1
Kajian Kritis Teologis Terhadap Ajaran Tauhid Di Gereja Jemaat Allah Global Indonesia Di Semarang
Timotius Roessan Sugiharto Pdt. Yusak B. Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D
Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid di Gereja Jemaat Allah Global Indonesia di Semarang. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang Allah dipandang Esa dan tunggal baik dalam pemahaman iman
Kristen maupun Islam. Pandangan tentang Yesus dipahami sebagai anak Allah dan bukan Allah Anak. Hal ini karena Yesus merupakan malaikat. Sedangkan Roh Kudus
merupakan Kuasa Allah dan bukan sebagai suatu pribadi. Pemahaman yang demikian menyebabkan konsep Trinitas sangat sempit karena berbeda dengan konsep pemahaman
iman kristen pada umumnya mengenai trinitas yang memahami bahwa Allah, Yesus, dan Roh Kudus sehakekat atau satu kesatuan dan Yesus bukanlah malaikat melainkan Allah
Anak dalam pemahaman inkarnasinya.
Kata Kunci:
Tauhid, Trinitas, dan Inkarnasi.
1. Pendahuluan
1. 1. Latar Belakang
Ajaran Kekristenan adalah ajaran yang mengimani Tuhan berdasarkan pada teks-teks yang terdapat dalam Alkitab.
1
Teks yang terdapat dalam Alkitab ditulis dan disusun berdasarkan sejarah perkembangan pengalaman iman bangsa
Yahudi. Pengalaman iman Yahudi mengalami perkembangan dengan kemunculan Yesus Kristus, yang menyebabkan munculnya sebuah aliran kepercayaan yang
mendasari ajarannya pada Yesus secara holistik keseluruhan. Ajaran Kekristenan diprakarsai oleh para pengikut Yesus berdasarkan
pengalaman iman mereka selama bersama Yesus. Para pengikut Yesus menyebarkan ajaran Kekeristenan diberbagai tempat di wilayah mediterania dan
sekitarnya. Kemudian seiring berjalannya waktu ajaran Kekristenan sampai di Indonesia. Bahkan muncul berbagai macam gereja, menurut data statistik
1
R. Soedarmo, Kamus Istilah Teologi Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996, 49.
2 Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen Departemen Agama RI,
menemukan 275 organisasi gereja Kristen Protestan.
2
Ajaran Kekristenan pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan atau aliran utama yaitu: Katolik Roma Gereja Barat, Katolik Ortodoks Gereja
Timur dan Protestan.Selain itu dalam perkembangannya aliran dalam agama Kristen protestan terpecah dalam beberapa bagian besar diantaranya, calvinis,
aliran baptis, metodis, presbiterian reformed dan sebagainya.
3
Pengajaran tentang Tuhan Yesus dari ketiga golongan dan aliran-aliran tersebut terlihat perbedaannya dalam bentuk dogma-dogma yang memiliki sudut
pandang dan sebuah pemahaman akan Tuhan pada masing-masing golongan, yang sudah ada sejak awal penyebaran ajaran Kekristenan yang dibawa oleh para
pengikut Yesus. Oleh karena itu, ajaran-ajaran tentang Tuhan sendiri sangatlah bervariatif dan memiliki begitu banyak cara dalam mengekspresikan
pemahamannya terhadap Tuhan, begitu juga dengan pemahaman tentang Trinitas dari ketiga golongan aliran utama kekristenan yang berkembang pada umumnya.
Pada umumnya ajaran Kekristenan mendasari pemahaman imannya pada dogma Trinitas.
4
Menurut Harun Hadiwijono dogma Trinitas adalah ajaran yang mengajarkan tentang Tuhan Allah, yang sebagai Sekutu umat-Nya, telah
menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai yang Esa tadi, selanjutnya dengan Firman dan karyaNya, juga menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya
sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.
5
Pemahaman tentang Trinitas ini ditegaskan juga oleh Niftrik dan Boland yaitu Allah adalah satu dan esa; namun demikian,
harus dibeda-bedakan antara Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus.
6
Akan tetapi, Gereja Ortodoks “Gereja Timur” yaitu Yunani, Rusia dan lain-lain
mengajarkan, bahwa Roh Kudus hanya keluar dari Allah Bapa, padahal Gereja
2
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja Jakarta: Gunung Mulia 2008, 1.
3
Jan S Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja Jakarta: Gunung Mulia 2008, 2.
4
Th. van den End, Harta Dalam Bejana Jakarta: Gunung Mulia 2008, 77. Pada konsili Konstantinopel 381 dicapai persetujuan tentang persoalan Trinitas: Bapa, Anak dan Roh Kudus
adalah Esa menurut hakekatnya keAllahannya, tetapi merupakan tiga pribadi bacaan. Tetapi keesaan tidak boleh dipikirkan lepas dari ketigaan, dan ketigaan tidak lepas dari keesaan.
5
Harun Hadiwijono, Iman Kristen Jakarta: Gunung Mulia 2005, 103.
6
G.C.van Niftrik B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini Jakarta: Gunung Mulia 2008, 347.
3 Barat dalam dogmanya mengakui, bahwa Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan
Allah Anak “filioque”, dan dari anak.
7
Ditengah keberagaman dan perbedaan-perbedaan tentang ajaran-ajaran Kekristenan yang diajarkan oleh gereja, pada umumnya gereja mendasari
pemahaman iman tentang Tuhan pada ajaran Trinitas. Namun, gereja Jemaat Allah Global Indonesia JAGI
8
, mendasari pemahaman imannya bukan pada ajaran Trinitas melainkan pada ajaran Tauhid. Ajaran Tauhid adalah ajaran yang
percaya pada satu Allah, yaitu Bapa, dan menolak Trinitas.
9
Disamping itu, ajaran Tauhid percaya bahwa Al Qur’an adalah wahyu dari Allah dan Muhammad SAW
adalah nabi juru bicara Allah dan juga percaya pada Taurat dan Injil serta menerima Yesus sebagai Kristus Almasih.
10
Ajaran Tauhid tidak percaya Allah itu satu dalam tiga pribadi Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus. Allah
yang disembah adalah Allah dari Yesus, Muhammad SAW, Abraham, Ishak dan Yakub, serta para nabi lainnya.
11
Ajaran Tauhid diajarkan didalam Gereja JAGI, TjahjadiNugroho, Ahmad Wilson, Nathan dan Amio Sahetapy berawal dari sebuah diskusi panjang yang
mereka lakukan sejak tahun 1996 menghasilkan sebuah pemahaman baru tentang Tuhan, dimana mereka melihat bahwa Kekristenan selama ini telah mengalamai
kekeliruan terhadap pemahamannya tentang dogma Trinitas yang mempercayai Tuhan dalam tiga pribadi yaitu Bapa, Putera dan Roh Kudus. Mereka melihat
bahwa Tuhan itu Esa dan Yesus bukanlah Tuhan seperti apa yang dipahami oleh orang-orang menganut dogma Trinitas. Berangkat dari pemahaman inilah mereka
yang mengaku mendirikan sebuah Gereja dengan nama JAGI pada tahun 2005 silam yang terletak di kota Semarang. Melalui Gereja inilah mereka mengajarkan
sebuah pemahaman baru tentang Tuhan yaitu ajaran Tauhid.
12
7
R. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, 125. Perbedaan dalam hal filioque ini mengakibatkan perpecahan antara Gereja Barat dengan pusatnya di Roma dan Gereja-gereja Eropa
Timur dengan pusatnya di berbagai tempat Konstantinopel, Moskwa, Alexandria dll., yang disebut Gereja-gereja Ortodoks. Terjadi pada tahun 1054.
8
Untuk seterusnya saya akan menggunakan singkatan JAGI untuk Jemaat Allah Global Indonesia.
9
Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan Semarang: Sadar Publications 2005, vii.
10
Frans Donald, Allah dalam Alki tab dan Al Qur’an: Sesembahan yang sama atau
Berbeda? Semarang: Sadar Publications 2005, 83.
11
Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al Qur’an, 84.
12
Wawancara dengan Aryanto Nugroho, Elder atau Pendeta Gereja JAGI di Semarang.
4 Melihat fenomena tersebut berbeda dengan pemahaman iman kristen pada
umumnya yang meletakkan dasar pemahaman imannya pada dogma Trinitas.Bahkan bertolak belakang pada dogma Trinitas. Gereja JAGI kemudian
memaknai pemahaman imannya pada keesaan yang berbeda. Dimana mereka memahami Tuhan bukan lagi sebagai tiga pribadi yang esa akan tetapi satu pribadi
yang esa yaitu ajaran Tauhid. Melihat fenomena ini saya mengangkat judul penelitian tentang:
Kajian Kritis Teologis terhadap Ajaran Tauhid di Gereja Jemaat Allah Global Indonesia di Semarang
1. 2. Rumusan masalah dan tujuan penelitian