23 murid-muridnya terus bersekutu sampai mereka memperoleh kuasa Roh Kudus
pada hari Pentakosta. Dengan semangat luar biasa, mereka aktif memberitakan hal penyelamatan Allah melalui Kristus kepada orang banyak.
123
Yesus Kristus memelihara umat beriman dengan kuasa Ilahinya. Roh Kudus akan mengingatkan
orang percaya akan semua ucapan dan janji Yesus.
124
Selain itu Roh kudus juga dimaknai sebagai pemberi daya bagi umat dalam menghadapi penderitaan dan
permasalahan-permasalahan mereka di dunia.
4. Kajian kritis Teologis tentang ajaran Tauhid
Pada bagian ini akan dikaji pemahaman tentang ajaran Tauhid mengenai pemahaman tentang Allah, pemahaman tentang Yesus, pemahaman tentang Roh
Kudus dan pemahaman inkarnasi secara Kritis.
4. 1. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Allah
Dalam ajaran Tauhid pemahaman Allah sang khalik semesta alam, adalah Allah yang memiliki pribadi yang esa. Allah sang khalik semesta alam di dalam
Perjanjian Lama disebut YHWH dan Perjanjian Baru disebut Bapa, yang adalah pribadi yang sama.YHWH dan Bapa, kedua sebutan ini menunjuk kepada Pribadi
Mahabesar yang sama, satu-satunya Allah yang benar. YHWH sebagai Allah yang esa.
125
Pemahaman ini tentunya sangat bertendensi pada dogmaUnitarian, teologi yang dibangun adalahmonoteisme-teosentris. Dimana hakekat Allah adalah
pribadi yang esa, satu-satunya Allah. Esa dari kata Ibrani echad yang bersifat numerik, yang artinya satu atau tunggal. Tunggalnya pribadi YHWH diungkapkan
bukan hanya oleh kata esa atau satu, namun juga satu-satunya, tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah.
126
Sementara itu pemahaman Allah dalam kekristenan, Tuhan Allah sebagai sekutu umat-Nya, telah menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya sebagai yang
esa dengan firman dan karya-Nya dalam tiga cara berada, yakni sebagai Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Pemahaman ini senada dengan Verkuyl,
123
Tjahjadi Nugroho, Agama Kekuasaan dan Kekuasaan Agama, 41.
124
Tjahjadi Nugroho, Manusia Yesus Kristus, 197.
125
Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 28.
126
Ellen Kristi, Bukan Allah tapi Tuhan, 28.
24 Harun, dan Boland Niftrik mengenai pribadi Allah yang esa dalam tiga cara
berada, dalam ajaran kekristenan disebut Tritunggal.
127
Tritunggal itu ada di dalam keesaan dan keesaan itu ada di dalam Tritunggal.
128
Pemahaman Allah dalam kekristenan ini tentunya sangat bertendensi pada dogma Trinitas, dimana
teologi yang dibangun adalah trinitas-teosentis. Tentunya pemahaman Allah ajaran Tauhid dan kekristenan sangatlah
bertolak belakang dalam hal mengintepretasikan Allah. Pembedaan antara ajaran Tauhid dengan kekristenan terletak pada kristosentrisme dan pneumasentrisme,
dimana dalam ajaran Tauhid tidaklah menekankan kedua pemahaman tersebut bahkan menolak dan hanya menekankan mono-teosentrisme. Sedangkan
monoteisme yang dibangun dalam kekristenan adalah trinitas-teosentris, yang didalamnya terdapat unsur teosentrisme, kristosentrisme, dan pneumasentrisme.
129
Karena menurut Niftrik dan Boland, penyataan Allah dengan tiga cara berada tidak boleh dilepaskan atau dipisah-pisahkan satu sama lain, oleh karena keesaan
Allah yang Tritunggal adalah keesaan-hakekat, keesaan hakiki.
130
Disamping itu, menurut Verkuyl pengakuan ketritunggalan Allah tidaklah menghancurkan
pengakuan tentang keesaan Allah.
131
4. 2. Kajian kritis teologis terhadap pemahaman Yesus