Hakikat Drama LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

24 besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut : a Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan. b Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan. Harus diatur pula keseimbangan para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur keseimbangan, komposisinya: a Bagian kanan lebih berat daripada kiri b Bagian depan lebih berat daripada belakang c Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah d Yang lebar lebih berat daripada yang sempit e Yang terang lebih berat daripada yang gelap f Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi g Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung

2.2.5 Drama

a. Hakikat Drama

SumardjoSaini 1988:31 dalam Nuryatin mengatakan bahwa Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog- dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya 25 bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan utama drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel, tetapi untuk dipentaskan diatas panggung dengan para pemain yang berperan seperti yang terdapat dalam naskah tersebut. Menurut Rahmanto 1993:90 mengatakan bahwa drama bukan hanya sekedar pemaparan mengenai diskusi tentang suatu peristiwa kehidupan yang nyata, drama sebenrnya lebih merupakan penciptaan kembali kehidupan nyata yang memanfaatkan unsur-unsur aktivitas nyata. Bahasa tentu saja merupakan unsur utama dalam drama. Tetapi masih ada beberapa unsur lain yang juga sangat penting dalam drama seperti misal: gerak, posisi, isyarat, dan ekspresi wajah. Dalam drama, bahasa mengandung berbagai macam pengucapan lisan yang penting seperti lagu kalimat, lafal, volume suara, tekanan dan masih banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan agar dapat menyampaikan pesan secara sempurna. Neelands 1993:6-8 menyatakan bahwa drama dalam konteks pendidikan tidak seperti yang dimaksudkan dengan transfer kecakapan teater tetapi berhubungan dengan pengalaman khayal atau imajiner. Pengalaman imajinasi yang dikontrol dengan ragam permainan dan teater dipandang sebagai konteks efisien khusus bagi anak-anak untuk mencoba dan menerapkan ide-ide baru, konsep-konsep, nilai-nilai, peran-peran dan bahasa dalam kegiatan tindakan yaitu dalam konteks 26 situasional yang terjadi secara alami. Drama lebih ditekankan pada perbuatan melakukan pengalaman anak daripada hanya menampilkan anak saja. Neelands 1994:6-8 juga menyatakan drama dipandang sebagai proses aktif yang berguna bagi pelajar jika hal tersebut diperkenalkan dengan baik. Drama tidak dipandang sebagai subjek atau bidang kurikulum pembeda kita tidak akan menganggapnya sebagai seni teater. Drama bukan bersifat hal yang dapat dinilai besarnya atau akademis, juga bukan dipandang sebagai masukan atau hasil khusus. Drama dipandang sebagai sumber suasana kelas yang harus ada untuk setiap pelajar guru untuk memanfaatkan sebanyak mungkin materi seni yang ada kalau diperlukan. Menurut Waluyo 2003:1 drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan diatas pentas. Dapat dikatakan bahwa dengan menonton drama seorang penonton seolah melihat kejadian dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam drama sama dengan konflik batin mereka sendiri. Drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, dan hitam putih kehidupan manusia. Waluyo 2003:2 juga menyatakan kata “drama” berasal dari bahasa yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau beraksi. Tapi dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yang lebih luas ditinjau 27 dari apakah drama sebagai salah satu genre sastra, ataukah drama sebagai cabang kesenian yang mandiri. Wiyanto 2002:2-3 menyatakan bahwa drama dalam masyarakat kita mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Drama dalam arti luas merupakan semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukan kepada orang banyak. Sedangkan dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan keatas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias dan tata busana. Dari berbagai pendapat yang di ungkapkan oleh para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa drama merupakan gambaran kehidupan atau tingkah laku manusia.

b. Unsur-unsur Drama