Terpelihara dan terbentuknya Saling Pengertian Aspek Kognisi

b. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya Aspek Afeksi

Bila tujuan yang pertama mengarah pada penguatan dan perubahan pengetahuan kognisi, maka tujuan berikutnya adalah lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap afeksi saling percaya mutual confidence. Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasive dapat di terapkan Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten tersembunyi, yakni ada pada keyakinan seseorang public akan “lebaikanketulusan” orang lain organisasilembaga dan juga pada keyakinan organisasilembaga akan “kebaikanketulusan” publiknya. Kebaikanketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika moral maupun materil yang di tanamkan dan ditunjukan masing-masing. Di sinilah humas menggunakan prinsip-prinsip komunikasi persuasive. Dia mempersuasi public untuk percaya kepada organisasilembaga, sebaliknya juga organisasilembaga untuk kepercayaan kepada publiknya.

c. Memelihara dan Menciptakan Kerja Sama Aspek Psikomotoris

Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu. Dalam contoh hubungan dengan pers external public relation, aspek psikomotorisdapat dilihat dari usaha humas sebagai wakil organisasilembaga untuk senantiasa terbuka terhadap pers yang menginginkan fakta, tidak mempersulit kerja pers dalam mendapat informasi dan menghubungi sumber berita, bahkan bila mungkin humas member ide kepada pers take media initiative. Begitu pula kepada organisasilembaga humas dapat menampilkan kerja pers yang profesional, memberikan hak jawab dan memberikan hak orang- orang decision maker sebagai sumber berita, bahkan bila perlu pers dapat menunjukan bantuannya dalam menampilkan profil organisasilembaga dapat diwakilioleh profil pimpinan ataupun manajemen melalui publisitas yang positif. Terhadap peristiwabyang diasumsikan membawa dan proporsional. Kusumastuti, 2001

C. Fungsi Humas

Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi lembaga. Tetapi dalam hubungan penekanan fungsi yang di tegaskan yaitu hubungan komunikatif antara Humas dengan Publik, baik internal maupun eksternal dengan manajer beserta staffnya, dilakukan secara timbale balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati. Ini mengandung arti bahwa dalam melancarkan komunikasi itu, yaitusecara structural dan fungsional mewakili organisasinya. Humas juga tidak hanya memandang siapa saja yang dilayaninya, tidak pandang dari segi kedudukan, pekerjaan, umurnya, agamanya dan sebagainya, tetapi sama yaitu insan yang patut dihargai dan dihormati sebagaimana yang disebutkan di atas. Sikap ini termasuk dalam kegiatan komunikasi secara tatap muka, melalui telepon, dengan surat ataupun dengan media komunikasi lainnya. Beberapa buku tentang public relations memberi batasan tentang fungsi ini dengan bermacam istilah. Misalnya disebut berfungsi punitive, prefentif, kurativ, dan sebagainya.