengertian menurut pendapat para ahli sebagai berikut : Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education USOE yang dikutip oleh Abdurrahman 2003:06 menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan.