29 Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama.
Tema berhubungnan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut
pandang yang dikemukakan oleh pengarang. 6
Amanat atau Pesan Pengarang Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui dramanya
harus dicari oleh pembacanya atau penonton. Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam
karyanya amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang perlu diberikan beberapa alternatif didalam menafsirkan amanat itu, kita
dapat bersikap akomodatif. 7
Petunjuk Teknis Dalam naskah drama diperlukan juga petunjuk teknis, yang
sering disebut dengan teks sampingan. Teks sampingan ini memberikan petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana pentas,
suara, musik, keluar masuknya aktor dan aktris, keras lemahnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog, dan
sebagainya.
2.2.6 Metode sosiodrama
Kita mengenal bermacam-macam metode pembelajaran, baik yang tradisional ataupun modern salah satu metode itu adalah metode
sosiodrama.
30 Istilah sosiodrama berasal dari kata sosiososial dan drama. Kata
drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan
antara dua orang atau lebih. Sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara
mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan
sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa di bawah pimpinan guru. Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku
dalam hubungan antara sesama manusia. Cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah mengalami sendiri sosiodrama,
mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama dan mengikuti langkah- langkah guru pada saat memimpin sosiodrama.
Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran dengan mendemonstrasikan masalah-masalah sosial. Dalam penerapannya
metode sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan bermain peran, dimana siswa diikutsertakan dalam permainan peranan
di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial. Roestiyah 2008: 23 mengemukakan bahwa dengan menggunakan
metode sosiodrama siswa dapat mendramatisasiakan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar
manusia, atau siswa dapat memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis itu.
31 Agar pelaksanaan metode ini berhasil dengan efektif, maka harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut. 1 guru harus menerangkan kepada siswa dan memperkenalkan metode ini 2 guru
harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat siswa. Guru juga harus mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa
terangsang untuk memecahkan masalah itu. 3 agar siswa paham peristiwanya, maka guru harus bisa menjelaskan dan mengatur adegan
yang akan dimainkan siswa. Guru harus menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa, dan bagaimana memerankan naskah yang diberikan
oleh guru. Siswa lain harus menjadi penonton yang aktif, di samping mendengar dan melihat, mereka juga harus bisa memberikan saran dan
kritik pada apa yang akan dilakukan setelah selesai memerankan naskah.
Uno 2007:25-28 menyatakan bahwa metode sosiodrama dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi
otentik ke dalam suatu situasi permasalahan kehidupan nyata, bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaanya dan bahkan
melepaskannya, dan bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui
keterlibatan spontan yang disertai dengan analisis.
2.2.7 Pembelajaran Keterampilan Bermain Peran dengan Metode