F. Uji Coba Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan berupa soal pilihan ganda sebanyak 75 soal dengan 5 pilihan jawaban. Sebelum alat evaluasi digunakan terlebih dahulu
dilakukan uji coba untuk mengetahui apakah alat evaluasi tersebut layak digunakan. Dari hasil uji coba soal, dihitung validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda soal. 1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih akan
mempunyai validitas tinggi, begitupun sebaliknya. Rumus korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus
korelasi point biserial Arikunto, 2006: 79, yaitu: r
pbis
= q
p St
Mt Mp
−
keterangan: r
pbis
= koefisien korelasi point biserial Mp
= rata-rata skor total siswa yang menjawab benar untuk butir soal tertentu Mt
= rata-rata skor total siswa St
= standar deviasi skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir q
= proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir N
= jumlah siswa yang mengikuti tes Harga r
pbis
yang diperoleh diuji dengan rumus:
T
hitung
=
2
1 2
pbis pbis
r N
r −
−
Kriterianya jika t
hitung
≥ t
tabel
1- α dk N-2 maka butir soal tersebut valid.
2. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik. Untuk uji reliabilitas soal menggunakan rumus KR-20:
R
11
= ⎟
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎜ ⎝
⎛ −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
−
∑
2 2
1 S
pq S
k k
Dimana: R
11
= reliabilitas instrumen K
= banyaknya butir soal ∑ pq = jumlah pq
S = varians total
Kriteria reliabilitas soal: 0,8
≤ r ≤ 1,0
= reliabilitas sangat tinggi 0,6
≤ r ≤ 0,8
= reliabilitas tinggi 0,4
≤ r ≤ 0,6
= reliabilitas cukup 0,2
≤ r ≤ 0,4
= reliabilitas rendah r
≤ 0,2
= reliabilitas sangat rendah 3. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dianalisis dengan rumus:
P = JS
B
Dimana: P
= indeks kesukaran B
= jumlah siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal:
0,00 P
≤ 0,30
= soal sukar 0,30
P ≤
0,70 = soal sedang
0,70 P
≤ 1,00
= soal mudah Arikunto, 2006: 207-210.
4. Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dianalisis dengan rumus:
D = JB
BB JA
BA −
Dimana: D
= daya pembeda BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA
= banyaknya peserta kelompok atas JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda: D
0,00 =
soal jelek
sekali 0,00
D ≤
0,20 = soal jelek
0,20 D
≤ 0,40
= soal cukup 0,40
D ≤
0,70 = soal baik
0,70 D
≤ 1,00
= soal baik sekali Arikunto, 2006:211.
G. Analisis Data Penelitian