13 2. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah cara mendidik anak agar menurut dan melaksanakan tugas ataupun perintah yang dilakukan orang tua. Pola
asuh ini cenderung mengekang anak untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tua.
3. Pola asuh permisif Pola asuh permisif adalah orang tua yang tidak memiliki tuntutan maupun
batas kepada anak. Anak tidak ditegur maupun dinasehati, semua yang dilakukan anak tidak direspon oleh orang tua.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga macam pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya yaitu pola asuh
otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh otoritatif atau demokratis.
c. Pengertian Pola Asuh Demokratis
Menurut Danni I Yatim dalam Yusniah 2008: 13, pola asuh demokratis atau otoritatif adalah pola asuh orang tua pada anak yang memberi kebebasan
kepada anak untuk berkreasi dan mengekplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orang
tua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang baik dan cocok untuk diterapkan para orang tua terhadap anak. Anak yang diasuh dengan cara teknik asuhan otoritatif
akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orang tua, menghargai dan menghormati orang tua, tidak mudah stress dan
depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat. Menurut Hurlock 2010: 93 metode demokratis menggunakan pejelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku
14 tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin
dari pada aspek hukuman. Pada pola asuh ini menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada pada penghargaan.
Hukuman tidak pernah keras dan biasanya tidak berbentuk hukuman badan. Hukuman hanya digunakan bila terdapat bukti bila anak-anak secara sadar
menolak melakukan apa yang diharapkan dari mereka. Bila perilaku anak memenuhi standar yang diharapkan, orang tua yang demokratis akan
menghargainya dengan pujian atau persetujuan orang lain. Menurut Sugihartono 2012: 31, pola asuh otoritatif atau demokratis
bercirikan orang tua melatih anak untuk dapat bertanggung jawab, melatih anak untuk menentukan pilihanya sendiri dan terjadi komunikasi dua arah. Menurut
Wiwit Wahyuning 2003: 130, pola asuh demokratis autoritatif merupakan pola asuh yang memperhatikan kebutuhan anak dan mencukupinya dengan
pertimbangan faktor kepentingan dan kebutuhan yang realistis tidak semata- mata menuruti keinginan anak, tetapi mengajarkan kepada anak mengenai
kebutuhan yang penting bagi kehidupannya. Orang tua memberikan kebebasan disertai tanggung jawab. Orang tua mengarahkan, membimbing dan
memperhatikan aktivitas anak secara rasional. Orang tua dan anak saling menghormati dan menghargai hak-hak mereka satu sama lain. Selain itu juga
menawarkan kehangatan dan pendengaran pendapat anak. Hasto Priyanggoro 2008: 1, pola asuh demokratis menggunakan
penjelasan mengapa sesuatu boleh atau tidak dilakukan. Orang tua terbuka untuk berdiskusi dengan anak. Orang tua melihat anak sebagai individu yang
patut didengar, dihargai dan diberi kesempatan. Maimunah Hasan 2009: 26,
15 pola tipe asuh autoritatif atau demokratis akan menerima dan melibatkan anak
sepenuhnya. Orang tua ini memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual, sosial sesuai
dengan tingkat usia serta kemampuan mereka. Akan tetapi, mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan, komunikasi dua arah, menjelaskan aturan,
larangan, hukuman, dam memberikan bimbingan. Paparan tentang pola asuh demokratis di atas secara garis besar dapat
dikatakan bahwa pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri adanya dengan adanya musyawarah dalam keluarga, pemberian kebebasan yang terkendali, melatih
tanggung jawab kepada anak, orang tua memberikan bimbingan dan pengarahan, orang tua mendengar keluhan anak dan memberikan tanggapan,
adanya saling menghormati antar sesama anggota keluarga, dan adanya komunikasi dua arah.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Demokratis