44 e.
Memainkan peran; f.
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan. 3.
Pengamatan Pengamatan yang dilakukan pada siklus II ditekankan pada
proses belajar mengajar, keaktifan siswa, dan penciptaan suasana belajar yang kondusif.
4. Refleksi
Refleksi pada siklus II adalah renungan hasil pengamatan mengajar bermain peran pada siklus II, setelah diadakan perbaikan
pada siklus I pada siklus II dapat diambil simpulan siswa merasa senang dengan metode sosiodrama pada pembelajaran keterampilan
bermain peran.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan bermain peran siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mayong Kelas VIII A. Penunjukan subjek penelitian ini
berdasarkan empat pertimbangan, yaitu sebagai berikut : 1.
Sekolah ini merupakan SMP inti yang diharapkan setelah melakukan penelitian dapat memberikan masukan hasil penelitian terhadap SMP
imbas di sekitarnya;
45 2.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga harus melibatkan siswa;
3. Berdasarkan informasi dari guru kelas saat melakukan observasi awal
keterampilan bermain peran siswa kelas VIII A masih belum memuaskan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini ada dua macam, yaitu: 1.
Keterampilan bermain peran. Keterampilan bermain peran yang dimaksud adalah kemampuan bermain peran terhadap drama yang
telah ditulis sendiri oleh siswa berdasarkan pengalaman mereka sendiri, atau pengalaman yang didapat dari lingkungan sekitar. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata rendah menjadi cukup tinggi dengan aspek penilaian volume suara, lafal, intonasi, jeda, artikulasi,
pemahaman peran, mimik muka, gesture dan bloking. Target tingkat keberhasilan siswa ditetapkan jika siswa mampu bermain peran dengan
baik dengan batasan nilai 70 dari ukuran individu, target tingkat keberhasilan dari ukuran klasikal pada proses pembelajaran siklus I
dengan batasan nilai tuntas 60-74, dan target tingkat keberhasilan dari ukuran klasikal pada proses pembelajaran siklus II dengan batasan
nilai tuntas 75-84. 2.
Pembelajaran melalui metode sosiodrama adalah pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran dengan mendemonstrasikan
masalah-masalah sosial. Menggunakan metode sosiodrama siswa dapat
46 mendramatisasiakan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah
seseorang dalam hubungan sosial antar manusia, atau siswa dapat memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis
itu.. Dengan metode sosiodrama, siswa dapat menghayati peran apa yang dimainkan, dan mampu menempatkan diri dalam situasi orang
lain yang dikehendaki guru. Ia dapat belajar watak orang lain, cara bergaul dengan orang lain, bagaimana cara mendekati dan
berhubungan dengan orang lain, dan dalam situasi tersebut mereka harus dapat memecahkan masalahnya melalui metode ini siswa
menjadi megerti bagaimana cara menerima pendapat orang lain. Siswa juga dapat berpendapat, memberikan argumentasi dan
mempertahankan pendapatnya, dan jika perlu dapat mencari jalan keluar atau dapat berkompromi dengan orang lain jika terjadi banyak
perbedaan pendapat lebih bagus lagi jika siswa mampu mengambil kesimpulan atau keputusan dari tiap-tiap persoalan.
3.4 Instrumen Penelitian