PENGARUH NILAI PENGANTAR AKUNTANSI DAN MOTIVASI SISWA BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI TERHADAP HASIL BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI SISWA KELAS XI KEUANGAN PADA SMKN 1 LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

PENGARUH NILAI PENGANTAR AKUNTANSI DAN MOTIVASI SISWA BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI TERHADAP HASIL BELAJAR KOMPUTER

AKUNTANSI SISWA KELAS XI KEUANGAN PADA SMKN 1 LIWA LAMPUNG BARAT

TAHUN 2011/2012

Oleh

YENITA AGUSTINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH NILAI PENGANTAR AKUNTANSI DAN MOTIVASI SISWA BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI TERHADAP HASIL BELAJAR

KOMPUTER AKUNTANSI SISWA KELAS XI KEUANGAN PADA SMKN 1 LIWA LAMPUNG BARAT

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

Yenita Agustina

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMKN 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI Jurusan Keuangan Pada SMKN 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 78 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif veripikatif dengan pendekatan expost facto dan pendekatan survey, data yang dikumpulkan dengan menggunakan

instrument yang berbentuk angket dengan skala pengukuran samantic deferrensial.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling, dan dengan menggunakan rumus produk moment, untuk pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga menggunakan rumus statistik regresi.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) ada pengaruh nilai pengantar akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi, (2) ada pengaruh motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi, dan (3) ada pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...Xii DAFTAR GAMBAR...Xiii I. PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 9

C. PembatasanMasalah ... 10

D. PerumusanMasalah ... 10

E. TujuanPenelitian ... 10

F. KegunaanPenelitian ... 11

G. RuangLingkupPenelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 12

1. Hasil Belajar komputer akuntansi... 12

2. Nilai Pengantar Akuntansi ... 19

3. Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi ... 21

4. Pengaruh Nilai Pengantar akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi ... 29

5. Pengaruh Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi... ... 31

B. Penelitian Yang Relevan ... 33

C. Kerangka Fikir... ... 33


(7)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 38

1.Populasi ... 38

2. Sampel ... 38

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Defenisi Oprasional dan Pengukuran Variabel ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1.Teknik Observasi ... 42

2. Teknik Dokumentasi... 42

3. Teknik Kuesioner (angket) ... 42

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 43

1. Pengujian Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 45

1.Kelinieran Regresi ... 45

2. Uji Multikolenieritas... 46

3. Uji Otokorelasi ... 47

4. Heterokedastisitas ... 48

H. Uji Hipotesis... ... 50

1. Regresi Linier Sederhana ... 50

2. Regresi Linier Multipel ... 51

I. Sumbangan Relative Dan Efektif ... 53

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah Lokasi Penelitian ... 55

1. Sejarah Berdirinya SMKN 1 Liwa Lampung Barat ... 54

2. Sarana Dan Prasarana ... 56

3. Keadaan Guru dan Karyawan SMKN 1 Liwa Lampung Barat ... 58

4. Keadaan Siswa SMKN 1 Liwa Lampung Barat ... 59

B. Hasil Penelitian ... 59

C. Deskripsi Data ... 59

1. Data Nilai Pengantar Akuntansi (X1) ... 60

2. Data Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi (X2) .. 63

3. Data Hasil Belajar Komputer Akuntansi (Y) ... 65

D. Uji Persyaratan Instrumen dan Analisis Data ... 68

1. Uji Validitas ... 68

2. Uji Realibilitas ... 69

E. Hasil Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 69

1. Uji Persyaratan Statistik Parametik ... 69

a). Uji Normalitas ... 69

Halaman b). Uji Homogenitas ... 70


(8)

2. Uji Asumsi Klasik Untuk Regresi Ganda ... 71

a). Uji Kelinieran Regresi X1... 71

b). Uji Keberartian Regresi X1 ... 73

c). Uji Kelinieran Regresi X2... 73

d). Uji Keberartian Regresi X2 ... 74

3. Uji Multikolinearitas ... 75

4. Uji Autokorelasi ... 77

5. Uji Heteroskedasitas... 78

6. Hipotesis ... 79

a). X1 terhadap Y ... 79

b). X2 terhadap Y ... 82

c). X1 dan X2 terhadap Y ... 84

F. Pembahasan ... 86

1. Hipotesis Pertama... 86

2. Hipotesis Kedua ... 88

3. Hipotesis ... 89

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... ... 92

B. Saran... ... 93 DAFTAR PUSTAKA


(9)

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional melalui pendidikan,

pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencangkup seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek sosial, ekonomi, politik dan cultural dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga secara keseluruhan.

Pemerintah telah banyak berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya dengan cara menyempurnakan kurikulum pendidikan, dan meningkatkan mutu tenaga pendidikan. Adanya usaha pemerintah tersebut diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar jadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(10)

2 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional melalui pendidikan. Secara khusus pendidikan menengah di Indonesia salah satunya diklasifikasikan yaitu, sekolah menengah kejuruan. Sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja profesional, terampil, terdidik, terlatih sehingga dapat bekerja dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya. Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan persiapan siswa untuk memenuhi lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.

Kecamatan Balik Bukit Liwa Lampung Barat memiliki 2 sekolah negeri kejuruan. Salah satu sekolah menengah kejuruan negeri adalah SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat. SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat terbagi dalam 4 jurusan, yaitu jurusan keuangan, jurusan akomodasi perhotelan, jurusan pemasaran dan jurusan komputer jaringan.

Keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah tercermin dari proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan utamanya disekolah. Dalam lingkup pendidikan sekolah, mutu pendidikan tidak terlepas dari hasil belajar siswa, yang mencerminkan pengusahaan atas materi pelajaran yang dipelajari berdasarkan bekal pengusahaan berbagai pengetahuan dan keterampilan.Untuk itu setiap sekolah menginginkan agar pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik yang tercermin dalam hasil belajar siswa.


(11)

3 Hasil belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar. Baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi keberhasilan belajar siswa. Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila 65% dari jumlah siswa telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat

kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif maupun perubahan yang bersifat negatif.

Untuk meningkatkan hasil belajar perlu diperhatian faktor- faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia. Faktor dari dalam diri manusia diantaranya penguasaan pengetahuan persyaratan dan motivasi belajar maupun faktor pribadi lainnya. Penguasaan pengetahuan prasyarat adalah penguasaan pengetahuan dasar untuk meningkatkan pengetahuan lanjut yang lebih mendalam sehingga penguasaannya harus lebih dari 50% sebelum melanjutkan ke pelajaran selanjutnya. Selain faktor dari dalam diri manusia, faktor yang bersumber dari luar diri manusia juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, contohnya: kondisi keluarga. Seorang siswa akan memiliki hasil belajar yang baik apabila kondisi keluarganya mendukung serta memotivasi siswa tersebut untuk belajar, seperti memberikan fasilitas belajar dan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, sehingga tercipta motivasi yang tinggi untuk belajar.


(12)

4 Berdasarkan hasil pengamatan secara totalitas yang dilakukan di SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat terdapat guru yang masih menggunakan metode ceramah 70% leteratur yang dipakai guru masih lama serta fasilitas penunjang belajar mengajar yang kurang memadai.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, belum

optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa diduga dipengaruhi oleh motivasi yang biasa dikatakan sangat rendah, ini terlihat dari ketidakseriusan atau kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran dikelasnya, banyak siswa yang cenderung malas belajar, dan dalam menghadapi masalah seperti menjawab atau mengerjakan soal dan tugas yang sulit mereka akan malas untuk mengerjakan soal tersebut. Bahkan mencontek hasil kerja temannya.

Berikut disajikan data nilai pengantar akuntansi yang peneliti peroleh melalui tes kemampuan dasar dan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 13 agustus 2011 kepada 78 orang siswa kelas XI jurusan keuangan SMKN 1 Liwa Lampung Barat.

Tabel 1. Nilai Pengantar Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

No Prestasi Frekuensi %

1 2 3 4 5

9,0-10 8,0-8,9 6,5-7,9 5,5-6,4 0,0-5,4

1 5 20 20 32

1,3 6,4 25,6 25,6 41,1


(13)

5 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai pengantar akuntansi siswa kelas XI keuangan pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012 dari 78 orang siswa masih belum mencapai nilai yang optimum untuk pelajaran awal atau pelajaran prasyarat sebagai salah satu syarat untuk mempelajari pelajaran selanjutnya, ini terlihat dari nilai-nilai yang diperoleh masing-masing siswa dalam pelajaran prasyarat dan terlihat dari ketekunan dan keseriusan belajar siswa dalam mengikuti (mempelajari) pelajaran yang belum optimal atau kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran dikelasnya, banyak siswa yang cendrung malas belajar, dan dalam

menghadapi masalah seperti menjawab atau mengerjakan soal dan tugas yang sulit mereka akan mengeluh dan malas untuk mengerjakannya, bahkan mencontek hasil kerja temannya atau terlambat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Selain nilai pengantar akuntansi, motivasi juga merupakan faktor yang berasal dari dalam diri (faktor intern) yang mempengaruhi hasil belajar, pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Surya (2004:8) yang mendefenisikan motivasi adalah sesuatu yang dilakukan untuk mewujudkan perbuatan atau proses

menggerakkan motif-motif menjadi perbuatan nyata atau tingkah laku dalam mencapai kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.

Selanjutnya, motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan proses belajar dan pembelajaran, khususnya keberhasilan akan prestasi siswa atau hasil belajar siswa. Kaitannya motivasi dengan hasil belajar adalah seorang siswa akan memiliki hasil belajar yang tinggi apabila siswa tersebut


(14)

6 memiliki motivasi yang tinggi juga. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan mendorong untuk berbuat lebih baik dari yang pernah diraihnya

sebelumnya, baik dari hasil usahanya sendiri maupun hasil yang dilakukan orang lain.

Dari hasil wawancara dengan beberapa guru tentang siswa, ada sebagian anak yang malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan gurunya 28%, masuk kelas tapi jarang memperhatikan pelajaran dikelas 40%. Kebanyakan dari siswa lebih senang bermalas-malasan atau mengobrol dan bermain dengan teman-temannya di saat jam pelajaran berlangsung.(profil SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat).

Berikut adalah hasil penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas XI program keahlian keuangan semester ganjil pada SMKN 1 Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa masih rendah. Hasil prariset yang telah dilakukan pada sejumlah 78 orang siswa kelas XI semester ganjil nilai kompetensi Komputer Akuntansi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Hasil Belajar Akhir Semester Ganjil Mata Diklat Komputer Akuntansi Siswa Jurusan Keuangan SMKN 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nilai

(0-100)

Banyaknya (fi)

Persentase (f Relatif) 1

2 3

70 65

60

16 19 43

20,5% 24.4% 55,1%

78 100%


(15)

7 Berdasarkan Tabel21 siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 16 orang atau 20,5%, nilai 65 sebanyak 19 orang siswa atau 24,4% dan 60 sebanyak 43 orang siswa atau 55,1%. Disimpulkan bahwa > 50% siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.Ketuntasan belajar mengajar (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per-mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan dan data yang di perolehdari guru mata diklat komputer akuntansi di peroleh bahwa kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yang diharapkan adalah 70. Jika siswa belum mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu lagi mengikuti ujian remedial yang di adakan oleh guru mata diklat komputer akuntansi, sebaliknya jika siswa telah memenuhi keriteria ketuntasan mengajar maka tidak perlu lagi mengikuti ujian remedial. Siswa yang telah memperoleh nilai 70 atau lebih dikatakan tuntas atau lulus, tetapi siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 dikatakan belum tuntas atau tidak lulus.. Hal ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zein (2002: 128), yang mengemukakan bahwa apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut masih tergolong rendah.

Rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar

akuntansi dalam penelitian ini antara lain: penguasaan mata diklat pengantar akuntansi yang merupakan prasyarat dalam mengikuti bahan ajar selanjutnya. Penguasaan mata diklat pengantar akuntansi pada tahap tertentu sangat mempengaruhi keberhasilan belajar pada tahap selanjutnya.


(16)

8 Seorang siswa akan mudah mempelajari pelajaran selanjutnya dengan meteri yang telah dipelajari sebelumnya jika siswa tersebut menguasai dasar

akuntansi dengan baik. Siswa akan dapat dengan mudah melakukan pencatatan transaksi hingga pada tahap penyusunan laporan keuangan bila menguasai konsep dasar akuntansi dengan baik. Hal ini diperoleh dengan melakukan pengamatan pada saat jam pelajaranberlangsung dan wawancara kepada guru dan murid. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru, dan tidak mau mengerjakan soal didepan kelas dengan alasan tidak bisa.Hal ini diduga disebabkan oleh siswa yang kurang menguasai dasar akuntansi dengan baik.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi siswa terhadap pelajaran komputer akuntansi. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian suatu prestasi. Dengan adanya motivasi belajar seseorang akan lebih bergairah dan terarah dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Menurut Djaali (2000: 130) mengemukakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar, dan dijelaskan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan fsikologis yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu.

Ada beberapa hal yang menjadi ketertarikan peneliti terhadap subjek penelitian dalam hal ini siswa kelas XI program keahlian keuangan pada SMKN 1 Liwa sebagai berikut. (1) letak atau lokasi sekolah berada di daerah


(17)

9 asal peneliti,(2) prestasi yang dimiliki siswa jurusan keuangan SMKN 1 Liwa, (3) motivasi siswa jurusan keuangan SMKN 1 Liwa,(4) sarana dan prasarana yang dimiliki,(5) memiliki tenaga pengajar yang memadai.

Berdasarkan pembahasan di atas, untuk mengetahui apakah ada pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi, maka peneliti mengambil judul,

“Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi dan Motivasi Siswa Belajar

Komputer Akuntansi Terhadap Hasil belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Ganjil Jurusan Keuangan Pada SMKN 1 Liwa

Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya nilai pengantar akuntansi siswa kelas XI keuangan SMKN 1 Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012.

2. Kurangnya motivasi siswa belajar komputer akuntansi siswa kelas XI keuangan SMKN 1 Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012. 3. Rendahnyahasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI keuangan

SMKN 1 Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012. 4. Rendahnya nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar

akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI keuangan SMKN Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012.


(18)

10 C. Pembatasaan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan masalah penelitian ini adalah mengkaji ada atau tidaknya pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI semester ganjil jurusan keuangan pada SKMN 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh nilai pengantar akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi?

2. Apakah ada pengaruh motivasi siswa belajar komputer akutansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi?

3. Apakah ada pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut.

1. Pengaruh nilai pengantar akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi?

2. Pengaruh motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi?


(19)

11 3. Pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar

komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru pengantar akuntansi dan siswa siswi SMK jurusan keuangan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi, serta sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut dan mendalam lagi.

G. Ruang Lingkup Penelitian a. Objek penelitian

Nilai kompetensi pengantar akuntansi, motivasi siswa belajar akuntansi dan hasil belajar komputer akuntansi.

b. Subjek Penelitian

Siswa siswi kelas XI semester ganil jurusan keuangan pada SMKN 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada saat sesuai dengan izin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Keguruan Dan Ilmu pendidikan sampai dengan selesai.

d. Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Liwa Lampung Barat.

e. Ruang Lingkup Ilmu Ilmu Akuntansi.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN

HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Komputer Akuntansi

Hasil belajar siswa adalah tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar siswa sangat mempengaruhi pada pembelajaran karena hasil belajar merupakan akibat dari pembelajaran. Menurut Dimiyati dan Mujiono (2006: 2) menyatakan bahwa; “hasil belajar merupakan hasil dari tindak lanjut dari tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.

Hasil belajar merupakan perolehan dari evaluasi belajar. Hasil belajar siswa berkenaan dengan kemampuan siswa di dalam memahami materi pelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003: 57), hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya.” Kemudian menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan, “ hasil belajar merupakan hasil dari sesuatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar di akhiri dengan


(21)

13 proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004: 77).

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

Hasil belajar pada suatu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada sisi lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan


(22)

14 pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 4).

Sedangkan menurut pendapat Oemar (2004: 36) mengemukakan bahwa: ”Proses belajar dan hasil belajar sisa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan yang membimbing mereka, dan guru yang berkompetensi, guru yang berkompeten akan lebih

memenciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar para siswanya akan berada pada tingkat yang optimal”.

Dengan demikian, terdapat banyak masalah yang berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran. Para guru

hendaknya dapat menyelesaikan masalah pembelajarannya melalui kegiatan nyata di kelasnya. Kegiatan nyata itu ditunjukkan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan secara profesional (Suhardjono, dalam Arikunto, dkk; 2006: 55).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Anni, 2004: 4). Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupkan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk


(23)

15 mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.

Sedangkan menurut Ahmadi dalam Satuti (2006: 12), menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam satu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes. Maka dari itu untuk mengetahui hasil belajar digunakan alat ukur berupa tes.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat di ketahui dengan menggunakan alat ukur berupa tes. Senada dengan ungkapan Arikunto (2005: 57) dalam Astuti (2006: 12), “ nilai yang di peroleh waktu ulangan bukanlah menggambarkan partisipasi, tetapi menggambarkan hasil belajar.”

Menurut pendapat beberapa ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar merupakan hasil yang di peroleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka menguasai materi pelajaran yang di sampaikan guru dan hasil belajar tersebut terjadi pada segi kognitif, efektif, dan psikomotorik serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Bagi guru hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode mengajar yang telah digunakan.


(24)

16 Hasil belajar dari satu sisi adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan belajar. Pada sisi lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat berguna bagi guru dan juga siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006: 4)

Sesuai dengan pendapatnya Dimyati dan Mujiono, Suparno dalam Sardiman, (2006: 38) mengatakan dalam ciri-ciri belajar bahwa;

“hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari”.

Selanjutnya Sagala (2003: 23) mengatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti

dikemukakan berikut ini.

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan obektif (scholastic attitude test)menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest inventory)

2. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (differential aftitude test)

3. Menguasa bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran disekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test) dan sebagainya.


(25)

17 Terdapat beberapa ciri untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut. 1. Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah dipelajari

dalam kurun waktu yang lama

2. Siswa dapat memberi contoh dari konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya

3. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya

4. Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut

5. Siswa terampil mengadakan hubungan social seperti kerja sama dengan siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, dan lain-lain

6. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas belajar

7. Siswa menguasai bahan yang telah dipelajari minimal 80% dari yang seharusnya dicapai.(Sayuti,2007: 13).

Selanjutnya Sardiman (2006: 49) mengemukakan bahwa adapun hasil belajar itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil

proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat

mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Bagi guru hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode mengajar yang telah digunakan. Dengan demikian dapat dijadikan umpan balik, sehingga pembelajaran akan semakin optimal.

Bloom dalam (Sudjana 2000: 2), mengklasifikasikan hasil belajar yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah sebagai berikut.


(26)

18 a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan sikap hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,sistesis,dan evaluasi b.Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi

c. Ranah psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Selanjutnya menurut Gagne dalam Tarmizi, (2008: 14), perubahan prilaku yang merupakan hasil belajar adalah sebagai berikut.

1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terdapat suatu benda, definisi dan sebagainya

2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.

3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dalam pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran.

4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecendrungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertidak.

5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar tersebut terjadi pada segi kognitif, afektif, dan psikomotorik serta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Namun, pada penelitian


(27)

19 ini peneliti menekankan hasil belajar dari segi kognitif saja yaitu hasil tes formatif yang diberikan akhir siklus.

Selanjutnya pengertian akuntansi menurut Soemarsono (2004: 14), akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Komputer akuntansi adalah kompetensi yang dipelajari siswa sebagai kompetensi lanjutan dari kompetensi pengantar akuntansi yang bertujuan untuk mencatat laporan akuntansi kedalam media komputer.

Berdasakan pengertian tersebut, hasil belajar yang dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran komputer akuntasi yang berupa nilai atau angka yang diberikan oleh guru kompetensi tersebut melalui test tertentu.

2. Nilai Pengantar Akuntansi

Nilai merupakan suatu hasil yang diperoleh dari proses belajar mengajar dan merupakan tolak ukur keberhasilan yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung, menurut Bhinneka (2001: 10) nilai mengandung arti sesuatu yang diinginkan atas hasil perbuatan atau tindakan, dengan kata lain nilai merupakan penghargaan pada setiap pekerjaan yang dilakukan”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang diinginkan atas hasil perbuatan atau tindakan. Nilai yaitu


(28)

20 penghargaan pada setiap pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan. Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari keberhasilan belajar. Pemberian nilai juga merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan umpan balik yang mencerminkan seberapa jauh keberhasilan siswa yang telah dicapai tujuan yang telah ditetapkan dalam belajar mengajar. Nilai yang diperoleh siswa akan dapat membantu dalam usaha memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi berikutnya.

Akuntansi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berstruktur,

terorganisir yang didalamnya terdapat konsep-konsep yang saling berkaitan dan berkelanjutan. Sebagaimana diungkapkan Nasution dalam Astuti (2002: 10) bahwa; “Sesuatu yang baru hanya bisa dipahami berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, karena itu diusahakan kontinuitas dalam suatu materi. Materi yang lalu menjadi syarat untuk memahami materi yang baru.

Menurut Soemarsono (2004: 14), akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan

adanya penilaian dan keputusan yang tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Mata diklat pengantar akuntansi pada sekolah menengah kejuruan akuntansi bertujuan membekali lulusannya dengan berbagai kemampuan dan


(29)

21 prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk melanjutkan

keperguruan tinggi maupun bekal untuk terjun ke masyarakat.

Kompetensi pengantar akuntansi merupakan dasar untuk mempelajari Komputer Akuntasi. Konsep dasar akuntansi adalah, pencatatan transaksi, siklus akuntansi, dan penyusunan laporan keuangan. Penguasaan

pengetahun konsep dasar akuntansi tersebut akan sangat menentukan penguasaan pengetahuan selanjutnya yaitu Komputer Akuntansi. Sehingga untuk menguasai materi dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi

diperlukan penguasaan awal sebagai pengetahuan Prasyarat. Keberhasilan siswa untuk menguasai materi komputer akuntansi sangat ditentukan oleh kemampuan awal yang dimiliknya yaitu pengantar akuntansi.

Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 142); ” bahwa penguasaan konsep memudahkan siswa untuk mempelajari konsep lain. Sehingga dengan menguasai materi pada kompetensi pengantar akuntansi dapat meningkatkan prestasi komputer akuntansi”.

3.Motivasi Siswa Belajar Akuntansi

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Menurut Sardiman (2001: 71) motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek, untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dari dalam diri seseorang ke dalam


(30)

22 bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Djiwandono (2002: 329) mengemukakan bahwa motivasi adalah salah satu prasyarat yang penting dalam belajar. Selanjutnya, Djaali (2000: 130) mengemukakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang mempegaruhi belajar, dan dijelaskan bahwa motivasi adalah suatu kondisi Sosiologis dan fisikologis yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan tetentu.

Motivasi meliputi dua hal yaitu; (1) mengetahui apa yang akan dipelajari; (2) memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari. Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar, sebab tanpa motivasi kegiatan belajar mengajar sulit berhasil (Sardiman, 2005: 40).

Menurut Hamalik (2004: 158), motivasi adalah perubahan energi dari dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Monks dalam Dimyati (2006: 97), motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.

Menurut Surya (2004: 8) yang mendefinisikan motivasi adalah sesuatu yang dilakukan untuk mewujudkan perbuatan atau proses menggerakkan motif-motif menjadi perbuatan nyata atau tingkah laku dalam mencapai kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Donald dalam Sardiman (2003: 73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang


(31)

23 ditandai munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian diatas mengandung tiga element penting, diantaranya.

1.bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi paada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam system “neorophysiological” yang ada pada organisme manusia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2.motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling’, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3.motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan hal yang positif dan untuk menentukan intensitas belajar seseorang untuk mencapai tujuan atau hasil belajar yang diharapkan.

Peranan motivasi belajar, sangat besar pengaruhnya untuk menetukan arah belajar dan tujuan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2004: 85) tiga fungsi motivasi adalah sebagai berikut.


(32)

24 1.Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai motor yang melepas

energi

2.Menentukan arah dan perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak capai

3.Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan untuk menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi perbuatan tersebut.

Untuk lebih jelasnya pengertian belajar menurut Gulo (2002: 8), belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Menurut pengertian ini, perbuatan belajar meupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pegertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh

pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukkan

kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Seperti yang dikemukkan oleh teori Behavioristik dalam Sardiman (2005: 20) menyatakan bahwa; “Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya

interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan responden,” dengan demikian dapat dinyatakan bahwa; 1.belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku melalui kegiatan


(33)

25 2.belajar merupakan suatu proses psikis dan fisik yang terjadi dalam

interaksi seseorang dalam lingkungannya.

3.perubahan dalam diri seseorang dapat berupa kecakapan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).

Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha untuk

pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik. Dengan kata lain dengan adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan hasil belajar yang baik pula.

Dalam Sardiman (2001: 81), disebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosen pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahakan pendapatnya

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Motivasi belajar sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

2. Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai


(34)

26 3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan 4. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi belajar. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajar yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi.

Motivasi siswa untuk menerima pelajaran berbeda-beda, ada siswa yang memiiki motivasi tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini perlu

disadari oleh guru agar dapat memberi motivasi yang bervariasi kepada siswa. Motivasi merupakan hal yang penting bagi siswa.

Motivasi dapat dibagi menjadi dua, seperti yang dikemukakan oleh Sardiman (2001: 88) sebagai berikut.

1. Motivasi Instrinsik

Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi Ekstinsik

yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsangan dari luar.

Penggolongan motivasi diatas dapat dilihat bahwa pada motivasi instrinsik siswa menyadari kegiatan belajar akan bermanfaat karena sejalan dengan kebutuhannya, sedangkan pada motivasi ekstrinsik siswa akan belajar berdasarkan rangsangan dari luar dirinya. Pada


(35)

27 motivasi ekstrinsik peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha untuk menumbuhkan dan menambah motivasi belajar siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Cara membangkitkan motivasi ekstrinsik itu dapat dilakukan dengan memiliki berbagai kegiatan yang perlu dimiliki untuk membangkitkan motivasi belajar, diantaranya sebagai berikut.

Sardiman (2001: 89), mengemukakan:

1. Keinginan untuk mendapatkan ujian yang baik 2. Keinginan menjadi juara kelas/umum

3. Keinginan naik kelas atau lulus ujian

4. Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya ingin untuk dianggap sebagai orang pandai

5. Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6. Keinginan untuk menjadi siswa atau mahasiswa teladan

7. Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan lanjutan

8. Keinginan untuk menjadi sarjana

9. Keinginan untuk di kagumi sebagai orang yang berprestasi

10.Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa.

11.Keinginan untuk melaksanakan anjuran/dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang yang

disegani serta mempunyai hubungan erat.

Jadi, motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik keduanya sangat diperlukan dalam kegiatan mengajar siswa. Sebab peranan motivasi bagi siswa adalah mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar sehingga prestasi belajarnya akan baik. Dengan adanya motivasi belajar, seseorang akan lebih bergairah dan terarah dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Sehubungan dengan hal tersebut motivasi adalah suatu proses untuk menggerakkan


(36)

motif-28 motif menjadi prilaku yang mengatur prilaku untuk memuaskan

kebutuhan dalam rangka pencapaian tujuan (Latif, 2005; 65).

Dalam usaha membangkitkan gairah belajar siswa, ada enan hal yang dapat dilakukan oleh guru, sebagai berikut.

1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar 2. Menjelaskan secara konkrit

3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai siswa

sehingga dapat meransang untuk mendapat prestasi yang lebih baik lagi

4. Membentuk kebiasaan yang baik

5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok

6. Menggunakan metode yang bervariasi (Djamarah,2000: 38).

Motivasi belajar sangat penting bagi siswa dan guru. Pentingnya motivasi bagi siswa adalah sebagai berikut.

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar

3. Mangarahkan kegiatan belajar 4. Membesarkan semangat belajar

menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan.

Selanjutnya Sardiman (2001: 92) mengemukakan adanya beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu;

1. memberi angka (symbol dari kegiatan belajar) 2. pemberian hadiah

3. persaingan atau kompetensi 4. ego-involvement

5. memberi ulangan 6. mengetahui hasil 7. pujian

8. hukuman


(37)

29 10.minat

11.tujuan yang diakui.

Dari pendapatan di atas, ada banyak sekali cara untuk menimbulkan motivasi belajaar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar tersebut selain perlu diterapkan kepada siswa, juga perlu dikembangkan agar motivasi siswa semakin tinggi. Setiap siswa mempunyai hambatan dan kesulitan masing-masing dalam belajar. Selama siswa memiliki

kemampuan atau motivasi belajar yang kuat selama ini pula segala kesulitan dan hambatan dalam proses belajar dapat diatasi atau dapat dicegah agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi siswa yang bersangkutan.

4. Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi

Nilai adalah suatu tolak ukur keberhasilan dari proses belajar

mengajar. Nilai merupakan suatu hal yang sangat penting bagi siswa untuk melihat suatu keberhasilan dan kemampuan belajar selama kurun waktu yang telah ditentukan.

Keberhasilan proses belajar dan pembelajaran meliputi adanya

perubahan sikap siswa baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan tersebut diawali adanya pemahaman konsep, kemampuan siswa dalam menjabarkan dan menarik kesimpulan serta kemampuan siswa dalam menerapkan konsep, menyenangi dan memberi respon positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan memperoleh kecakapan dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.


(38)

30 Hasil belajar komputer akuntansi adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar pada mata pelajaran komputer

akuntansi. Nilai diperoleh dari hasil belajar yang diperoleh.

Konsep dasar pengantar akuntansi merupakan ilmu yang terstruktur, yang terdiri dari konsep-konsep yang sederhana ke konsep yang lebih sulit. Penguasaan konsep dasar pelajaran sangat penting dalam

memperoleh hasil belajar dengan baik dan maksimal. Pelajaran akuntansi, terdapat konsep-konsep dasar yang harus dikuasai oleh siswa, sebelum siswa mempelajari materi-materi berikutnya. Hal ini sesuai pendapat Barata dalam Lida,( 2000: 14) bahwa, “Konsep dasar akuntansi adalah landasan untuk menyusun prinsip akuntansi, yang kemudian dijadikan pedoman utama bagi penyelenggara akuntansi untuk tujuan penyusuanan laporan keuangan yang harus disajikan setiap akhir periode akuntansi atau sesuai kebutuhan”.

Konsep dasar pengantar akuntansi harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa, sehingga siswa akan dapat menguasai konsep-konsep pelajaran akuntansi selanjutnya dengan baik. Jika siswa telah menguasai konsep dasar akuntansi maka siswa akan mudah dalam mempelajari materi pelajaran selanjutnya. Konsep-konsep dasar akuntansi merupakan persyaratan untuk mempelajari meteri selanjutnya sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran selanjutnya.

Penguasaan konsep dasar akuntansi sangat penting bagi siswa dalam menentukan hasil belajarnya. Seorang siswa akan dapat dengan mudah


(39)

31 mempelajari dan menyelesaikan soal-soal, ataupun memudahkan siswa dalam proses pencatatan transaksi sampai pada tahap penyusunan laporan keuangan dengan menguasai konsep dasar pengantar

akuntansi, sehingga prestasi atau hasil belajarnya pun akan lebih baik.

Konsep dasar akuntansi merupakan dasar atau awal mula pemahaman atau pengenalan pembelajaran akuntansi sehingga akan lebih mudah untuk mempelajari pelajaran selanjutnya. nilai dasar akuntansi

merupakan suatu tolak ukur keberhasilan untuk mempelajari komputer akuntansi sehingga tercapai hasil yang diharapkan.

Dalam proses interaksi belajar megajar yang dilakukan oleh guru dan siswa, seorang guru mengharapkan siswa dapat memahami materi pelajaran yang diberikan. Untuk mengetahui siswa dapat memahami materi pelajaran yang telah diberikan guru maka diadakan penilaian terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. Untuk memberikan suatu nilai atau penilaian terhadap hasil belajar siswa harus didasarkan pada kriteria tertentu yaitu memberikan nilai pertimbangan tentang sesuatu yang akan di nilai atau diukur. Penilaian inilah yang merupakan hasil belajar siswa.

5. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar

Motivasi berprestasi siswa merupakan motivasi yang mendorong siswa untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah diraihnya sebelumnya maupun diraih orang lain. Indikator motivasi berprestasi meliputi;


(40)

32 1. berusaha untuk unggul

2. menyelesaikan tugas dengan baik 3. rasional dalam meraih keberhasilan 4. menyukai tantangan

5. menerima tanggung jawab untuk sukses

6. menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi.

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan proses belajar dan pembelajaran, khususnya keberhasilan akan prestasi siswa. Kaitannya motivasi dengan hasil belajar, seorang siswa akan memiliki hasil belajar tinggi apabila siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi juga. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan mendorong untuk berbuat lebih baik dari yang pernah diraih sebelumnya, baik dari hasil usahanya sendiri maupun hasil yang dilakukan orang lain.

Motivasi akan mempengaruhi hasil belajar yang diraih siswa karena sangat diperlukan dalam mencapai tujuan. Semakin kuat motivasi, maka akan semakin dekat seseorang dengan apa yang ingin

dicapainya. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Ada tiga fungsi motivasi yaitu;

a. mendorong manusia untuk berbuat, menjadi sebagai penggerak yang melepaskan energi.

b. menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

c. menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa saja yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan, dengan


(41)

33 B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Studi atau hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bhinneka (2004: 41) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa “ setelah siswa mempelajari dan memiliki prestasi belajar pengantar akuntansi yang baik atau memiliki nilai pengantar akuntansi yang tinggi akan

memudahkan siswa untuk mempelajari materi akuntansi pada tingkat selanjutnya.

2. Thurisia widi astuti (2002: 23) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa “siswa yang keterampilan persyaratannya kurang baik akan mengalami kesulitan belajar, baik dalam penguasaan materi maupun kemampuan dalam memecahkan masalah lainnya.”

Dari hasil penelitian diatas akan memberi dukungan teori yang menguatkan bahwa nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer

akuntansi berpengaruh terhadap hasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI semester ganjil pada SMKN 1 Liwa Lampung Barat tahun pelajaran 2011/2012.

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar pada masa tertentu yang dinyatakan dengan angka. Baik buruknya hasil belajar seorang siswa ditentukan oleh banyak faktor salah satu


(42)

34 diantaranya adalah pengetahuan awal sebelumnya. Penguasaan konsep awal akan mempengaruhi konsep selanjutnya Sebagaimana Nasution (2005: 165) berpendapat, “ konsep awal itu perlu untuk memperoleh dan

mengkomunikasikan pengetahuan lanjutan. Dengan konsep awal memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas”. Rusyan dalam Astuti (2002: 6) menyatakan bahwa, “belajar didasarkan pengalaman yang dapat dijadikan dasar dalam mempelajari materi berikutnya. Bhinneka (2004; 41) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa “ setelah siswa mempelajari dan memiliki prestasi belajar pengantar akuntansi yang baik atau memiliki nilai pengantar akuntansi yang tinggi akan memudahkan siswa untuk mempelajari materi akuntansi pada tingkat selanjutnya. Dalam mempelajari komputer akuntansi siswa harus sudah mendapatkan pelajaran pengantar akuntansi untuk mengantar siswa dalam mempelajari akuntansi berikutnya termasuk komputer akuntansi.

Pengantar akuntansi merupakan pelajaran yang berfungsi memberikan pengetahuan dasar tentang akuntansi kepada siswa baik dalam pengetahuan maupun keterampilan untuk mendukung pelajaran komputer akuntansi yang diberikan pada jenjang berikutnya. Penguasaan jurnal dan keterampilan dalam membantu siswa untuk mempelajari komputer akuntansi.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar komputer akuntansi adalah motivasi siswa belajar komputer akuntansi yang dapat mendorong siswa melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar yang tinggi akan menimbulkan semangat dan gairah dalam belajar sehingga timbul keinginan untuk menguasai pelajaran yang


(43)

35 dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2004: 75), “ motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk

belajar”. Penguasaan konsep dasar pengantar akutansi yang baik serta

didorong oleh motivasi yang tinggi akan menciptakan hasil belajar komputer akuntansi yang baik pula.

Sejalan dengan pemikiran diatas pengaruh antara nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar

komputer akuntansi maka variabel dalam penelitian ini adalah nilai pengantar akuntansi (X1), motivasi siswa belajar komputer akuntansi (X2) terhadap hasil belajar komputer akuntansi (Y). bagan kerangka piker dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi dan Motivasi Siswa Belajar Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi

Nilai Pengantar Akuntansi (X1)

Hasil Belajar Komputer Akuntansi (Y)

Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi (X2)


(44)

36 D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan dan kerangka pikir maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Ada pengaruh nilai pengantar akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi

b. Ada pengaruh motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi

c. Ada pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntasi terhadap hasil belajar komputer akuntansi.


(45)

37

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan Ex Post Facto dan pendekatan survey. “pendekatan Ex Post Facto adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut” (Sugiono, 2004: 7). Sedangkan penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiolagis maupun psikologis” (Sugiono, 2004: 7).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matode deskriftif dan verifikatif adalah metode yang menggambarkan pengaruh dua variabel atau lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Penggunaan metode deskriftif dan verfikatif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskrifsikan pengaruh nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi terhadap hasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI jurusan keuangan pada SMKN 1 Liwa Lampung Barat.


(46)

38 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subyek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian (Koestoro, 2006: 435). Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 72),

mengemukakan bahwa populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Pendapat lain menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 112).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang telah mempelajari kompetensi Komputer Akuntansi yang berjumlah 78 orang siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi tesebut (Sugiono, 2005: 73). Oleh karena adanya keterbatasan jumlah

populasi, maka teknik pengambilan sampelnya menggunakan sampel jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, sehingga penelitian ini disebut dengan penelitian


(47)

39 populasi (Sugiyono, 2005: 78). Oleh karena itu hipotesis statistiknya tidak ada, yang ada hipotesis penelitian dan dalam pembuktiannya tidak ada istilah signifikasi (taraf kesalahan atau taraf kepercayaan) (Sugiyono, 2005: 53). Jadi, banyaknya sampel sama besarnya dengan jumlah dari populasi sebanyak 78 siswa.

C. Variabel Penelitian

“ Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”(Sugiono, 2004: 31). Sedangkan menurut Arikunto (2002: 96) variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel bebas adalah Nilai Pengantar Akuntansi (X1) dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi (X2)

2. Variabel terikat adalah Hasil Belajar Siswa (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

1. Nilai pengantar akuntansi adalah angka yang didapat siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran ketika duduk di kelas I yang dapat dilihat dari perolehan nilai pengantar akuntansi pada semester I. Nilai sebagai data dokumentasi diperoleh dari guru bidang studi pengantar akuntansi.


(48)

40 Indikator yang akan diukur adalah perolehan nilai pengantar akuntansi,

sub indikatornya adalah nilai akhir pengantar akuntansi yang diperoleh dari hasil test sumatif yang dilaksanakan oleh guru bidang studi , dan pengukurannya adalah tingkat besarnya hasil tes pengantar akuntansi dengan skala pengukuran samantic deferrensial.

2. Motivasi siswa belajar komputer akuntansi adalah dorongan atau

keinginan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa untuk mempelajari komputer akuntansi dengan tujuan agar memperoleh hasil belajar yang diinginkan.

Adapun indikatornya meliputi:

a. Motivasi instrinsik adalah dorongan atau rangsangan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

sub indikatornya terdiri dari: - Dorongan untuk belajar

- Keaktifan dalam belajar dikelas

- Keinginan untuk menguasai materi pelajaran - Ketekunan menghadapi tugas

- Dorongan untuk bertanya dan pengukurannya adalah:

- Tingkat keinginan untuk belajar - Tingkat keaktifan dalam belajar

- Tingkat keinginan untuk menguasai materi pelajaran - Tingkat ketekunan menghadapi tugas


(49)

41 - Tingkat keinginan untuk bertanya.

b. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan atau rangsangan yang berasal dari luar diri seseorang untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Sub indikatornya terdiri dari: - Keinginan untuk bersaing

- Keinginan untuk mencapai nilai yang baik - Keuletan dalam menghadapi kesulitan - Pujian dan hukuman

dan pengukurannya adalah sebagai berikut. - Tingkat keinginan untuk bersaing

- Tingkat keinginan untuk mencapai nilai yang baik - Tingkat keuletan dalam menghadapi kesulitan - Tingkat untuk mendapatkan pujian dan hukuman, dengan skala pengukuran samantic deferrensial.

3. Hasil belajar komputer akuntansi adalah hasil yang dicapai seorang siswa dalam mengikuti pelajaran komputer akuntansi yang berupa angka atau nilai dari hasil evaluasi test sumatif yang dilaksanakan oleh guru bidang studi komputer akuntansi dan sebelum diolah untuk dimasukkan kedalam rapor. Hasil belajar sebagai data dokumentasi yang diperoleh dari guru bidang studi komputer akuntansi. Indikator yang akan diukur adalah perolehan nilai komputer akuntansi. Sub indikatornya adalah nilai akhir komputer akuntansi, pengukurannya adalah tingkat besarnya hasil tes komputer akuntansi dengan skala pengukuran samantic deferrensial.


(50)

42 E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di SMKN 1 Liwa khususnya kelas XI semester ganjil.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data-data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan pikiran (Koestoro, 2006: 142). Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa data sekunder. Yaitu nilai pengantar akuntansi dan hasil belajar komputer akuntansi.

3. Teknik Angket

Menurut Sugiono (2005: 135) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan perangkat pertanyaan dan pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Dalam penelitian ini menggunakan arah pengukuran interval dengan skala pengukuran semantic differensial scale yaitu pengukuran penilaian responden terhadap serangkaian pernyataan. Pertanyaan-pertanyaan ini masing-masing diukur dalam 5 skala. Karena kata sifat yang digunakan merupakan kata sifat yang tidak berlawanan seperti setuju dan tidak setuju


(51)

43 maka disebut Semantic Differensial Skala Monopolar, yaitu skor tertinggi menyatakan responden membenarkan pernyataan tersebut dan skor terendah menyatakan responden tidak membenarkan pernyataan tersebut.

F. Uji Persyaratan Instrumen

1. Uji Validitas Instrument

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud” (Arikunto, 2002: 145).

Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

rxy=

} ) ( { } ) ( { ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N         

Keterangan:

rxy= koofisien korelasi antara xy X = Skor butir soal

Y = skor total n = jumlah sampel (Arikunto 2006 : 145).


(52)

44 Dengan uji kriteria apabila r hitung > r tabel maka pengukuran tersebut valid dan sebaliknya apabila r hitung lebih < r tabel maka pengukuran tersebut tidak valid.

2. Uji Realibilitas Instrument

Menurut Arikunto, (2002: 154), ”Reliabilitas menunjuk kepada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya”.

Sebelum angket diujikan kepada responden angket diujicobakan terlebih dahulu kepada populasi percontohan (sampel) untuk mengetahui tingkat realibilitasnya dengan menggunakan rumus alpha, yaitu:

r11= }{1 }

1 {

t i

S S k

k

 

Dalam penelitian ini, untuk menetukan besarnya koofisien korelasi, maka digunakan tabel interprestasi sebagai berikut.

Tabel 3. Tabel Interprestasi Realibilitas Instrumens Besarnya nilai r11 Kriteria 0,8 – 1,00

0,6 – 0,79 0,4 – 0,59 0,2 – 0,39 Kurang dari 0,20

Sangat tinggi Tinggi

Sedang/cukup Rendah Sangat rendah (Arikunto, 2002: 85).


(53)

45 Dengan kriteria uji, r hitung > r tabel maka pengukuran tersebut reliabel. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pengukuran tersebut tidak reliabel.

G. Teknik Analisis Data 1. Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F dengan rumus:

G S

TC S

F 2

2

Keterangan:

S2TC = Varians Tuna Cocok S2G = Varians Galat

Untuk melakukan uji linieritas diperlukan adanya rumusan hipotesis sebagai berikut.

H 0 : Model regresi berbentuk linier H 1 : Model regresi berbentuk non linier

Dengan dk (k-2) dengan dk penyebut (n-k) dengan α = 0,05 tertentu. Kriteria uji, apabila Fhitung<Ftabel maka Ho ditolak yang menyatakan linier dan sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka Ho diterima yang menyatakan tidak linier. Untuk mencari Fhitung digunakan tabel ANAVA sebagai berikut.


(54)

46 Tabel 4. Tabel Ringkasan Anava Variabel X dan Y untuk Uji Linieritas

Sumber Varians Derajat Kebebasan (dk) Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)

Fhitung Ftabel

Total N ˆ2

Y

 - Linier Linier

Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 n-2 JKReg(a) JKReg(b/a) JKRes JKReg(a) JKReg(b/a) JKRes Keterangan: Tuna Cocok Kesalahan (Error) k-2 n-k JKTC JKE RJKTC RJKE

2. Uji Multikolinieritas

Metode uji multikolinieritas yang digunakann dalam penelitian ini adalah metode korelasi product moment sebagai berikut.

rxy =



 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

(Arikonto, 2005: 75).

rumusan hipotesis yaitu:

H0 : tidak terdapat hubungan antar variabel independen Hi : terdapat hubungan antar variabel independen

Kriteria hipotesis yaitu:

Apabila rhitung < rtabel dengan dk=n dan alpa 0,05= maka H0 ditolak sebaliknya jika rhitung > rtabel maka H0 diterima.


(55)

47 3. Uji Otokorelasi

Metode uji otokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik Durbin- Waston.

Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin- Waston adalah sebagai berikut. 1. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS dari persamaan yang akan diuji dan

hitung statistik d dengan menggunakan persamaan d2t(utut1)2/1tut2

2. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian lihat Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai Durbin-Waston Upper, du dan nilai Durbin-Waston, dl

3. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada otokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif:

Ho : ρ < 0 (tidak ada otokorelasi positif) H1 : ρ < 0 (ada otokorelasi positif)

Mengambil keputusan yang tepat : Jika d < dL , tolak Ho

Jika d > , dU tidak menolak Ho

Jika dL < d < dU tidak tersimpulkan

Dalam keadaan tertentu, terutama untuk menguji persamaan beda pertama, uji dua sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas sedangkan langkah 3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada otokorelasi


(56)

48 Ho : ρ = 0

Aturan keputusan yang tepat adalah: Apabila d < dL menolak Ho

Apabila d > 4 – dL menolak Ho Apabila 4 – d> du tidak menolak Ho

Apabila yang lainnya tidak tersimpulkan (Sarwoko, 2005: 141). Rumus hipotesis yaitu;

Ho: tidak terjadi adanya otokorelasi diantara data pengamatan. H1 : terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan

Kriteria;

Apabila nilai statistik Durbin-Waston berada diantara angka 2 atau mendekati angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak memiliki otokorelasi (Rietveld dan Sunarianto).

4.Heteroskedastisitas

Pengujian rank korelasi spearman (spearman’s rank correlation test) Koefisien korelasi rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut.

          ) 1 ( 6 1 2 2 N N d r i s

Dimana d1= perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n= banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut.


(57)

49 Asumsikan

Yi = β0 + β1Xi + ui

Langkah 1 cocokan regresi terhadap data mengenai Y dan X atau dapatkan residual ei.

Langkah II dengan mengabaikan tanda ei, yaitu dengan mengambil nilai mutlaknya ei , meranking baik harga mutlak ei dan Xi sesuai dengan urutan yang meningkat atau menurun dan menghitung koefisien rank korelasi spearman           ) 1 ( 6 1 2 2 N N d r i s

Langkah ke III dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi populasi Ps adalah 0 dan N > 8 tingkat penting (signifikan) dari rs yang disampel depan diuji dengan pegujian t sebagai berikut.

2 1 2 s s r N r t   

Dengan derajat kebebasan = N-2 Hipotesis;

H 0 : Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.

H 1 : Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat dihitung antara ei dan tiap


(58)

50 variabel X secara terpisah dan dapat di uji untuk tingkat penting secara statistik dengan pengujian t (Gujarati, 2000: 177).

H. Uji Hipotesis

1. Regresi Linier Sederhana

Pengaruh antara x dan y dinyatakan kedalam satu persamaan yaitu;

Yˆ= a + bx Keterangan : a = Yˆ- bx

a = 2 2

2 ) ( . )) ( ( )) ( ( X X n XY X X X        

b= 2 2

) ( . ) )( ( X X n Y X XY n        keterangan;

Y = subjek dalam variabel yang diprediksikan a = harga Y bila harga X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisian regresi

x = subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu (Sugiono, 2004: 204).

Untuk menguji hipotesis regresi linier sederhana digunakan rumus; To =

Sb b


(59)

51 Keterangan ;

To = nilai teoritis observasi b = koefisien arah regresi Sb = standar deviasi

Dengan kriteria pengujian hipotesis:

a. apabila to > t maka Ho ditolak yang menyatakan tidak ada pengaruh, sebaliknya apabila to < t maka Ho diterima yang menyatakan ada pengaruh dengan  = 0,05 dan dk (n-2)

b. apabila to >- 2

t

atau to > 2

t

maka Ho ditolak yang menyatakan tidak ada pengaruh, sebaliknya apabila <-

2

t

atau to < 2

t

maka Ho diterima yang menyatakan ada pengaruh dengan  = 0,05 dan dk (n-2)

2. Regresi Linier Multipel

Regresi linier multipel adalah suatu modal untuk menganalisis suatu pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y), dimana variabel bebasnya terdiri dari dua peubah atau lebih. Untuk menguji hipotesis ke-3, digunakan model regresi linier multipel dengan statistik F. pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dapat dilihat dari persamaan sebagai berikut.

Yˆ= bo + b1x1 + b2x2 Keterangan;


(60)

52

1

b =

2

2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( X X X X Y X X X Y X X          2

b =

2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( X X X X Y X X X Y X X         

Selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan statistik F dengan rumus:

Fh = 1 / ) ( ) (  k n sis Jk k reg Jk Keterangan:

Jk (reg) = b1X1Yb2X2Y Jk (sis) = Y2 Jk(reg) n = banyaknya responden k = banyaknya kelompok dengan Ft = F (k : n – k – 1) keterangan:

 = tingkat signifikan k = banyaknya kelompok n = banyaknya responden

dengan kriteria pengujian hipotesis;

a. jika Fh > Ft maka Ho ditolak yang menyatakan tidak ada pengaruh dengan  = 0,05 dan dk (k : n – k – 1)

b. jika Fh < Ft maka Ho diterima yang menyatakan ada pengaruh  = 0,05 dan dk (k : n – k – 1 )


(61)

53 I. Sumbangan Relative Dan Efektif

Sumbangan relatif dan efektif bertujuan untuk mengetahui variabel manakah dari kedua variabel yang diteliti yaitu nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar Komputer Akuntansi pada siswa SMKN 1 Liwa Lampung Barat.

Rumusnya yang digunakan adalah: 1. Sumbangan relatif (SR) SR% =

) (

1 1

reg Jk

Y X X b


(62)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh positif dan signifikan antaraNilai Pengantar Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Jika nilai pengantar akuntansi tinggi maka hasil belajar komputer akuntansinya akan meningkat, sebaliknya jika nilai pengantar akuntansi rendah maka nilai komputer akuntansinya akan rendah.

2. Ada pengaruhpositif dan signifikan antara Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer AkuntansiKelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012dengan kata lain, jika motivasi siswa belajar komputer

akuntansi positif maka hasil belajar komputer akuntansi akan semakin tinggi.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan antara Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar


(63)

93 Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/201.Jika nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi tinggi maka semakin tinggi pula hasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI Keuangan pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011, maka peneliti menyarankan kepada sekolah, guru, siswa dan keluarga antara lain sebagai berikut.

1. Guru hendaknya dalam memberikan nilai kepada siswa seobjektif mungkin karena nilai ini merupakan cerminan dari suatu keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran dan cerminan suatu keberhasilan dalam pelajaran yang berkesinambungan .Nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari keberhasilan belajar.

Pemberian nilai juga merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan umpan balik yang mencerminkan seberapa jauh keberhasilan siswa yang telah dicapai.

2. Siswa sebagai peserta didik hendaknya dapat selalu memiliki motivasi belajar dalam kondisi apapun karena jika siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar maka tidak akan tercapai apa yang diharapkan dari


(64)

94 3. Guru hendaknya mengikuti pelatiahn yang berbasis IPTEK agar dapat

menggunakan komputer dengan baik sehingga dalam proses belajar pembelajan komputer akuntansi dapat lebih mudah membimbing siswa untuk lebih memahami mata diklat komputer akuntansi.

4. Guru hendaknya lebih menerapkan pembelajaran yang berbasis PAIKEM agar hasil belajar yang diperoleh siswa dapat lebih maksimal. Selain itu juga guru harus meningkatkan RPP yang berbasis nasional sehingga proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

5. Pemerintah hendaknya memperhatikan sarana dan prasrana pendidikan dan mendukung program-program sekolah, baik yang bersifat akademik maupun non akademik.

6. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penelitian ini baik secara redaksionis, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain di masa-masa yang akan datang.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian, rineka cipta. Jakarta. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. 208 halaman.

Bhinneka. 2001. Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi dan Intensitas Praktek Terhadap Belajar DEA For Windows Pada Mahasiswa diploma 1 Komputer Akuntansi Startek Komputer Bndar LAmpung tahun Ajaran 2000/2001. Universitas Lampung.

Basrowi, dan Akhmadi Kasinu. 2007. Metodelogi Penelitian Sosial. Jenggale Pustaka Utama: Kediri

Wahyudin, Asep. 2002. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Prasyarat Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas II SMUN 1 Sumber Jaya Tahun Pelajaran 2001/2002. universitas Lampung. 42 Halaman.

A.M, Sardiman.2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Hamzah, 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara: Jakarta. Sudjana. 2002. Akuntansi Pengantar. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada:

Yogyakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Transito: Bandung.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Psikologi Pendidikan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.

Sudijono, Anas. 2002. Metodelogi Penelitian. Rajawali Pers Citra Niaga Buku Perguruan Tinggi. Jakarta .

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Riduan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.


(1)

53 I. Sumbangan Relative Dan Efektif

Sumbangan relatif dan efektif bertujuan untuk mengetahui variabel manakah dari kedua variabel yang diteliti yaitu nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar Komputer Akuntansi pada siswa SMKN 1 Liwa Lampung Barat.

Rumusnya yang digunakan adalah: 1. Sumbangan relatif (SR) SR% =

) (

1 1

reg Jk

Y X X b


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh positif dan signifikan antaraNilai Pengantar Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Jika nilai pengantar akuntansi tinggi maka hasil belajar komputer akuntansinya akan meningkat, sebaliknya jika nilai pengantar akuntansi rendah maka nilai komputer akuntansinya akan rendah.

2. Ada pengaruhpositif dan signifikan antara Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer AkuntansiKelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012dengan kata lain, jika motivasi siswa belajar komputer

akuntansi positif maka hasil belajar komputer akuntansi akan semakin tinggi.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan antara Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar


(3)

93 Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/201.Jika nilai pengantar akuntansi dan motivasi siswa belajar komputer akuntansi tinggi maka semakin tinggi pula hasil belajar komputer akuntansi siswa kelas XI Keuangan pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi Dan Motivasi Siswa Belajar Komputer Akuntansi Terhadap Hasil Belajar Komputer Akuntansi Siswa Kelas XI Keuangan Pada SMK Negeri 1 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011, maka peneliti menyarankan kepada sekolah, guru, siswa dan keluarga antara lain sebagai berikut.

1. Guru hendaknya dalam memberikan nilai kepada siswa seobjektif mungkin karena nilai ini merupakan cerminan dari suatu keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran dan cerminan suatu keberhasilan dalam pelajaran yang berkesinambungan .Nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari keberhasilan belajar.

Pemberian nilai juga merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan umpan balik yang mencerminkan seberapa jauh keberhasilan siswa yang telah dicapai.

2. Siswa sebagai peserta didik hendaknya dapat selalu memiliki motivasi belajar dalam kondisi apapun karena jika siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar maka tidak akan tercapai apa yang diharapkan dari


(4)

94 3. Guru hendaknya mengikuti pelatiahn yang berbasis IPTEK agar dapat

menggunakan komputer dengan baik sehingga dalam proses belajar pembelajan komputer akuntansi dapat lebih mudah membimbing siswa untuk lebih memahami mata diklat komputer akuntansi.

4. Guru hendaknya lebih menerapkan pembelajaran yang berbasis PAIKEM agar hasil belajar yang diperoleh siswa dapat lebih maksimal. Selain itu juga guru harus meningkatkan RPP yang berbasis nasional sehingga proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

5. Pemerintah hendaknya memperhatikan sarana dan prasrana pendidikan dan mendukung program-program sekolah, baik yang bersifat akademik maupun non akademik.

6. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penelitian ini baik secara redaksionis, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain di masa-masa yang akan datang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian, rineka cipta. Jakarta. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. 208 halaman.

Bhinneka. 2001. Pengaruh Nilai Pengantar Akuntansi dan Intensitas Praktek Terhadap Belajar DEA For Windows Pada Mahasiswa diploma 1 Komputer Akuntansi Startek Komputer Bndar LAmpung tahun Ajaran 2000/2001. Universitas Lampung.

Basrowi, dan Akhmadi Kasinu. 2007. Metodelogi Penelitian Sosial. Jenggale Pustaka Utama: Kediri

Wahyudin, Asep. 2002. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Prasyarat Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas II SMUN 1 Sumber Jaya Tahun Pelajaran 2001/2002. universitas Lampung. 42 Halaman.

A.M, Sardiman.2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Hamzah, 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara: Jakarta. Sudjana. 2002. Akuntansi Pengantar. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada:

Yogyakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Transito: Bandung.

Suryabrata, Sumadi. 2000. Psikologi Pendidikan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.

Sudijono, Anas. 2002. Metodelogi Penelitian. Rajawali Pers Citra Niaga Buku Perguruan Tinggi. Jakarta .

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Riduan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.


(6)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarata.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Bandar Lampung.

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian. PT Asdi Mahasatya: Jakarta. Djaali, H. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMK YP 96 BUKIT KEMUNING LAMPUNG UTARATAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 74

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 19 91

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI KEUANGAN SMK 1 SWADHIPA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 7 82

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH NILAI PENGANTAR AKUNTANSI DAN MOTIVASI SISWA BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI TERHADAP HASIL BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI SISWA KELAS XI KEUANGAN PADA SMKN 1 LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 66

PENGARUH SIKAP TERHADAP GURU DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMADIYAH 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 19 75

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 68

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 17 69

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 12 83

PENGARUH EXPECTANCY DAN TASK VALUE TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA MATERI AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 SEPUTIH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 125