spekulum, tempat tidur yang representatif dan lampu. Mudah karena dapat dilakukan oleh dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih Adi,2012.
Menurut Bobak 2005, metode paling reliabel untuk mendeteksi lesi prakanker seperti kasus displasia adalah tes pap smear. Tes ini mampu mendeteksi
90 fase awal displasia serviks. Deteksi dini dan pengobatan prakanker dapat menurunkan kematian dari sebab ini sebanyak 50. Namun, yang terjadi saat ini
adalah 2 dari 5 wanita tidak melakukan tes pap smear secara rutin. Asosiasi Kanker Amerika menyarankan untuk melakukan tes pap smear setahun sekali untuk semua
wanita yang aktif secara seksual. Wanita yang memiliki kategori risiko tinggi harus melakukan tes pap smear lebih sering.
2.2.2 Akurasi Pap Smear
Menurut Purwata Nuranna 2002 dalam Oktavia,2009 menyatakan bahwa sensitivitas pap smear untuk mendeteksi CIN berkisar antara 50-98 dan
spesifitasnya 91,3. Angka negatif palsu diperkirakan berkisar antara 5-50 dengan kesalahan terbanyak disebabkan oleh pengambilan sediaan yang tidak adekuat
62, kegagalan skrining 15 dan kesalahan interpretasi 23. Angka positif palsu untuk pap smear adalah 3-15.
2.2.3 Interpretasi Pap Smear
Sistem Bethesda pertama kali diperkenalkan oleh Bethesda pada tahun 1988 dan disempurnakan oleh National Cancer Institute USA Andrijono,2010. Menurut
klasifikasi kelainan sel pada sistem Bethesda adalah sebagai berikut: 1.
Dalam batas normal Sel dengan perubahan dalam batas normal
2. ASCUSAGCUSAGUS
ASCUS dibagi dalam dua kategori yaitu ASC-US dan ASC-H. Perbedaan kategori ini membedakan penatalaksanaanya. Pada ASC-US karena umumnya CIN I maka
pemeriksaan tipe HPV dianjurkan dan pengamatan berulang berkala menjadi standar pelaksanaannya. Sedangkan ASC-H harus dilanjutkan dengan
pemeriksaan kolposkopi. 3.
Lesi Intraepitel Derajat Rendah LGSIL Fase LGSIL terkadang disebut sebagai displasia ringan LGSIL juga dapat disebut
sebagai neoplasia intraepitel servikal CIN-1. 4.
Lesi Intraepitel Derajat Berat HGSIL Lesi intraepitel derajat berat merupakan kelainan sel yang memiliki kemungkinan
lebih tinggi berkembang menjadi kanker. Pada tingkatan lesi ini terjadi displasia sedang atau berat atau karsinoma in situ. Lesi HGSIL kadang-kadang disebut
sebagai CIN-2, CIN-3 atau CIN-23, menunjukkan bahwa sel-sel abnormal menempati sebagian besar lapisan pada lapisan serviks.
5. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker non-melanoma yang dimulai dari sel epitel pipih. Jenis kanker ini dapat menyerang lebih dalam ke dalam serviks,
jaringan atau organ lain.
6. Adenokarsinoma