Klasifikasi daya pembeda: D
0,00 =
soal jelek
sekali 0,00
D ≤
0,20 = soal jelek
0,20 D
≤ 0,40
= soal cukup 0,40
D ≤
0,70 = soal baik
0,70 D
≤ 1,00
= soal baik sekali Arikunto, 2006:211.
G. Analisis Data Penelitian
1. Untuk menghitung hasil belajar siswa, digunakan daftar nilai kognitif yang berasal dari tes tiap akhir siklus. Selanjutnya dari data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung presentase ketuntasan belajar.
Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal yaitu:
100
1
x n
n P
∑ ∑
=
Keterangan: P
= nilai ketuntasan belajar secara klasikal ∑n
1
= jumlah siswa yang tuntas secara individual nilai ≥ 60
∑n = jumlah total siswa
2. Data kreativitas siswa diperoleh dari hasil observasi terhadap 8 indikator kreativitas belajar, masing-masing indikator memiliki rentang skor 1-5.
Kriteria skor yang diperoleh siswa dapat dilihat dari persentase skor dan
diklasifikasikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Penentuan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan patokan skor sebagai berikut: 84 skor
≤ 100 = sangat tinggi 68 skor
≤ 84 = tinggi 52 skor
≤ 68 = sedang 36 skor
≤ 52 = rendah 20
≤ skor ≤ 36 = sangat rendah Untuk menghitung kreativitas dengan rumus:
100 x
skortotal peroleh
skoryangdi skor
presentase =
3. Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi terhadap 8 indikator aktivitas belajar, masing-masing indikator memiliki rentang skor 1-5.
Kriteria skor yang diperoleh siswa dapat dilihat dari persentase skor dan diklasifikasikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi, sangat tinggi. Penentuan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan patokan skor sebagai berikut:
84 skor ≤ 100 = sangat tinggi
68 skor ≤ 84 = tinggi
52 skor ≤ 68 = sedang
36 skor ≤ 52 = rendah
20 ≤ skor ≤ 36 = sangat rendah
Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan rumus: 100
x skortotal
peroleh skoryangdi
skor presentase
=
4. Data kinerja guru diperoleh dari hasil observasi terhadap 20 indikator kinerja guru, masing-masing indikator memiliki rentang skor 1-4. Kriteria
skor yang diperoleh dapat dilihat dari persentase skor dan diklasifikasikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat jelek, jelek, cukup, baik, sangat baik. Data
hasil pengamatan kinerja guru dianalisis dengan menggunakan rumus: 100
x skortotal
peroleh skoryangdi
skor presentase
= Dengan kriteria:
84 skor ≤ 100 = sangat baik
68 skor ≤ 84 = baik
52 skor ≤ 68 = cukup
36 skor ≤ 52 = jelek
20 ≤ skor ≤ 36 = sangat jelek
5. Data hasil belajar psikomotorik diperoleh dari hasil observasi terhadap 10 indikator pelaksanaan praktikum, masing-masing indikator memiliki
rentang skor 1-4. Kriteria skor yang diperoleh dapat dilihat dari persentase skor dan diklasifikasikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat jelek, jelek,
cukup, baik, sangat baik. Data hasil pengamatan psikomotorik dianalisis dengan menggunakan rumus:
100 x
SkorTotal peroleh
SkorYangDi Skor
presentase =
Dengan kriteria: 84 skor
≤ 100 = sangat baik 68 skor
≤ 84 = baik 52 skor
≤ 68 = cukup 36 skor
≤ 52 = jelek 20
≤ skor ≤ 36 = sangat jelek Sudjana, 2002: 47
6. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan model Learning Cycle 5E
berorientasi CEP dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil angket yang terdiri atas 10 indikator dengan 4 kriteria
tanggapan sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Selanjutnya dihitung persentase dari setiap kriteria tanggapan.
H. Tolok Ukur Keberhasilan