2. Tipe-tipe Pola Asuh Orangtua
Didalam lingkungan keluarga, seorang anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya kemudian. Karakter dipelajari anak melalui model para
anggota keluarga yang ada di sekitar terutama orangtua. Ketika anak melihat dengan baik perilaku orangtua, maka dengan cepat akan menirunya, demikian pula sebaliknya. Model
perilaku yang baik akan membawa dampak perkembangan yang baik bagi anak Tridhonanto, 2002. Hal ini akan membuat orangtua memperhatikan setiap perilaku yang dimunculkan
karena berkaitan dengan perilaku meniru yang ditunjukkan anak. Setiap orangtua memiliki keinginan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang matang
secara sosial, namun sering sekali orangtua merasa kebingungan dalam merespon dan bertindak atas perilaku anak-anaknya Santrock, 2007. Perlakuan yang ditunjukkan orangtua
dalam merespon perilaku anak dikelompokkan menjadi dua Baumrind, 1991 yaitu : a.
Responsiveness Responsiveness mengarah kepada sejauh mana orangtua membantu perkembangan
individualitas dan penonjolan diri anak. Orangtua memenuhi tuntutan anak dengan memahami apa yang menjadi kebutuhannya. Orangtua memberikan dukungan dengan sikap
yang hangat, mendukung kemandirian anak dan adanya komunikasi dua arah antara anak dan orangtua Baumrind, 2005.
b. Demandingness
Demandingness mengarah kepada tuntutan yang dibuat oleh orangtua agar anak bersikap sesuai dengan aturan yang berlaku didalam masyarakat. Tuntutan yang dilakukan
oleh orangtua biasanya berupa konfrontasi langsung, memantau seluruh aktivitas anak dan mengontrol perilaku anak Baumrind, 2005.
Salah satu upaya yang dilakukan orangtua untuk membentuk karakter baik dalam diri anak yakni dengan pendampingan orangtua yang berbentuk pola asuh. Tridhonanto 2002
mengasumsikan pola asuh sebagai cara orangtua berinteraksi dengan anak. Setiap orangtua memiliki cara tersendiri dalam memberikan pengasuhan dan mendidik anaknya.
Baumrind 1991 membedakan tipe pola asuh menjadi tiga yang dikelompokkan berdasarkan tingkat responsiveness dan demandinggness orangtua terhadap anak. Tipe pola
asuh tersebut meliputi pola asuh autoritarian, pola asuh autoritatif demokratis, dan pola asuh permisif, sebagaimana penjabarannya sebagai berikut :
a. Pola Asuh Autoritarian
Pola asuh tipe ini tinggi dalam demandingness atau tuntutan dan peraturan, namun rendah dalam responsiveness. Orangtua membentuk anak untuk berperilaku dan bersikap
sesuai dengan standar perilaku yang ditentukan oleh orangtua. Standar perilaku yang ditatapkan biasanya bersifat mutlak. Kepatuhan dinilai sebagai suatu sikap yang positif dan
terpuji. Orangtua dengan pola asuh ini memiliki keyakinan dengan membatasi autonomi anak, maka anak akan tetap berada pada jalur yang telah ditetapkan oleh orangtua Baumrind,1991.
Orangtua autoritarian menetapkan batasan-batasan dan kendali yang tegas terhadap remaja dan kurang memberikan peluang untuk berdialog secara verbal. Contohnya, orangtua
authoritarian mungkin akan berkata, “lakukan menurut perintahku atau tidak sama sekali, t
idak ada diskusi” Santrock, 2007. Apabila terjadi konflik anatara orangtua dan anak, anak memiliki keinginan yang keinginan tersebut tidak sesuai dengan standar orangtua maka
orangtua akan mengambil tindakan yang keras Baumrind, 2005. b.
Pola Asuh Autoritatif Orangtua dengan pola asuh tipe ini menyeimbangkan antara respon dan tuntutan.
Orangtua memantau dan membuat standar yang jelas mengenai tingkah laku anak serta
mengajarkan anak untuk terbiasa mendengarkan pendapat orang lain. Orangtua, dalam membuat suatu keputusan atau kebijakan, terlebih dahulu mendiskusikannya dengan anak, dan
apabila anak tidak setuju akan suatu hal maka orangtua berusaha untuk mendengarkan alasan dari ketidaksetujuan anak. Jika terjadi konflik antara anak dan orangtua, maka orangtua akan
bersikap tegas namun tetap tidak memaksakan kehendak terhadap anak. Orangtua bertindak sebagai orang dewasa dengan memperhatikan apa yang menjadi minat anak, menerima
kemampuan yang dimiliki anak Baumrind, 1991. c.
Pola Asuh Permisif Orangtua dengan tipe pola asuh ini tidak memberikan hukuman, menerima dan setuju
atas semua keinginan dan tindakan anak. Orangtua terlebih dahulu berkonsultasi dengan anak dalam membuat keputusan atau kebijakan dan hal ini juga berlaku dalam hal pembuatan
peraturan dalam keluarga. Orangtua menempatkan dirinya sebagai sosok seorang yang mampu memenuhi segala kebutuhan anak, bukan menampilkan diri sebagai figur yang mengarahkan
yang mengubah perilaku anak. Anak diberikan kebebasan beraktivitas dan tidak ada kontrol perilaku atas aktivitas yang dilakukan oleh anak. Orangtua juga tidak menuntut anak untuk
patuh pada suatu aturan tertentu Baumrind, 1991. Masing-masing dari ketiga gaya pengasuhan tersebut memiliki keunikan dan
karakteristik tertentu yang menjadi ciri khas dari setiap pola asuh. Sikap konsisten dari orangtua dalam setiap waktu dan berbagai kondisi ketika merespon dan berprilaku terhadap
anak sering dikatakan sebagai ciri khas dari gaya pengasuhan orangtua Bornstein Zlotnik, 2009. Pada penelitian ini, tipe pola asuh yang akan dibahas lebih lanjut adalah tipe pola asuh
autoritatif yang dikemukakan oleh Baumrind 1991.
3. Pola Asuh Autoritatif atau Demokratis