2. Pengaruh Pengembangan SDM terhadap Kinerja
Perawat RSJ Grhasia
Alfrida 2014 menunjukkan hubungan antara pengembangan
sumber daya manusia dengan kinerja perawat. Kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas pada umumnya
ditunjang oleh pengembangan sumber daya SDM keperawatan yang ada dan kepuasan kerja yang positif dari perawat. Jika pengembangan perawat
baik maka akan menaikan kinerja perawat.. Sukses pengembangan karyawan membutuhkan keseimbangan antara kebutuhan karir individu,
tujuan dan kebutuhan organisasi untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan. Bella dalam Hasibuan 2006:70 mengungkapkan pendidikan
dan latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan ketrampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan
berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama, dan biasanya menjawab why. Latihan berorientasi pada praktek, dilakukan di
lapangan, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat, dan biasanya menjawab how.
Pengembangan SDM di RSJ Ghrasia belum optimal dalam meningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Minimnya aktivitas pengembangan SDM akan berdampak pada tidak
maksimalnya kinerja. Dengan adanya aktivitas pengembangan SDM perawat dapat mengaplikasikan teknologi baru dan dapat menambah
keahlian secara komperhensif. Pelatihan keperawatan diselengarakan di
RSJ Grhasia selama satu tahun yakni satu kali dengan kuota 30 perawat,
sedangkan perawat di RSJ Grhasia berjumlah 140, sehingga sering terjadi kesalahan. Perawat yang seharusnya mengikuti pelatihan justru tidak
menggikuti pelatihan dan sebaliknya. Hal tersebut mempengaruhi kinerja perawat, sehingga perawat kinerjanya belum optimal. Fenomena tersebut
menunjukkan adanya pengaruh pengembangan SDM terhadap kinerja perawat. Semakin baik pengembangan SDM akan berpengaruh positif
terhadap kinerja perawat.
3.Pengaruh Gaya Kepemimpinan transformasional dan Pengembangan SDM terhadap Kinerja Perawat RSJ Grhasia
Kinerja perawat dalam bekerja merupakan etalase sebuah rumah sakit karena bekerja berhadapan langsung dengan pelanggan. Karakteristik
pasien yang dihadapi di RSJ Grhasia berbeda dari rumah saikit lainnya. Hal tersebut harus dibutuhkan energi ekstra karena menghadapi pasien yang
kurang normal. Menghadapi kondisi seperti itu dibutuhkan pengelolaan SDM yang tepat antara lain gaya kepemimpinan transformasional dan
pengembangan SDM. Gaya kepemimpinan transformasional dan pengembangan SDM
merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan untuk memaksimalkan kinerja perawat. Penggunaan gaya kemimpinan yang tepat akan membuat
organisasi semakin membuat bergairah. Adanya pimpinan yang
menginspirasi bawahan dan memotivasi akan meningkatkan kinerja perawat. Sebagaian perawat mengakui kepala ruang belum memberikan
sugesti postitif untuk meningkatkan motivasi. Pimpinan belum mengartikulasikan visi menarik kepada para perawat supaya timbul