B. Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat digolongkan dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan
perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Bila kita bawa kedalam tujuan humas, maka tujuan humas adalah terjaga dan terbentuknya kognisi, afeksi,
dan perilaku positif public terhadap organisasilembaga. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas
adalah sebagai berikut :
a. Terpelihara dan terbentuknya Saling Pengertian Aspek Kognisi
Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau mengenal. Ungkapan “ tak kenal maka tak saying” pada banyak fenomena memberikan jalan
disitulah humas berawal. Jadi, aktivitas dan program humas duimulai dari menjawab pertanyaan-pertanyaaan sebagai berikut :
• “Siapa, apa, bagaimana, dimana dan mengapa organisasi diri kita?” •
“Sudahkah public mengenal kita ?” • “Apa yang sudah diketahui oleh public tentang kita ?”
• “Apa yang seharusnya diketahui public tentang kita ?” Tujuan humas pada akhirnya adalah membuat public dan organisasi
lembaga saling mengenla. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas kehumasan haruslah
menunjukan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informsi saja.
b. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya Aspek Afeksi
Bila tujuan yang pertama mengarah pada penguatan dan perubahan pengetahuan kognisi, maka tujuan berikutnya adalah lebih pada tujuan emosi,
yakni pada sikap afeksi saling percaya mutual confidence. Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasive dapat di terapkan
Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten tersembunyi, yakni ada pada keyakinan seseorang public akan “lebaikanketulusan” orang lain
organisasilembaga dan juga pada keyakinan organisasilembaga akan “kebaikanketulusan” publiknya.
Kebaikanketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika moral maupun materil yang di tanamkan dan ditunjukan masing-masing. Di sinilah
humas menggunakan prinsip-prinsip komunikasi persuasive. Dia mempersuasi public untuk percaya kepada organisasilembaga, sebaliknya juga
organisasilembaga untuk kepercayaan kepada publiknya.
c. Memelihara dan Menciptakan Kerja Sama Aspek Psikomotoris
Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini
sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Dalam contoh hubungan dengan pers external public relation, aspek psikomotorisdapat dilihat dari usaha humas sebagai wakil organisasilembaga
untuk senantiasa terbuka terhadap pers yang menginginkan fakta, tidak mempersulit kerja pers dalam mendapat informasi dan menghubungi sumber