DoktrinTritunggal T1 712008020 Full text

9 Agatho dan surat sinode Roma, yang merangkumkan pendirian Gereja di kawasan barat dan senada dengan keterangan sinode Lateran. 30 Konsili Konstantinopel ketiga adalah konsili terakhir yang dengan ini menentukan bagaimana umat Kristen, kesetiannya pada awal, memikirkan dan membahasakan imannya kepada Yesus Kristus. Dengan syahadat-syahadat yang dirumuskan konsili- konsili itu diberikan semacam “tata bahasa iman” kepada umat. 31 Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman Tuhan dalam kekristenan tertuang dalam sebuah pengakuan iman atau syahadat, yang didalamnya terkandung doktrin tritunggal. 2. 2. DoktrinTritunggal Doktrin tentang tritunggal adalah sebuah perwujudan penyataan Allah sebagai sekutu umat-Nya, dimana Allah yang satu dan esa di dalam hakekat-Nya yakni hakekat ilahi, menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya di dalam firman dan karya-Nya, dalam tiga cara berada yakni Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Tiga cara berada tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan, namun harus dibeda-bedakan. Hal ini ditegaskan juga oleh Harun Hadiwijono bahwa: Tuhan Allah adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus di dalam karya-Nya sejak semula hingga kini dan untuk selama-lamanya. Tuhan Allah adalah Tritunggal di dalam segala karya-Nya, baik di dalam penjadian, maupun di dalam hakekat- Nya sebagai sekutu umat-Nya, dahulu, sekarang dan untuk selama-lamanya. 32 Cara berada yang pertama adalah sebagai Allah Bapa, dimana Allah dan Bapa merupakan sebuah satu kesatuan yang menunjuk kepada hakekat Allah sendiri yang didalam hakekat-Nya Allah adalah Bapa. 33 Apabila pengikut Yesus Kristus mengaku Allah sebagai Bapa, maka yang dimaksudkan ialah bahwa Allah adalah pangkal dan sumber segala hidup. 34 Dalam Perjanjian Lama, Bapa adalah Tuhan Allah yang di dalam firman dan karya-Nya menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai sekutu Israel, oleh karena Dialah pencipta, 30 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 170-175. 31 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, 182. 32 Harun Hadiwijono, Iman Kristen Jakarta: Gunung Mulia, 2005 133. 33 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini Jakarta: Gunung Mulia, 2008 94. 34 J. Verkuyl, Aku Percaya: uraian tentang Injil dan seruan untuk percaya Jakarta: Gunung Mulia, 2001 44. 10 penyelamat dan pembebasnya. 35 Begitu juga di dalam Perjanjian Baru, pengertian Bapa jika dikenakan kepada Tuhan Allah dalam arti yang dinamis menunjuk kepada Allah yang aktif dalam firman dan karya-Nya bagi keselamatan anak- anak-Nya yang dikasihi-Nya. 36 Cara berada yang kedua adalah Allah Anak atau Firman yang adalah Yesus Kristus. Sebab Allah menyatakan hati-Nya dalam cara-ke-ada-an cara berada yang kedua. Ia mengadakan persekutuan di dalam hakikat-Nya sendiri. Di dalam sejarah penyataan Allah ternyata pula bahwa Ia mengadakan persekutuan dengan manusia, dengan cara ke-ada-an-Nya cara berada-Nya yang kedua ini yang disebut Firman. 37 Oleh karena itu di dalam Firman atau Anak, Allah keluarmenyerahkan dan menyatakan diri sendiri. Dimana Anak atau Firman itu sendiri pada hakikatnya adalah Allah sendiri. Firman, Anak Tunggal Bapa, telah menjadi sama dengan manusia di dalam Yesus Kristus dan hidup di antara manusia. 38 Hal ini ditegaskan juga oleh Niftrik dan Boland yang mengatakan Yesus Kristus sebagai Anak Allah adalah suatu gelar yang bukan hanya suatu gelar kehormatan melainkan gelar yang menunjuk keadaan hakiki Yesus Kristus sebagai “Anak Allah” Ia adalah sungguh-sungguh Allah yakni Allah Anak. 39 Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi manusia. 40 Cara berada yang ketiga adalah Allah Roh Kudus. Roh Kudus adalah Allah sendiri yang datang kepada manusia dari luar dari atas, yang menyatakan diri-Nya kepada umat serta bertindak terhadap manusia. 41 Dan juga berkenan menciptakan bagi-Nya suatu tempat di dalam hati orang percaya, yang artinya diadakan-Nya suatu hubungan yang sebelumnya tidaklah terdapat antara manusia dengan Allah. 42 Hal ini sependapat dengan J. Verkuyl yang mengatakan Allah Roh Kudus adalah Roh Allah yang keluar dari Allah dan adalah Allah juga. Dialah cara-ke-ada-an cara-berada yang ketiga dalam hakikat Allah. Roh ini pun keluar dari Anak Allah, oleh karena itu kadang-kadang juga disebut Roh Bapa. 35 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 115. 36 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 117. 37 J. Verkuyl, Aku Percaya, 45. 38 J. Verkuyl, Aku Percaya, 46. 39 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 201. 40 Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 118. 41 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 334. 42 G.C. van Niftrik dan B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, 335. 11 Roh ini pun keluar dari anak Allah, oleh karena itu kadang-kadang disebut juga Roh Anak atau Roh Kristus. 43 Bahkan hal ini ditekankan juga oleh Harun Hadiwijono yang mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan Yesus sendiri, sepanjang Tuhan Yesus Kristus yang telah dimuliakan itu menyerahkan diri-Nya kepada umat-Nya hingga dapat dialami oleh umat-Nya. Selain itu, Roh Kudus dapat disamakan dengan Kristus, Anak Allah, dilihat dari segi Roh itu adalah Kristus yang hadir berbuat untuk menjadikan orang-orang milik-Nya menikmati hasil karya penyelamatan-Nya. 44 Berdasarkan ketiga cara berada penyataan Allah dapat disimpulkan bahwa ajaran Trinitas adalah ajaran yang mempercayai satu Allah dalam tiga cara berada-Nya di dalam firman dan karya-Nya. Itu berarti pemahaman teologis kekristenan adalah monoteisme yang berpola Trinitas-Teosentris Tritunggal adalah Allah.

2. 3. Doktrin Inkarnasi dalam ajaran Kekristenan