Pengaruh Host Club terhadap Masyarakat

akan memperpanjang kerja sama terhadap Host Club yang mampu menjual minuman mereka dan menyertakan bonus didalamnya. Semakin banyak produksi minuman maka semakin banyak pekerja yang dibutuhkan untuk menjual atau mempromosikan minuman tersebut, dalam pembahasan ini tentunya semakin banyak Host yang dibutuhkan untuk menjual minuman dan tentu ini merupakan peluang pekerjaan untuk para pencari kerja dan Host Club yang membutuhkan banyak Host untuk membantu penjualan minuman. Keuntungan terhadap perusahaan sendiri tentunya ialah semakin meningkatnya produksi minuman-minuman yang akan semakin menambah keuntungan perusahaan minuman tersebut. Gencarnya promosi yang dilakukan oleh para Host terhadap pelanggannya juga semakin menguntungkan perusahaan karena semakin banyak promosi yang dilakukan Host, semakin banyak orang yang akan membeli minuman tersebut. Kesimpulannya ialah dengan keberadaan Host Club ini meningkatkan penjualan minuman dari perusahaan – perusahaan minuman yang bekerja sama dengan Host Club. Semakin banyak Host menjual minuman kepada pelanggannya akan meningkatkan pendapatan didalam Host Club dan perusahaan minuman, serta menaikkan produksi minuman di perusahaan minuman di Jepang.

3.2. Pengaruh Host Club terhadap Masyarakat

Pengaruh Host Club terhadap masyarakat tentu terbagi menjadi pengaruh negatif dan positif.Pengaruh positifnya ialah keberadaan Host Club bisa menjadi hiburan bagi masyarakat Jepang khususnya wanita yang membutuhkan teman untuk mengobrol, bertukar pikiran atau sekedar teman menari.Untuk melepaskan penat setelah bekerja dan meringankan pikiran ketika sedang di timpa masalah berat. Namun sisi negatifnya Host Club juga bisa menguras keuangan pelanggan dengan harga yang berkali lipat lebih mahal dibandingkan dengan membeli minuman di toko-toko minuman biasa.Terkadang ada juga Host yang sengaja memasang tarif yang sangat mahal untuk menjerat pelanggannya dalam hutang. Kepopuleran Host Club juga mendatangkan inspirasi bagi para sastrawan yang ingin mengangkat tema Host Club kedalam karya mereka. seperti karya berikut ini : a Fiksi Ada banyak karya fiksi Jepang, seperti drama TV, novel, video game, manga dan anime yang mengangkat tema tentang Host Club dan Hostess sebagai contohnya Club 9, Bloodhound dan yang bertema ringan seperti Ouran High School Host Club. Ini ditujukan untuk khalayak umum, dan menceritakan bagaimana Host Club diterima di masyarakat sebagai bagian dari kehidupan masyarakat di Jepang. Karya tentang Host Club bahkan meluas hingga ke fiksi non-Japanese, sebagai contoh novel bergenre kriminal, Tokyo 2000 oleh penulis Inggris Mo Hayder, yang memiliki karakter utama seorang Hostess yang berasal dari Inggris yang bekerja sebagai Hostess di Jepang. Drama TV Amerika menampilkan episode Meet Market yang bercerita tentang Host Club versi Las Vegas.Novel Dreaing Pachinko karya Isaac Adamson memiliki karakter bernama Miyuki yang bekerja sebagai Hostess eksklusif di Ginza.Seri petualangan game Yakuza mengizinkan pemain memasuki Hostess Club. Sekuel game nya memungkinkan pemain menjadi seorang Host atau mengelola sebuah Hostess Club. Rosa Kato membintangi drama TV Jepang Asahi yang berjudul Jotei dimana ia memainkan peran seorang gadis miskin yang dikeluarkan dari sekolah yang terdorong untuk menjadi Hostess dan menjadi Hostess nomor satu di Tokyo setelah ibunya meninggal karena kanker. Keiko Kitagawa dalam filmnya yang berjudul Hitsudan Hostess memerankan seorang gadis bisu yang membuktikan kemampuannya untuk membahagiakan orang dengan menjadi seorang Hostess nomor satu di Ginza. Film Korea yang berjudul Beastie Boy yang bercerita tentang dua orang pemuda, Seung-woo dan Jae-Hyun yang bercerita tentang dua orang laki-laki yang menjadi Host di dalam distrik mewah di kota Seoul. http:en.wikipedia.orgwikiHost_and_hostess_clubs b Non-fiksi Ada beberapa majalah fashion dan gaya hidup seperti Koakuma Ageha, yang menjadikan model majalahnya adalah Host dan Hostess asli dan merupakan salah satu majalah fashion dengan penjualan tertinggi di Jepang. Tahun 1995 dokumentasi Shinjuku Boys oleh Kim Longinotto mendeskripsikan sebuah Host Club di Tokyo dikelola secara eksklusif oleh wanita yang berpenampilan sebagai seorang pria Tokyo Girls adalah sebuah film documenter tahun 2000 dimana empat wanita kanada berbagi pengalaman mereka bekerja sebagai Hostess di Jepang. The Great Happiness Space : Tale of an Osaka Love Thief adalah film documenter tentang sebuah Host Club di Osaka. Justin Lee Collins dalam sebuah film documenter yang berjudul Turning Japanese di saluran televise Inggris Channel 5 mengunjungi sebuah Host Club di Osaka .. dan .. mencoba .. menjadi .. seorang .. Host .. selama .. satu .. malam.http:en.wikiped ia.orgwikiHost_and_hostess_clubs Salah satu kesalahpahaman paling umum masyarakat terhadap para Host ialah mereka beranggapan kalau Host merupakan pekerjaan yang menjual seks terhadap pelanggannya, hal ini didukung dengan image para Host yang terkesan seperti „pria nakal‟. Karena seringkali Host muncul di majalah yang mengangkat tema seksual. Sebuah edisi majalah di tahun 2010 mengangkat tema dengan merayu wanita dengan seks yang elegan, yang membuat artikel tersebut menjadi sebuah kesalah pahaman karena kalimat “ pastikan dia merasa seperti anda mencintainya‟‟ MK Jan, 2010: 85 hal ini menyebabkan Host Club dihubungkan dengan sebuah bisnis seks yang disebut dengan makura sabisu pillow service sebuah istilah untuk hubungan antara Host dan pelanggannya. kesalahpahaman ini lebih jauh lagi terjadi di barat yang mengartikan istilah Host sebagai Gigolo, yang mereka katakan itu adalah sebuah bahasa eksklusif untuk mengatakan sebuah praktek prostitusi lelaki. Artikel lain mengatakan mereka adalah rent boy pria sewaan suatu istilah yang dipakai untuk ditujukan kepada prostitusi laki-laki untuk pelanggan laki-laki. Dan geisha guys lelaki geisha perbandingan untuk wanita penghibur Jepang yang juga telah disalahartikan sebagai pelacur di media Barat. Hubungan seks di sebuah Host Club bukannya tidak ada. Tapi itu bukanlah bagian dari pekerjaan para Host. Faktanya, disebuah Club ada seorang Host yang terancam di Drop Out karena berselingkuh dengan seorang pelanggan. Stutts, 2012 : 82 di Host Club, seks sering di bicarakan, tetapi tidak untuk di praktekkan. Ada dua situasi utama yang menyebabkan interaksi ini terjadi. Yang pertama ada Host yang berpengalaman dalam berhubungan seks, atau melakukannya karena ia ingin melakukan hal itu dan tidak ingin loyalitasnya terhadap pelanggan berkurang. Terutama berlaku jika ia adalah orang yang boros dan suka menghambur- hamburkan uangnya sehingga ia membutuhkan uang tambahan dari pelanggannya dengan melakukan hubungan tersebut. Host yang berpengalaman mengatakan kalau hal ini bukanlah mendeskripsikan seorang Host dan itu adalah Host terburuk, Host yang tidur dengan pelanggannya untuk menjaga mereka agar tetap tertarik dengan Host yang bersangkutan bukanlah seorang Host sejati. Situasi lainnya adalah ketika Host dan pelanggan saling tertarik satu sama lain. Seorang Host muda, yang terpikat oleh pelanggan menjelaskan jika hubungan mereka terjadi secara spontan akibat pengaruh alkohol.Lalu setelah mereka berhubungan seks, pelanggan tersebut ingin menjadi kekasih dari Host muda tersebut dan tidak ingin lagi datang ke Club. Lalu kemudian hal ini menyebabkan situasi keuangan dari Host muda ini akan mengikis dan peringkatnya di Host Club akan menurun. Ada lagi yang berpendapat bahwa Host tidak berpendidikan dan hanya melakukan pekerjaan semacam ini karena mereka tidak mau atau tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya.Dari semua pendapat negatif, asumsi bahwa Host tidak memiliki pendidikan adalah yang paling berat.Walaupun bisa ditemukan Host yang baru tamat sekolah menengah atas atau bahkan bekerja untuk membayar biaya kuliah, sebagian besar Host memang tidak lulus sekolah atau kuliah. Menurut survey, dari 27 orang Host hanya satu orang yang menerima ijazah perguruan tinggi.Ini telah menciptkan sebuah image kemalasan di pikiran masyarakat, yang melihat pekerjan Host hanyalah sebatas penampilan dan pesta, meremehkan kesulitan sebenarnya dari pekerjaan ini. Stutts, 2012 : 90 Host juga harus menghadapi stigma masyarakat yang negatif karena mereka bekerja sebagai seorang Host.Mereka telah disebut Playboy, Penguntit, Penipu, dan paling sering disebut kimoi, istilah sehari-hari yang berasal dari kimochi warui perasaan buruk yang biasanya di terjemahkan dengan menyeramkan atau menjijikkan. 24 dari 27 Host percaya bahwa masyarakat memiliki citra negatif dari Host Club, dan 13 lainnya melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka merahasiakan pekerjaan mereka dari orang-orang terdekat mereka. seorang Host menjelaskan melalui wawancaranya dengan Stutts Stutts, 2012 :91 situasi keadaannya dengan keluarganya : “Orang tua saya tinggal di Negara ini dan memberikan saya uang untuk pindah ke kota ini sendirian.Karena pekerjaan ini, saya bisa mengembalikan apa yang orang tua saya berikan kepada saya, tapi mereka akan malu jika mengetahui pekerjaan apa yang saya kerjakan disini, jadi saya mengatakan kepada mereka saya hanyalah pegawai konstruksi ”. Namun jika di bandingkan masyarakat pada umumnya, para pelanggan yang merupakan sebagian dari penduduk Jepang menganggap keberadaan Host Club merupakan bagian dari kehidupan mereka.keberadaan Host Club bisa menjadi tempat hiburan tersendiri bagi para pelanggan yang membutuhkan hiburan atau teman mengobrol dan penyelesaian masalah mereka. bagi para pelanggan, Host Club merupakan tempat penyelesaian masalah mereka.

3.3. Pengaruh Host Club terhadap pemerintah